Puisi - Di sebuah Taman Rahasia
puisiSebuah Taman Rahasia Kita
Adalah sebuah kuntum yang
bergejolak diantara jejak-jejak kuas diatas kanvas.
Ini mungkin sebagai
helaan terakhir dari warna-warni pelangi
pelangi yang
bermaharajalela di malam bergemuruh yang hanya tampak jika petir
menyambar.
Maka mimpi yang manakah
yang akan kau janjikan?
Jika sang penguasa waktu
telah melirihkan apa yang diharap menyenangkan
terus kemudian yang
terdengar hanya alunan biola panjang pertanda kematian akan segera
berkumandang.
Wahai malam berselimut
api
adakah makna dari kilau
emas yang dipaksakan untuk menjadi suci?
Atau hanya sebuah
lingkaran perjanjian yang harus dikhianati?
Karena memang begitulah
seharusnya.
Harus atau mati!
Agar setiap kelopak melati
tak berganti menjadi hitam karena api
Aku ingin bertanya
Dimanakah
letak bersarangnya gagak rimba yang merangkai puisi?
Dimanakah tempat
dibariskannya lembar-lembar rahasia pujangga?
Dan kapan semua bait-bait
itu dihantarkan kepada Tuhan pemilik semesta?
Dan mengapa setiap gagak
yang mengantarnya selalu jatuh dan mati,
tanpa sempat menyatakan
salam damai hari ini?
Dasar bodoh!
Sejak kapan sajak-sajak ini
berarti?
Bukannya sebuah nisan tua
akan terlupakan?
Begitu juga halnya gurun
sepi yang dibenci
tak ada bedanya dengan
langkah-langkah dalam gulita yang tak perlu diingat.
Maka..! pulanglah wahai
kertas kusam
Tuanmu akan menulisnya
kembali
dengan kata-kata rayuan yang
lebih keras, lebih marah dan lebih benci
sebelum kau dibakar oleh
waktu
sebelum angin musim hujan
menggunjingmu
setelah semua itu kau akan
menjadi abu
Hai manusia tidak berguna!
terkadang Tuhan tidak
seperti yang engkau fikirkan
oleh sebab itu taqdir tak
dapat kau perhitungkan
lantas kuatlah! Karena kau
terbiasa dicaci-maki
bahkan semua sumpah serapah
itu layak untukmu
kecuali kau dapat membeli
semua itu
kecuali kau dapat membeli
semua itu
kecuali kau dapat membeli
semua itu.