Puisi - Surat Yang Tak Tersampaikan

Puisi - Surat Yang Tak Tersampaikan



Surat yang tak pernah tersampaikan.


Seperti halnya waktu..
berlalu tak kan pernah kembali, sekeras apapun menangis ianya akan tetap pergi.
Maka tangan tangan lemah itu akan terus menggali dari apa yang disisakan sejarah
dan bertumpuk di lembaran-lembaran kertas, kadang berhamburan tertiup angin.

Kertas yang telah kusut itu akan sulit dirapikan lagi
terlebih jika mesti ditulis kembali
namun apa daya jika taqdir memaksa
hingga yang tersisa pena tua dan segenggam cerita yang tertulis dikertas-kertas lusuh

Kemudian dinding dinding berdebu itu mulai menunjukkan betapa perkasanya waktu
hingga jari jari itu mulai lemah merangkai kata demi kata
hanya demi sebuah pinta yang mungkin tak pernah diciptakan Tuhan
atau sesuatu yang tak pernah dikenali karena terlalu indah

Lantas lembar demi lembar cerita tentang pelangi yang merona pun tercipta
penuh bujuk rayuan manja paling puitis yang pernah ada
dengan kata-kata yang tak pernah terlintas difikiran para pujangga
begitu bagus bagaikan musim semi abadi yang siang harinya pun bertaburan bintang-bintang berwarna

Tapi mengapa wahai ratu yang menari di kesunyian malam?
Setelah kau menulisnya dengan disaksikan air mata dan kepakan sayap ribuan merpati
dengan seluruh kisah-kisah terbaik yang paling romantis diantara rerimbunan bunga
kemudian engkau membakarnya begitu saja?

Apa yang salah dengan semua itu?
Bukankah semua nyanyian fajar mentari dan riak air di kala senja telah menggerakkan penamu?
Lantas kenapa kau tidak pernah mengirimkannya?
Padahal para malaikat telah menunggumu untuk menghantarkan semua surat cinta itu padaNya

Sekarang kau malah diam, bisu dan sunyi
engkau tak menyisakan satu bait puisi pun untuk kubaca sebagai kenangan
engkau membakar habis semua, hingga tak kan ada yang menyaingi tulisan terindahmu
bahkan sisanya kau bawa terkubur sendiri dan hilang dibalik batu nisanmu

Ya sudahlah wahai hujan yang terbawa angin di pemakaman ini
sampaikan pada sang penulis taqdir yang menciptakan warna purnama
terangkan padaNya bahwa sandiwara ini terkadang begitu memilukan
seperti yang kutulis saat ini., tentang surat mu yang tak pernah kau sampaikan.

By RDK03 a.k.a Ahmad Raj.
Based on true story,
Ditulis dalam bentuk bait-bait puisi.
Untuk tengah malam 28 august 2014