Bahaya! Sampah Ruang Angkasa Bisa Jatuh kapan Saja

Bahaya! Sampah Ruang Angkasa Bisa Jatuh kapan Saja

sampah ruang angkasa

Kemajuan teknologi pasti memunculkan produk sampingan yang tidak diinginkan. Revolusi industri telah menghasilkan tingkat polusi yang sebelumnya tidak terlihat, komputer membawa kita kepada limbah elektronik dan eksplorasi ruang angkasa telah menciptakan "sampah antariksa" ribuan satelit mati, meninggalkan roket dan bangkai pesawat ruang angkasa yang meluncur pada kecepatan tinggi yang mengitari Bumi.


Sampah Luar Angkasa

Pada 2009, ada sekitar sepertiga dari satu juta keping sampah antariksa yang mengorbit planet kita. Meskipun ada banyak ruang di ruang angkasa, jadi begitu banyak benda liar dan beberapanya dengan orbit yang tumpang tindih dari pesawat operasional ruang angkasa, menyajikan fakta betapa bahaya nyata bagi satelit diatas dimana kita bergantung padanya untuk kebutuhan internet, GPS, data meteorologi dan banyak hal lainnya.

Ada banyak dampak peristiwa besar yang melibatkan puing-puing di ruang angkasa sejak awal 1980-an. Yang pertama dikonfirmasi bencana tersebut terjadi ketika dinonaktifkan satelit Rusia Kosmos 2251 dan operasional satelit Amerika Iridium 33, satelit komunikasi itu kemudian bertabrakan di atas langit Siberia pada tahun 2009. Keduanya hancur, dan berhamburan ratusan potongan dari puing-puing ledakan tersebut.

Serta tabrakan spektakuler dan mahal lainnya seperti, pesawat ruang angkasa yang mengalami kerusakan akibat dari dampak konstan dengan benda-benda liar yang lebih kecil, yang dapat berakibat menganggu misi mereka.

Menanggapi bahaya ini, raksasa kedirgantaraan Lockheed Martin telah bekerja sama dengan perusahaan Australia Sistem Optic Electro (EOS) untuk mengembangkan situs pelacakan benda antariksa di pedalaman Australia Barat yang menggunakan kombinasi laser dan sistem optik sensitif, sistem ini akan mendeteksi, mengenali dan melacak puing-puing yang berpotensi membahayakan.
Sistem pemetaan ruang angkasa canggih ini dapat melacak kecepatan, rotasi dan komposisi diorbit satelit.

"NASA dan Departemen Pertahanan telah mendaftar dan memonitor ratusan ribu benda ruang angkasa selama beberapa dekade, dari satelit ke asteroid," ucap Mark E. Lewis, juru bicara dari Lockheed Martin. "Kami menggunakan system radar seperti ruang berpagar, kita dapat mengidentifikasi jenis dan ukuran puing-puing.

"Namun, kita perlu gambaran yang lebih jelas tentang apa yang terjadi di sana. Sensor optik canggih di lokasi baru akan dapat dengan cepat dan tepat untuk mengukur ukuran, kecepatan dan karakteristik objek ruang angkasa dan puing-puingnya. "

Stasiun Australia, dekat Exmouth, dapat memperbesar objek tertentu untuk menentukan dari materi apa benda-benda itu terbuat, ke arah mana mereka berputar, dan seberapa cepat mereka sedang menuju. Diharapkan akan dapat beroperasi pada awal 2016, sebagian besar situs ini akan segera dioperasikan, dan hubungannya dengan Lockheed Martin dan EOS aset, diharapkan dapat memperoleh data orbit untuk sekitar 200 benda angkasa setiap harinya.

"Lokasi geografis Australia memiliki tempat yang ideal untuk fasilitas situasional ruang angkasa," Lewis menjelaskan. "Situs ruang angkasa ini menyediakan sudut pandang yang luar biasa untuk melihat sebagian besar dari langit selatan dan menganalisis persentase yang signifikan dari orbit satelit."

Sebagai salah seorang yang pernah turut membangun Iridium 33, Lockheed Martin sangat menyadari akan bahaya puing-puing yang mengorbit ini.

"Sampah antariksa telah menjadi masalah yang meningkat dan itu akan menjadi hal yang lebih buruk," kata Lewis. "Kami melihat peluang potensial di masa depan untuk membangun situs lain di seluruh dunia yang akan memindai langit bahkan lebih dan mengumpulkan data dengan lebih presisi sehingga kita dapat mencoba untuk memperingatkan operator lebih cepat dari bahaya tersebut sehingga mereka dapat dengan aman menghindari ancaman tersebut. Wassalam.