Persaingan Pesawat Tanpa Awak, Amerika vs China

Persaingan Pesawat Tanpa Awak, Amerika vs China

UAV

Pada tahun 1983, Partai Demokrat Amerika mengejek Presiden Ronald Reagan untuk program pertahanan yang dikenal sebagai Strategic Defense Initiative, yang akan menggunakan laser dan proyektil untuk mencegat rudal dari negara Uni Soviet.

Partai Demokrat ini menyebutnya sebagai sesuatu yang aneh, karena ide "Star Wars" itu tidak bisa dijalankan oleh Reagan. Sekarang, pemerintah Cina modernisasi persenjataan "Star Wars" dengan platform senjata tanpa pilot, seiring meningkatnya persaingan drone dengan pertahanan baru terhadap kemungkinan serangan kendaraan udara tak berawak (UAV).

Persaingan Drone Amerika VS China


Kantor berita pemerintah China, Xinhua melaporkan bahwa pemerintah China telah mengembangkan sistem pertahanan laser untuk menjatuhkan drone kecil sejauh 1,2 mil dalam waktu lima detik dari pendeteksian. Teknologi ini dikembangkan oleh sebagian insinyur di China Academy of Engineering Fisika dan dapat diterapkan baik di tanah atau dipasang pada kendaraan tempur untuk memberikan keamanan pada acara-acara besar.

Yi Jinsong dari China di Jiuyuan Hi-Tech Equipment Corporation mengatakan kepada Xinhua bahwa teknologi ini dikembangkan sebagai senjata pre-emptive terhadap serangan teroris. Pejabat China khawatir bahwa militan bisa menggunakan drone yang semakin kecil dan semakin lebih murah di setiap tahunnya untuk meluncurkan serangan dari perbatasan China.

"Mencegat drone tersebut biasanya pekerjaan penembak jitu dan helikopter," kata Jinsong, "tapi tingkat keberhasilannya tidak begitu tinggi dan kesalahan dengan akurasi dapat mengakibatkan kerusakan yang tidak diinginkan."

Sistem Laster dilaporkan dapat mencegat drone yang terbang di bawah 1.600 kaki. Dalam tes yang dijelaskan pejabat Cina kepada Xinhua, platform intersepsi berhasil menembak jatuh 30 pesawat tak berawak dengan akurasi 100 persen.

Kini senjata drone memang menjadi lebih umum penggunaanya, dan kekhawatiran tentang penggunaannya oleh teroris terus meningkat. Namun mengembangkan penanggulangan anti pesawat tak berawak juga masuk akal bagi negara-negara yang ingin mempertahankan keunggulan militer strategisnya dari rival negara mereka.

Saat ini, Amerika Serikat adalah pemimpin global dalam teknologi persenjataan drone, militer amerika telah menggunakan drone selama bertahun-tahun di tempat-tempat seperti Irak, Afghanistan, dan Pakistan, AS telah bekerja pada pengembangan drobe berukuran kecil, drone surveilans yang bisa terbang selama dua jam dan mengirimkan video dengan definisi tinggi untuk operator mereka.

Namun, dominasi drone amerika mungkin berumur pendek. Sebuah laporan Departemen pertahanan baru-baru ini mencatat upaya Beijing untuk mengembangkannya Program drone yang "menggabungkan sumber daya terbatas dengan kesadaran teknologi yang memungkinkan China untuk menyamai atau bahkan melebihi pengeluaran AS pada sistem pesawat tak berawak di masa depan." Wassalam.