Pengakuan Seorang Hacker Dummy Di Dunia Hitam Jaringan
cerita Kehidupan
Assalamualaikum
Sebuah Pengakuan.
Nama penulis disamarkan untuk menjaga privasi ;)
Pengakuan Seorang Hacker
Berawal di tahun 2011 disaat pertama kali mengenal Open Source Linux, ya sebuah Operating System terbuka yang mengizinkan usernya mengakses hingga ke system terdalam sekalipun tanpa pembatasan dan akhirnya terjun kedunia hitam jaringan.
Mungkin kisah ini akan terdengar biasa saja bagi mereka yang bermain dalam pekatnya underground tapi saya harap sebuah pengakuan ini menjadi i'tibar atau pelajaran bagi pembaca semua.
Linux Pentesting OS
Ya saat itu memang sedang sangat meriah-meriahnya promosi Linux OS, dan saya pun begitu penasaran hingga akhirnya memutuskan untuk menggunakan OS tersebut dan secara otomatis mengabaikan system OS Window besutan Microsoft yang biasanya saya pakai, tapi siapa sangka OS gratis tersebut membawa saya masuk kedalam dunia Script Kiddies (Istilah Hacker Dummies atau Hacker yang hanya mengetahui tehnik menggunakan tool).
Awalnya saya saat itu memang tidak terfikir untuk terjun ke dunia serba rahasia di balik jaringan, melainkan hanya untuk dapat mengakses jaringan secara gratis saja, di mulai dengan bergabung di grup-grup phreaking yang notabenenya berisi orang-orang yang mengakali system agar system tersebut bisa digunakan secara gratis, ya berbagai kartu Sim Card hingga Providernya pun menjadi sasaran belajar plus sasaran empuk.
Entah ada berapa banyak tehnik saat itu yang bisa digunakan untuk Internet gratis (gretongan) hingga SMS gratis bahkan telpon gratis hingga trik menelpon dengan membajak nomor lain. Rasa bosan di dunia phreaking akhirnya membawa saya ke dunia underground, terlebih lagi saat itu sedang riuh-riuhnya OS Pentest buatan israel dengan nama BACKTRACK OS semakin membuat rasa penasaran itu mencekik otak.
Forum demi forum saya masuki, master, suhu hingga istilah dewanya hacker saya datangi. Namun tak jarang saya mendapatkan balasan yang tidak memuaskan bahkan caci-maki. lol
Rasa penasaran itu juga yang membuat saya akhirnya banyak menghabiskan waktu untuk mencari tahu sendiri via search engine, perlahan-lahan pengetahuan itu bertambah juga, mulai dari tehnik mencuri password wifi hingga melakukan jamming jaringan hanya untuk satu kata yakni "Penasaran".
Waktu demi waktu berlalu dan saya tidak tahu persis berapa banyak waktu terbuang untuk mempelajari itu semua, apalagi saya cuma otodidak yang bukan akademisi system IT.
Tapi hal itu tidak menghentikan saya untuk tetap mencari tahu, semakin hari semakin iseng, entah berapa banyak facebook yang saya bajak saat itu hingga entah berapa banyak komputer yang saya masuki hanya untuk melihat-lihat isi dan mencari tahu apa yang orang-orang lakukan di depan layar monitor mereka.
Bahkan tak jarang saat itu saya sering mengakses kamera mereka untuk hanya ingin tahu siapakah orang dibalik layar? Tapi yang jelas saya tak pernah mengganti password mereka atau membuat kerusakan komputer mereka.
Hacking Via Linux
Berjalan dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk mencuri chip poker facebook dan mengkoleksinya, bahkan dengan sikap sok idealis berani membajak beberapa lokasi yang sering digunakan orang-orang untuk melakukan judi online, ada begitu banyak akun dan rekening bank yang dibajak saat itu, tapi tak satu rupiahpun uang haram itu saya gunakan.
Saya hanya ingin tahu! Itu semua terjadi karena rasa penasaran hingga suatu waktu israel menyerang palestina pada tahun 2012 yang memicu saya untuk menjadi penjahat jaringan ke dalam level yang lebih luas.
Nama grup hacker anonymous saat itu sangatlah terkenal karena keberhasilan mereka membobol system banking amerika. Dan otomatis ramai pula orang-orang yang mengaku tim anonymous, bagi saya pribadi ya wajar-wajar saja.
Bukannya istilah anonymous itu bermakna "bisa siapa saja". Saat itu ramai para anonymous itu melakukan serangan DDOS attack terhadap system dan server web milik israel dan juga melakukan grafiti defacement (istilah aktivitas yang mengubah tampilan web secara ilegal), saya tak tahu persis ada berapa tim yang melakukan hal tersebut, walau saya pun sempat ikut-ikutan hingga akhirnya saya mulai merasa bosan dan bertemu sekelompok orang yang disebut carder (Hacker kriminal yang melakukan pencurian data banking atau kartu kredit).
Berawal dari perkenalan itulah saya akhirnya terjun ke dunia carding.
Pembajakan Kartu Kredit
Target saat itu tak lain dan tak bukan adalah web shopping milik israel dan negara-negara pendukungnya, seminggu pertama saya mendapatkan sekitar 400 lebih data kartu kredit lengkap yang bisa digunakan untuk belanja ataupun transfer dana.
Pembajakan kartu kredit memang sangat menyenangkan rasanya, hingga tak sadar saya sudah mengumpulkan sekitar 13 ribu lebih kartu kredit. Saya melihat para carder itu mulai berani berbelanja online dengan kartu kredit bajakan.
Tak jarang saya melihat mereka memposting di grup-grup hacker bahwa mereka telah berhasil memesan beberapa benda mahal dari internet, dan kadang sesekali saya mendengar berita tentang carder yang ditangkap interpol atau polisi cyber.
Namun setelah ribuan kartu kredit itu telah saya koleksi, sayapun bingung untuk apa itu semua? toh selama ini saya juga tak pernah melakukan belanja online ataupun mentransfer dana setalah melakukan pencucian uang?
Saat itu saya hanya berani memeriksa apakah kartu-kartu itu banyak isinya atau hanya beberapa dollar. Jujur saya khawatir apabila saya berani menggunakan sekali saja maka bisa dipastikan hal itu akan terulang, namun beberapa teman saya sepertinya tak mengkhawatirkan hal tersebut, malah mereka bilang pada saya bahwa uang hasil carding itu adalah sebagai balasan atas apa yang mereka (asing) lakukan terhadap bangsa ini. bagi saya itu persepsi pribadi dan saya tidak menyalahkan pendapat itu.
Beberapa teman carding saya akhirnya memutuskan untuk melarikan diri, karena merasa tindak-tanduknya selama ini telah diawasi beberapa pihak, sebagian dari mereka ada yang ke kota medan, ada pula yang melarikan diri ke malaysia, belumlah lagi beberapa carder telah ditangkap.
Memang bisa dikatakan kejahatan carding sulit untuk bisa terdeteksi dan terbukti, tapi itu semua hanya masalah waktu saja. Saya bersyukur bahwa hingga detik ini tidak satu rupiahpun saya ambil, bahkan beberapa web shopping yang saya jebol telah saya beri tahu dimana letak celah keamanan server mereka hingga bisa dijebol hacker, beberapa dari mereka membalas lewat email hanya dengan ucapan terimakasih dan ada pula yang menawarkan sejumlah uang. Tapi hal itu tidak berlaku terhadap server-server israel!
Kebingungan demi kebingungan yang saya hadapi akhirnya mendesak saya untuk berbuat sesuatu. Ya saya sempat berfikir, walau mungkin ilmu yang saya miliki masih sangat sedikit dibanding dengan mereka tapi bukannya tetap bermanfaat? Bermanfaat dimana?
Ya tentunya dengan apa-apa yang selama ini saya lakukan bukannya bisa menjadi alasan untuk mendirikan sebuah perusahaan IT kecil-kecilan? Bukannya perusahaan untuk membobol tapi justru sebaliknya, ternyata saya tidak sendiri namun beberapa orang teman saya pun berfikir demikian, dan tak lama dengan sebuah kesepakatan di depan notaris berdirilah sebuah konsultan IT kecil-kecilan yang khusus melayani servis system computer, web dan jaringan, dan secara otomatis membuat saya resmi berhenti dari gelapnya dunia hitam jaringan.
Siapa sangka bermula dari hal yang serba kacau dan berkat pengalaman telah membimbing saya untuk berbisnis IT.
Saya harap pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa terkadang hal baik bermula dari sesuatu yang kacau. So saya sudahi cerita ini sampai disini. Lakukan hal yang bermanfaat dan mulailah sesuatu demi masa depan anda. Mohon maaf bila ada penulisan yang salah dan terimakasih telah membaca tulisan ini. Wassalam!