Bulan Titan planet Saturnus mirip dengan Bumi
scienceTitan pada Oktober 2004, foto dari atmosfer Titan diambil oleh wahana penjelajah ruang angkasa Cassini. Kredit: NASA / JPL / Space Science Institute, Diproses oleh Kevin M. Gill |
Halo emosi muda,. Assalamualaikum. Bulan yang dimiliki planet Saturnus ini bernama Titan sudah dikenal memiliki banyak kesamaan dengan planet kita, seperti atmosfer yang tebal, permukaan tanah berbatu, memiliki danau dan sungai. Dan bahkan sekarang, data baru dari para ilmuwan antariksa menunjukkan bahwa bulan itu juga memiliki efek aneh yang menarik gas dari atmosfer menuju ruang angkasa.
Bulan yang Mirip Bumi
Nah seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam sistem tata surya kita, objek-objek ruang angkasa dengan curah hujan, sungai dan lautan hanya bisa dihitung sebanyak dua jari yakni planet Bumi, dan bulan Saturnus yakni Titan. Keduanya juga memiliki atmosfer tebal, tanah berbatu dan bahkan plat lempeng tektonik, nah bahkan sekarang mereka memiliki satu hal lagi yang sama dengan planet kita, yakni angin kutub yang menarik gas dari atmosfer langsung ke ruang angkasa.
Bulan terbesar Saturnus ini, Titan, adalah sebuah satelit planet pertama yang diketahui selain bumi yang memiliki angin kutub aneh ini. Sebuah wahana antariksa milik NASA, Cassini yang mengorbit bulan tersebut, telah menyelidiki planet Saturnus sejak tahun 2004, yang mengukur bukti efek aneh yang sepertinya terbang melalui atmosfer permukaan Titan dan ekor magnetik selama 23 flybys.
"Atmosfer bulan Saturnus Titan terdiri dari beberapa jenis gas terutama nitrogen dan metana, dengan tekanan 50 persen lebih tinggi pada permukaannya jika dibandingkan dengan planet Bumi," Andrew Coates, dari University College London Mullard Space Science Laboratory, yang memimpin penelitian, mengatakan hal ini dalam sebuah pernyataan.
Data dari wahana CAPS terbukti beberapa tahun yang lalu, bahwa atas permukaan atmosfer di bulan Titan kehilangan sekitar tujuh ton hidrokarbon dan nitril setiap harinya, tetapi dulu belum dapat menjelaskan secara mendetil mengapa hal ini terjadi. Studi baru kami memberikan bukti untuk mengapa hal ini bisa terjadi."
Bukti yang datang dalam bentuk elektron dengan energi tertentu - 24,1 volt elektron - yang para peneliti tahu akan datang dari interaksi partikel dengan cahaya.
"Meskipun bulan Titan berjarak 10 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Bumi, namun dibagian atas permukaan atmosfer masih berlumuran cahaya," kata Coats dalam pernyataannya. "Ketika cahaya menerpa molekul di ionosfer bulan Titan, itu menyemburkan bermuatan negatif elektron dari molekul hidrokarbon dan nitrile, lantas meninggalkan partikel bermuatan positif di belakangnya."
Elektron yang baru dibuat itu kemudian ditarik pergi bersama medan magnet Saturnus dan membentuk medan listrik mereka sendiri, yang cukup kuat untuk menarik partikel bermuatan positif dan keluar dari atmosfer, peneliti Mullard Space Science Laboratory mengatakan dalam pernyataannya.
Di planet Bumi sendiri, efek yang sama terjadi pada partikel di atmosfer dimana mereka tertarik bersama pada medan magnet planet ini, di mana mereka dapat meloloskan diri dari kutub bumi.
Meskipun bulan Titan adalah satu-satunya objek lain di tata surya yang dikenal mengalami hal ini, namun para peneliti menyarankan bahwa lolosnya partikel-partikel ini kemungkinan juga terjadi di planet Mars dan Venus. Penelitian ini diambil dari 18 june journal Geophysical Research Letters.