Tato Dan Pernikahan

Tato Dan Pernikahan

Tato Dan Pernikahan


Halo emosi muda,.. Asslamualaikum, yaa seperti biasa teman fb saya yang bernama safrina corner alias safrina pelangi alias alias lainnya yang belum saya fahami masih sangat suka kritis hingga melahirkan karya-karya repeten text panjang yang menghiasi laman facebook, so saya fikir jangan tanggung-tanggung jika hanya ada singgah sesaat dilaman facebook, mending saya abadikan saja disini. Ya sudah langsung saja kita baca, seperti apa repetannya..???!??

Vivi A.Y : Apa pesan anda terhadap anak muda yang mungkin ingin menato diri mereka juga seperti anda? 


T.J : Pesan saya, yakinkan dulu hati anda, yakinkan pilihan anda. Kadang nato aja belum udah mikir 
"sakit gak ya?" 
"bisa hilang lagi gak ya?" 
"ntar menyesal gak ya?" 
Sama kayak orang mau nikah, belum nikah udah mikir 
"ini nanti bahagia terus gak ya?" 
"Ntar menyesal gak ya?" 

*** 

Saya tentu tidak sedang ingin menyamakan sebuah pernikahan dengan tato. Karena antara kebaikan dan keburukan itu beda. 
Namun rasa-rasanya dialog kedua perempuan diatas ada benarnya; ini tentang keyakinan. 

Tato itu sakit, jelas! 
Tato itu gak bisa dihilangkan, ia akan berbekas seumur hidup. Kalaupun bisa butuh usaha keras, biaya yang besar. 
Kemudian bukankah pernikahan juga demikian? 

Sakit? 
Tidak memang; Tidak seperti sakitnya ditato maksudnya. 

Tapi setelah menikah insyaallah selaku perempuan kita akan hamil kemudian melahirkan dengan sakit yang luar biasa. Yang setelahnya akan mempengaruhi kualitas tubuh paling tidak menyangkut kalsium yang mempengaruhi kekuatan tulang kita. Selain bekas yang ditinggalkan pasca persalinan tentunya. 

Memang kita tak berbicara sakit fisik semata. Setelah menikah tanggung jawab akan bertambah sementara waktu santai semakin berkurang. Menyenangkan keluarga jadi prioritas dibandingkan menyenangkan diri sendiri. 

Kemudian apa kita takut nantinya akan menyesal dengan pilihan ini? 

*** 

Pada dasarnya setiap lukisan ataupun ukiran itu adalah sebuah keindahan. Seni yang terkandung dalam gambar tato-tato sangatlah indah. Tidak semua tangan diberikan talenta menggambar serumit itu. 
Namun sayangnya gambar seindah itu harus dipahat diatas permukaan kulit yang lembut hingga menimbulkan rasa sakit. 
Sayangnya, tato dibentuk diatas permukaan kulit yang seharusnya "suci" tanpa harus ada penghalang.. 

Demikian juga sebuah pernikahan. 
Pada dasarnya pernikahan adalah kemuliaan, keberkahan, ketenangan, dan segenap kebaikan lainnya yang terkandung didalamnya. 
Namun jika dia dibangun diatas ketidakpedulian kepada pasangan, ketidakharmonisan, pengabaian tanggung jawab, maka ia justru menyakiti satu sama lain. 
Jika tidak dibangun diatas ketaatan kepada Sang Pencipta, hanya pengkhiatan kepadaNya dan kepada pasangan maka ia tak layak lagi disebut ikatan suci.. 

*** 

Apakah tulisan ini sedang menakuti para Bujanghidin untuk memutuskan menikah? 

Tentu tidak! 

Yakinlah, pernikahan akan membuat kita semakin sederhana memaknai kata "bahagia". 

Hanya dengan melihat anak dan pasangan tidur lelap disisi.. 
Melihat mereka makan lahap meski dengan menu acak-acakan alakadar, 
Saya bisa merasa bahagia.. 

Melihat anak sudah pandai huruf abjad, hijaiyah dan angka, dan warna saat berumur 2th.. saya juga bahagia.. 

Mendapati tak ada cucian kotor menumpuk yang harus dicuci, saya terlebih amat sangat bahagia.. 

Melihat anak yang bisa menghafal semua percakapan dalam tayangan Upin-ipin (akibat dosis 3x1), saya akan tertawa.. 
Melihat suami yang pandai meniru suara Adudu dan Bagogo dalam film Boboiboy, saya akan tertawa.. 

Saya tertawa, dan saya Bahagia... 


#nikahYuk? 
By; Safrina Corner

1 komentar