Columbus Bukan Penjelajah, Dia Seorang Pembunuh

Columbus Bukan Penjelajah, Dia Seorang Pembunuh

Columbus Bukan Penjelajah, Dia Seorang Pembunuh

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Senin kedua bulan Oktober ini telah ditunjuk sebagai hari libur federal Amerika untuk menghormati Christopher Columbus sejak tahun 1937. Untuk sebagian besar orang di Amerika Serikat, peringatan dimana 1492 Columbus mula-mula mendarat di Bahama tidak lagi memiliki banyak makna.

Banyak orang Amerika di luar komunitas masyarakat Amerika Italia masih samar-samar mengetahui bahwa hari tersebut adalah hari libur resmi. Banyak orang bahkan tidak mendapatkan libur kerja pada hari itu.

Pembantaian yang dilakukan Kolumbus

Popularitas hari libur demi mengenang jasa si biadab nan kejam Columbus telah berkurang selama beberapa waktu. Di kota-kota seperti Seattle dan Minneapolis, hari tersebut telah sudah berganti nama menjadi Indigenous People's Day, yakni sebuah pengingat bahwa pelayaran Columbus memicu mata rantai peristiwa yang mendatangkan malapetaka pada populasi penduduk asli Amerika yang  saat itu dianggap merupakan sebuah penemuan Dunia Baru.

Saatnya untuk membuat peringatan resmi ini sedikit demi sedikit menghilang, berhenti merayakan hari si pembantai kaum indian dan mulai merayakan budaya asli sendiri dan tak perlu mengingat sosok pembunuh, pemerkosa dan gila emas serta haus ketenaran yang selama ini dianggap seorang yang hebat.

Untuk beberapa generasi, anak-anak sekolah dan para pelajar di doktrin untuk membaca, "Pada tahun 1492, Columbus mengarungi lautan biru". Mereka kemudian belajar tentang kisah penjelajah pemberani yang berlayar ke wilayah yang belum dipetakan oleh para pelaut yang takut jatuh dari tepi bumi yang datar. Kisah tersebut umumnya dibuat oleh Washington Irving (orang yang memberi banyak dongeng kepada para pelajar sejarah).

Bohong..! Para pelaut tahu benar bahwa bumi itu bulat, termasuk Columbus dan krunya. Columbus hanya berpikir bahwa mungkin lingkar bumi adalah ribuan mil lebih kecil, dan dengan demikian bahwa pulau-pulau di Karibia adalah termasuk Hindia.

Columbus Bukan Penjelajah, Dia Seorang Pembunuh
Terlepas dari fakta diatas, dengan gangguan mental yang ia idap, Columbus langsung menangkap beberapa penduduk asli yang ia temukan, tertulis dalam: “Seven [natives] which I have ordered to be taken and carried to Spain,”  (tujuh orang pribumi yang saya telah perintahkan untuk diambil dan dibawa ke Spanyol) dan selanjutnya;  “I could conquer the whole of them with 50 men, and govern them as I pleased” (Saya bisa saja menaklukkan mereka semua hanya dengan 50 orang, dan memerintah mereka sesuka saya).

Pada bulan Desember, kapal-kapalnya mencapai Hispaniola, pulau yang sekarang termasuk dalam bagian negara Haiti dan Republik Dominika. Disitu ia memaksa penduduk asli untuk memberikan dia emas, mereka yang tidak memiliki maka tangan mereka dipotong. Ini adalah awal dari pembantaian dan berkurangnya populasi penduduk pulau itu akibat nafsu serakah Columbus.

Sejarawan Laurence Bergreen memperkirakan bahwa ada sekitar 300.000 penduduk asli di Hispaniola ketika Columbus mendarat, Ditahun 1550, diperkirakan hanya tersisa 500 orang saja. Sebagian besar telah dibunuh oleh penyakit atau dibunuh tentara Spanyol, yang lain telah diperbudak dan dikirim ke Spanyol. Sebagian lainnya melarikan diri dan memilih kehidupan mereka sendiri daripada hidup di bawah kekuasaan Spanyol. Apakah ini benar-benar adalah alasan kuat untuk hari Columbus? Tidak..! cuma orang gila yang merayakannya.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa salah satu tujuan sebenarnya dari Columbus Day adalah untuk merayakan usia dari Amerika itu sendiri. Sudah ada peringatan lokal sepanjang abad ke-19, tapi dorongan besar pertama untuk mendapat pengakuan nasional dari hari Columbus datang pada tahun 1892, peringatan dimana 400 tahun pelayaran pertamanya. Dan pengakuan bahwa negara itu telah berusia empat abad, bahkan jika Columbus sendiri belum pernah menginjakkan kaki di tanah apa yang sekarang menjadi Amerika Serikat.

Columbus Bukan Penjelajah, Dia Seorang Pembunuh

Hari ini, masyarakat Amerika tidak memiliki krisis identitas tersebut dan tidak perlu akan hari libur ini untuk mengingatkan asal usul mereka. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki hari Thanksgiving, yang menandai awal dari gelombang besar pertama imigrasi Eropa, Amerika juga memiliki Hari Kemerdekaan, yang mengakui asal-usul politik negara, seperti halnya hari libur pada tingkat lebih rendah.

Sebaliknya, jika kita fokus pada orang-orang pribumi yang terlantar akibat Columbus dan orang-orang yang mengikuti di belakangnya. Dari Calusa di Florida selatan ke Duwamish dimana tempat menetap kaum pribumi di seattle selama hampir 10.000 tahun yang lalu, benua Amerika sendiri memiliki populasi pra-Columbus yang berjumlah hingga jutaan jiwa.

Dengan beberapa perkiraan, hampir 90% dari mereka tewas antara era tahun 1492 dan kedatangan pilgrim pada tahun 1620, sebagian besar dari mereka tewas oleh penyakit Eropa dimana mereka tidak memiliki kekebalan. Mereka yang selamat melihat wilayah mereka telah dirambah oleh pemukim Eropa, dan sebagian besar jumlah pribumi menyusut, begitu pula bahasa mereka, praktek-praktek budaya, agama dan sejarah mereka yang kaya.

Columbus Bukan Penjelajah, Dia Seorang Pembunuh

Tentu saja, dari semua hal mengerikan yang dilakukan columbus maka tidak semua orang akan senang. Argumen terkuat yang mendukung hari libur tersebut berasal dari komunitas American Italian, yang awalnya mereka mempromosikan Columbus Day sebagai cara untuk menandai warisan mereka dan untuk merayakan pahlawan Katolik mereka.

Tidak ada yang benar-benar ingin memperingati seorang pedagang budak berjiwa setan yang menyebabkan lebih dari 50.000 penduduk asli secara spontan bunuh diri karena diperbudak. Dan masih sangat banyak lagi kisah-kisah memilukan dari pelanggaran HAM berat level dewa yang dilakukan oleh setan columbus.

Jelas sekali, pengagungan terhadap sosok colombus memang telah menggeser banyak bagian dari sejarah, dimana sisi gelap colombus dihapus dan hanya menunjukkan bahwa dia adalah seorang sosok penjelajah pemberani yang menemukan benua amerika, hal ini sejak dulu memang banyak dipengaruhi oleh salah satu keyakinan, dimana mereka tidak ingin menampilkan sisi kejam dan mengubur sedalam-dalamnya tentang fakta dan kebenaran dimana jutaan manusia dibunuh sebagai hasil dari invasi keseluruh benua dengan mengusung "Vini, Vidi, Vici" (Lihat Wikipedia).

Pemusnahan dan pembantaian ini sejatinya tidak hanya melibatkan benua amerika dan colombus saja, belum lagi bagaimana invasi dengan membawa misi penyebaran agama yang sama telah membunuh jutaan pribumi afrika, termasuk juga jutaan kaum aborigin di australia hingga imperialisme penjajahan yang membunuhi puluhan juta penduduk Asia. Dimana bagian terburuknya mereka yang bermain dalam mengobok-obok sejarah ini malah menimpakan status "pemusnahan masal" kepada para penjelajah muslim dan Islam.

Columbus Bukan Penjelajah, Dia Seorang Pembunuh

Dan alangkah menyedihkannya negeri nusantara yang kita cintai ini menerima mentah-mentah hasil sejarah rekayasa dan menerapkannya kepada para pelajar tanpa adanya penyelidikan sejarah lebih lanjut. Sosok colombus lebih pantas disejajarkan dengan deretan nama pembantai lainnya seperti Stalin dan Hitler.

Setelah anda membaca artikel diatas, sebaiknya anda periksa kembali image anda tentang sosok penjelajah Colombus yang konon seorang pemberani? No way, dia adalah sosok pengecut dan lebih rendah dari binatang. Luruskan sejarah sejak sekarang dan itu masing-masing merupakan tugas dari kita. Terimakasih telah membaca dan Wassalamualaikum.