Kanibal Vampire Di Papua Nugini

Kanibal Vampire Di Papua Nugini

Kanibal Vampire Di Papua Nugini
Kredit: marcovarro / Shutterstock.com

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Papua Nugini, sebuah negara yang berbatasan langsung dengan provinsi Papua Indonesia yang berada di sebelah utara Australia ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat dan sumber daya alam yang kaya akan emas, tembaga, minyak dan produk-produk pertanian. Tetapi jauh di dalam pegunungan negara Persemakmuran Inggris ini, didalam hutan hujan tropisnya, masih ada beberapa praktek gelap dan seram yang terjadi.

Kanibalisme Di Papua Nugini

Pada hari Rabu (9 Oktober) lalu, seorang ayah dari seorang gadis berusia 3 tahun diduga membawa putrinya ke daerah berhutan, disana dia menggigit leher anak gadisnya, memakan dagingnya dan sekaligus menghisap darahnya, peristiwa seram ini dilaporkan Papua Nugini Post Courier. Dua anak laki-laki dilaporkan menyaksikan tragedi mengerikan tersebut dan melaporkan kepada pejabat keamanan setempat yang dengan cepat menangkap pria itu.

"Dia hanya tertawa kepada anak laki-laki yang menyaksikan hal tersebut dan terus memakan daging dan mengisap darah," kata anggota dewan lokal John Kenny kepada Post-Courier. Insiden mengerikan itu bukanlah peristiwa yang terisolasi, menurut sejumlah laporan dari Papua New Guinea (PNG). 

Banyak daerahnya yang relatif belum diselidiki dan diketahui, juga merupakan rumah bagi jutaan orang yang tinggal di desa-desa pedesaan terpencil dan mempertahankan praktek-praktek tradisional yang terkadang ada banyak laporan tentang praktek kanibalisme yang terjadi dipedalaman.

Tahun lalu, para pejabat berwenang PNG menangkap 29 orang untuk tuduhan membunuh dan kanibal dengan cara memakan otak dan alat kelamin dari tujuh orang yang dituduh sebagai penyihir. Pada bulan Februari lalu, seorang ibu dari anak berusia 6 tahun dibunuh karena dituduh mempraktekkan ilmu sihir.

Wanita itu ditelanjangi, diikat, disiksa dengan besi panas, disiram dengan bensin dan dibakar sampai mati di atas tumpukan sampah di siang hari bolong di depan ratusan penonton, The Associated Press melaporkan. Pihak pejabat keamanan mengutuk pembunuhan brutal ini, tetapi tidak ada penangkapan.

Pemimpin sekte disembelih

Pada bulan Maret, Steven "Black Jesus" Tari, seorang pemerkosa dan pemimpin kelompok kultus aneh yang mendedikasikan kultus ibadahnya dengan aksi pemerkosaan, pembunuhan dan kanibalisme telah melarikan diri dari penjara dan kembali ke sekte kultusnya, orang berbahaya ini diperkirakan memiliki 6.000 anggota.

Tapi pada bulan lalu, Tari menemui ajalnya setelah dilaporkan membunuh seorang gadis remaja, Dia ditangkap dan dikebiri, dibantai dan dibuang ke dalam lubang dangkal oleh sekelompok warga yang marah, Insiden ini dilaporkan oleh Independen.

"Tari sudah mati, dan kultus sesat ini mati bersama dia," kata penyidik ​​polisi Ray Ban, seperti dikutip dari Independent. "Jika saya mendengar ada praktek ibadah kultus sesat lagi di sini, saya akan kembali dengan anak buah saya."

Para pejabat PNG lainnya menyatakan muak dengan hal ini. "Ini sangat tercela bahwa perempuan, tua dan lemah dalam masyarakat kita harus ditargetkan untuk dugaan sihir atau kesalahan yang mereka benar-benar tidak ada hubungannya dengannya," Demikian Perdana Menteri PNG Peter O'Neill katakan kepada Associated Press.

Pemerintah turun tangan

Dalam menanggapi kekerasan main hakim sendiri dan kejahatan ilmu sihir yang terkait lainnya, PNG telah mencabut Akta Sihir 197, yang mengkriminalisasi "sihir jahat," yang dikenal secara lokal sebagai Sanguma. Negara ini juga telah menghidupkan kembali hukuman mati bagi siapa pun yang terbukti bersalah membunuh seseorang yang dituduh penyihir. PBB, Amnesty International dan kelompok lainnya mengutuk pengembalian hukuman mati ini.

"Ini adalah hukuman yang sangat berat, tetapi ini mencerminkan keseriusan dan permintaan oleh masyarakat kepada anggota dewan untuk bertindak," Daniel Korimbao, juru bicara O'Neill, mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir The New York Times. Wassalam.