Tepui, Pulau Diatas Hutan Venezuela
touring unikHalo emosi muda,.. Assalamualaikum. Bisa dikatakan bahwa manusia seperti kanker yang menyebar dengan cepat memperluas peradabannya ke dalam batas-batas dunia, dan sangat menarik rasanya untuk mengetahui bahwa ada tempat-tempat tersembunyi di sudut-sudut terpencil di planet kita ini yang tetap tak tersentuh, perawan nan liar, dan belum diselidiki, berada dalam kesendirian selama jutaan tahun, hingga menghadirkan beberapa penjelajah pemberani yang tampaknya tak mampu untuk menahan dorongan tanpa henti demi menembus batas wilayah terpencil yang tidak diketahui.
Pulau Di Tengah Hutan
Dan salah satu tempat misterius dan sangat sedikit dipahami sepertinya terduduk di padang luas dari dataran tinggi di Amerika Selatan, tempat yang sunyi sekaligus indah dan misterius. Sebuah dunia dalam dunia yang duduk bertengger tinggi di atas awan, dengan sejarah legenda dan eksplorasi sebagai cerita petualangan tanpa henti. Selamat datang di dunia yang hilang dari lubang-lubang gunung misterius Venezuela.
Bertebaran disekitar hutan Guyana Highlands di Amerika Selatan adalah puncak gunung datar nan megah, pegunungan yang menyembul di hutan hujan ini rata-rata memiliki ketinggian 1.000-3.000 meter (3,300-9,800 kaki) menjulang sampai ke awan. Ini adalah sebuah inspirasi kekaguman, disebut "Tepui" di Amerika Selatan, sangat terkenal karena keunikan tebing-tebingnya yang terdiri dari batu yang muncul keluar dari hutan hijau di sekitarnya dan menjadi menara serta mendominasi lanskap, sangat unik, berisi ekosistem kuno yang hidup di atas lantai hutan hujan yang mengelilinginya, ekosistem yang berkembang berada dalam isolasi total dari hutan, dan bahkan dari dunia lainnya di sekitarnya.
Ekologi ini menjulang begitu unik dan benar-benar terisolasi hingga menghadirkan julukan bahwa tepui sering disebut sebagai "pulau di atas hutan hujan," dan julukan lainnya "Galapagos of the mainland." Banyak dari tepui ini terlihat samar oleh mahkota awan abadi dan kabut disekitarnya, menutupi permukaan mereka dari pandangan dan memerlukan radar fotografi dari pesawat untuk mendapatkan setiap gambar visual tepui ini.
Sebagian besar tepui begitu jauh dari dunia dibawahnya, bahkan memiliki iklim dan cuaca tersendiri, iklim yang seolah-olah berada di tempat lain dan di waktu yang berbeda. Ada lebih dari 100 tepui ini menghiasi lanskap bagian selatan Venezuela dan Guyana, serta di daerah yang berbatasan dengan Brazil, dan mereka telah menjadi tempat dalam legenda dan mitos masyarakat asli setempat selama ribuan tahun, dimana istilah tepui tersebut yang berarti "Rumah para dewa" dalam bahasa rakyat suku Pemon.
Meskipun semua tepui ini merupakan sebuah pemandangan yang megah untuk dilihat, beberapa diantaranya secara khusus benar-benar mengesankan. Salah satu tepui yang tampaknya memancarkan keagungan besar dan legenda bernama Sarisariñama tepui, yang terletak di Taman Nasional Jaua Sarisariñama di ujung selatan-barat negara bagian Bolivar, Venezuela.
Memiliki ketinggian sekitar 984-7,710 ft. (300-2,350 m), dengan luas puncak 546,88 km² dan lereng seluas 482 km². Wow benar-benar raksasa, dan seperti gunung-gunung lainnya dari jenis tepui, tepui yang satu ini juga menduduki tempat penting dalam legenda. Orang-orang Ye'kuana di daerah itu percaya bahwa Sarisariñama tepui adalah rumah kegelapan, roh jahat yang memburu manusia, untuk kemudian pergi berpesta memakan tubuh manusia, dan memang istilah Sarisariñama konon datang dari suara setan yang sedang mengunyah daging dan tulang, yang dikatakan suaranya seperti mengucapkan kata-kata "sari sari."
Memang, sampai hari ini suku-suku lokal menganggap tepui ini merupakan sebagai tempat angker yang mengancam, yang juga dihuni oleh roh-roh jahat, sebuah kepercayaan campuran dari rasa hormat dan rasa takut.
Selain kehadirannya telah menghadirkan cerita mitos seram disekitarnya, Sarisariñama tepui juga dikenal sebagai contoh dari tepui langka dengan puncaknya yang memiliki hutan, dan puncak di sini dipenuhi dengan pohon-pohon rimbun dengan berbagai spesies yang rata-rata memiliki tinggi hingga 25 meter ( 82 kaki). Dan juga dikenal dengan empat lubang-lubangnya yang sangat besar juga dalam, umumnya melingkar di tanah yang disebabkan oleh runtuhnya beberapa lapisan permukaannya.
Yang terbesar adalah sebuah sinkhole yang dikenal bernama Sima Humboldt, "Sima" yang berarti "sinkhole," yang bermakna sangat besar, berukuran 352 meter lebar di atasnya, 502 meter lebar di bagian bawahnya, dan sedalam 314 meter. Ada juga sinkhole yang cukup besar lainnya di tepui ini, disebut Sima Martel, yang terletak 700 meter dari yang pertama dan memiliki kedalaman 248 meter. Di bagian bawah kedua ini lubang ini berisi rimbunan hutan yang bermandikan poros cahaya yang menembus melalui kegelapan dari atasnya.
Pada bulan November 1961 ketika seorang pilot bernama Harry Gibson terbang di atas Sarisariñama tepui, ia melihat ke bawah dan melihat adanya lubang-lubang besar yang terlihat melalui awan, dan penemuan pertama ini, setidaknya pada dunia luar.
Temuan lubang-lubang kuno yang bertengger di atas hutan tepui yang dipenuhi dengan pohon-pohon di permukaannya ini lantas memacu banyak imajinasi, dan ada segala macam spekulasi mengenai apa yang mungkin berada didalamnya, dengan hadirnya beberapa spekulasi bahwa ada bisa binatang prasejarah yang berkeliaran didalamnya.
Meskipun minat yang kuat dari para petualang pemberani dan para penjelajah untuk pergi memeriksa lubang-lubang misterius ini, medan berbahaya hutan ini hampir tak tertembus, kurangnya rute apapun yang bisa ditempuah, dan tebing yang curam membuat setiap usaha untuk mendaki kepuncaknya jelas menakutkan. Hingga sampai pada tahun 1974 sebuah ekspedisi yang dilengkapi dengan baik dan didanai khusus untuk membuat perjalanan ke puncak gunung datar ini dan lubang misteriusnya.
Dipimpin oleh David Nott dan Charles Brewer-Carias, tim terdiri dari para spesialis yang hendak menembus ke daerah yang sampai saat itu benar-benar belum pernah dijelajahi, wilayah yang belum dipetakan, yang mungkin juga mirip dengan permukaan planet lain.
Tim ini turun ke puncak tepui dengan helikopter, setelah itu mereka bersiap untuk turun ke bawahnya ke daerah yang tidak diketahui ada apa di sana, di dalam kegelapan keruh dari lubang-lubang itu sendiri. Anggota ekspedisi kemudian turun ke dalam sinkhole terbesar Sima Humboldt dengan tali, tapi segera mereka turun, mereka langsung menghadapi dilema mengerikan.
Menjadi sangat jelas bahwa bagian bawah lubang tersebut secara signifikan lebih lebar dari bagian atasnya, yang mengakibatkan jika mereka turun akan sulit untuk naik keatas dan mencari jalan keluar. Memahami bahwa mereka sedang berada dalam keadaan dilematis, anggota tim lainnya lantas diturunkan dengan membawa perlengkapan serta gergaji untuk tujuan membersihkan pepohonan yang berada di bawahnya agar helikopter bisa mendarat di atas tanah.
Anggota ekspedisi menebang beberapa pohon besar yang mungkin bisa saja sebuah spesies pohon yang sama sekali baru, dan pada saat melakukan proses ini tidak diketahui jumlah pepohonan yang mengalami kerusakan, ekosistem terpencil yang ada di sana terisolasi selama ribuan tahun. Segera menjadi jelas bahwa tidak ada cara agar helikopter bisa mendarat ke sana, dan akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan ini melalui tangga kabel yang dijatuhkan.
Meskipun tidak ada tanda-tanda dinosaurus, namun tampaknya ada hal lain yang menakjubkan dari kehidupan tumbuhan dan hewan spesies baru, yang sesegera mungkin akan dimasukkan ke dalam katalog list spesies flora dan fauna. Di antara keajaiban potensi tempat ini, salah satu misteri yang ditemukan selama ekspedisi ini adalah bahwa bagaimana bisa lubang itu terbentuk di tempat pertama. Mungkin saja sungai bawah tanah yang membentuknya, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan sungai yang ditemukan, dan hal ini akan tetap menjadi misteri sampai penelitian lebih lanjut bisa dilakukan.
Ekspedisi lainnya ke tempat terpencil ini dilakukan pada tahun 1976, atas kerjasama antara Polandia dan pemerintah Venezuela. Ekspedisi ini ditujukan untuk mengungkap sinkhole lainnya, Sima de la Lluvia, yang memiliki 1,35 km dan telah lama dianggap sebagai gua kuarsit terpanjang yang dikenal di dunia.
Penemuan lubang khusus ini juga menghadirkan misteri tentang bagaimana mereka telah terbentuk dengan tidak adanya sumber air bawah tanah dibawahnya. Dalam tahun kemudian, dua lubang-lubang utama, Sima Humboldt dan Sima Martel, diberi nama dari penjelajahnya, yakni Alexander von Humboldt dan speleologist Édouard-Alfred Martel.
Bahkan dengan adanya kesempatan ekspedisi selama bertahun-tahun, Sarisariñama tepui dan lubang megahnya sebagian besar belum diselidiki dan masih menyimpan banyak rahasia mistik mereka. Sangat sedikit dari ekspedisi berikutnya yang telah berusaha untuk mendapatkan petunjuk yang lebih dalam dari misteri yang mengintai di sini, dan kawasan itu sebagian besar terlarang bagi wisatawan untuk melindungi ekosistem yang sangat unik yang hidup di sini, hanya dengan izin hanya terbatas saja yang diberikan kepada peneliti yang serius untuk mempelajari daerah tersebut. Penemuan potensial yang ada di sini memang cukup menarik.
Habitat hutan tepui itu sendiri adalah rumah bagi berbagai flora dan fauna endemik yang tidak ditemukan di tempat lain di bumi, benar-benar terputus dari seluruh dunia dan terisolasi dari dinding vertikal gunung batu, dan dianggap merupakan sebuah konsentrasi spesies baru, spesies yang tidak pernah dilihat sebelumnya dan hanya ditemukan di sini. Berbaring dalam dua lubang utama, seperti sebuah evolusi yang terisolasi dari satu sama lainnya, sebuah hutan yang terisolasi di dalamnya, yang sering disebut-sebut sebagai "pulau-pulau didalam sebuah pulau."
Di sini juga tidak diketahui seberapa banyak jumlah spesies baru dari tanaman dan hewan yang hidup dan benar-benar endemik di lubang-lubang sinkhole ini, masing-masing sinkhole ini memiliki spesies unik dan terisolasi, dua dunia yang berbeda meskipun berbaring terpaut hanya terjarak 700 meter saja dari satu dan yang lainnya.
Tidak peduli berapa banyak manusia mengeksplorasi planet ini, tidak peduli berapa banyak kita berusaha untuk menjinakkan, memahami, dan mengendalikannya, tampaknya akan selalu ada tempat liar seperti ini. Planet kita menunjukkan dirinya untuk menyembunyikan beberapa hal dari kita, untuk menumbuhkan alamnya ini sendiri, dan membiarkannya tetap tidak berubah dan tidak terjarah selama jutaan tahun.
Untuk saat Sima Humboldt dan Sima Martel menjadi bukti kecenderungan planet kita untuk menyimpan beberapa sudut keagungan alam dari pandangan kita, dan ini mungkin bisa menjadi sebuah contoh bahwa masih ada tempat liar di dunia ini yang kita mungkin tidak pernah benar-benar jinak bagi manusia. Mungkin itu adalah cara alam yang memang seharusnya dilakukan. Tempat yang sebaiknya memang harus tetap tersembunyi, khususnya tersembunyi dari tangan-tangan jahil manusia ingin merusaknya. Semoga anda berfikir, dan Wassalamualaikum.