Benarkah Fatimah Adalah Tuhan?

Benarkah Fatimah Adalah Tuhan?

Benarkah Fatimah Adalah Tuhan?

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Belakangan ini saya sedang hobi berselancar di internet mencari data yang bisa menjadi masukan buat saya menulis, perjalanan via dunia maya menembus hampir di setiap negara, mencari entitas dan identitas budaya di luar sana beserta kepercayaan dan fakta-fakta yang menarik.

Lain daerah lain pula budaya dan kepercayaan yang di anut, sebahagian dari kepercayaan tersebut cukup menarik diperbincangkan, dan pada tulisan kali ini kita akan membahas tentang keyakinan agama Syiah, tepatnya Syiah dua belas imam atau Syiah Rafidah yang kini menjadi agama resmi negara Iran. Kenapa kali ini saya mengangkat tajuk tentang Syiah? Well.. saya menemukan sebuah fakta menarik untuk menjadi kajian dan bahan renungan bagi kita semua khususnya umat muslim.

Fatimah Di Mata Syiah Imam 12

Berikut ini akan saya sajikan fakta yang menurut saya sangat sangat aneh dalam keyakinan agama yang sekilas mirip Islam ini. Dimana fakta ini saya temukan dalam beberapa video youtube yang kemudian saya rangkum menampilkan fatwa dari beberapa imam besar Syiah yang menurut saya sangat mencengangkan.

Isi video-video tersebut sepertinya membawakan wajah baru tentang keyakinan Syiah dimana mereka mempertuhankan Ahlul Bait (Keluarga Nabi Muhammad SAW) secara terang-terangan, ya selama ini kita hanya bisa melihat bahwa golongan Rafidah ini hanya menampilkan dua sosok utama yakni Ali dan anaknya Husein, serta kebiasaan mereka yang suka menghina dan melaknat para sahabat Nabi.

Namun kali ini kita akan menyaksikan bagaimana imam Syiah membuka sebuah tirai keyakinan mereka akan sosok putri Nabi Muhammad SAW, Fatimah Az-zahra. Untuk lebih lengkapnya saya akan menterjemahkannya di bawah ini:

Fatwa imam Syiah Ayatullah Ali Shaja'i:

"Dan rahasia yang tersimpan dalam dirinya (Fatimah), Apakah rahasianya? Ketika mereka membawa Amirul Mukminin (Ali As) ke mesjid, Fatimah yang diberkahi datang setelah ia mengalami keguguran, Ia datang bersama ditangannya Hasan dan Husein. Salman Al-Muhammadi berkata: Aku melihat lantai mesjid terpisah dari bumi melihat kemarahan Fatimah. 
Lantainya terpisah dari bumi yang memungkinkan untuk seseorang melintas dibawahnya. Untuk tujuan apa Fatimah datang? Wahai muslim mengapa kalian tidak berfikir? Ketika sayyidah Fatimah datang ke mesjid Nabi. Ketika mereka membawa pergi Imam Amirul Mu'minin dan di tangannya Fatimah ada Hasan dan Husein ketika semua debu-debu berterbangan di Madinah Al-Munawarah disaat Salman yang jujur berbicara dan menyebutkan hal-hal berubah. Perubahan yang terjadi pada komposisi materi, dan debu yang berterbangan di Madinah disebabkan kemarahannya Fatimah. Allah SWT meletakkan kesenanganNya di tangan Az-Zahra (Fatimah)"

Sementara salah seorang imam Syiah menjelaskan lebih detil tentang fenomena ini, 

Ayatullah Zamaan Al-Husnawi berkata:

"Fatimah adalah Hurriya dalam wujud manusia, dan bukan manusia dalam wujud Hurriya, ini bermakna bahwa ia menjadi manusia dimana dulunya ia adalah entitas langit. Dan kemudian ia mengenakan pakaian berwujud tubuh manusia. Fatimah as, ketika mereka membawa suaminya (Ali). 
Dia berhasrat untuk menunjukkan rambutnya, untuk menampakkan hakikatnya. Jika Fatimah membuka hakikatnya, bisakah bumi menanggungnya? Itulah mengapa Imam Ali berkata kepada Salman untuk menghentikan Fatimah sebelum ia membuat bumi terbalik, dunia tidak akan bertahan dengan itu (rambutnya). Dia berhasrat untuk menampakkan hakikatnya (dengan menunjukkan rambutnya). Dan menunjukkan pada mereka cahaya kebenarannya. 
Maka apa yang Imam Sadiq katakan? Dia berkata lantai mesjid terangkat, Fatimah belum melakukannya (menampakkan rambutnya), dia hanya berhasrat untuk melakukannya. Bumi tak mampu menanggungnya, seluruh jagad raya tak mampu menanggungnya, dia hanya berhasrat saja. Salman berkata, Imam Sadiq berkata lantai mesjid nabi terangkat ke atas setinngi yang apabila seseorang ingin memasukinya dia akan memasuki dari bawah lantainya. Dia hanya berhasrat".

Seorang Imam Syiah lainnya berkata:

"Pembicaraan tentang dia (Fatimah), tidak hanya tentang seorang wanita beragama sebagaimana wanita biasa, tidak! Setiap kali berbicara tentangnya, adalah pembicaraan tentang entitas suci, kemahakuasaan, keTuhanan, sebuah manifestasi di dunia ini dalam wujud manusia".

Bahkan Imam besar Syiah, Khomeini dalam kitabnya berkata:

"Sebenarnya Dia (Fatimah) adalah entitas keTuhanan, kemahakuasaan yang tampil di bumi dalam wujud seorang wanita".

Dan seorang Imam Syiah lainnya, Ayatullah Hasan Al-Khuwaildi juga berbicara tentang Fatimah berikut ini:

"Inilah sebab mengapa ridha Fatimah adalah ridha Allah. Dan murka Fatimah di ikuti oleh murka Allah dan bukan sebaliknya. jadi tidak seharusnya mengatakan ridha Fatimah ketika Allah ridha atau marahnya fatimah ketika Allah marah tetapi seharusnya ridha Allah ketika Fatimah ridha dan Allah marah ketika dia marah."

Jadi sepertinya logika keyakinan Syiah adalah fatimah bisa mengontrol marahnya Allah? Atau ridha dan murka Allah bergantung kepada Fatimah? Selanjutnya mari kita dengar pendapat seorang petinggi Syiah bernama Ayatullah Fadhel Al-Farati sebagaimana berikut:

"Kemarin kita berbicara tentang mengenai level marahnya Allah karena marahnya Fatimah, dan kita berkata bahwa level tertinggi darinya adalah saat ia menjadi marah pada mereka yang mengambil haknya dengan paksa dan menyakitinya. 
Tetapi level dari kemarahan Fatimah bisa sangat marah dan sangat ringan. Dan level diantaranya adalah ketika seseorang meninggalkan shalat, berakhlak buruk dan mengabaikan hukum syariat maka ia akan menerima kemarahan Fatimah sesuai dengan perbuatannya. Dan ketika ia melakukan perbuatan baik maka ia akan menerima ridha Fatimah sesuai dengan perbuatannya pula. 
Sesungguhnya Allah marah dikala Fatimah marah dalam segala level (kemarahan). Jadi bukan hanya pada saat Fatimah marah pada penduduk Saqifa dan lantas berakhir disitu saja,.. tidak! Dia terus berlanjut dan berkaitan dengan kita dalam semua tingkah laku kehidupan kita. Kemarin saya mengatakan bahwa melakukan shalat adalah hal yang mendatangkan ridha, jadi Fatimah akan ridha kepada kamu sesuai dengan tingkat ini. Jika seseorang berkata cabul, kotor, maka fatimah akan murka kepadanya sesuai dengan tingkat (perbuatan) ini. 
Kamu jangan berpendapat bahwa marahnya Zahra atas Abu Bakar dan Umar lantas itu semua berakhir. Dan Nabi sendiri yang maksudkan makna ini bukan yang lain,. tidak mungkin. Nabi menyebutkan hadist ini dan ini adalah riwayat yang mutlak. Mutlaknya ridha dan murka (Fatimah) diterapkan dalam setiap aspek hidup kita"

Hmm.. Lantas apakah Fatimah adalah Tuhan bagi Syiah? Mari kita lihat keterangan dari salah seorang ulama Syiah bernama Ayatullah Wahid Al-Khurasani yang berkata:

"Fatimah adalah salah satu diantara nama-nama Allah yang paling indah"

Dan pendapat Ayatullah Baqir Al-Sabuni. (Namanya agak lucu al sabuni -_- )

"Untuk ini jika besok kita mendeklarasikan kesetiaan mutlak di festival agung ini yang dipersiapkan oleh saudara-saudara, semoga Allah meridhai mereka dengan pahala yang baik kepada para penyelenggara majlis ini, dan para pekerja di Anwar Channel yang mempersiapkan festival ini, semoga Allah melindungi mereka. 
Kita akan membuat festival ini di hari akhir dikala kita akan berdiri di hadapan Fatimah. Dan kita akan katakan ya fatimah, kami telah menghadiri majlis kami demi Husein dan kami juga telah menghadiri majlis kami demi Hasan. Akankah engkau ya Fatimah membiarkan kami memasuki neraka jahannam?"

Dan salah seorang Imam Syiah turut mempertegas perihal ini

"Dan berita ini adalah benar bahwa ridha Allah mengikuti ridha Fatimah"

So jadi apakah Fatimah memang memiliki sifat keTuhanan dalam keyakinan Syiah? Apakah dia entitas Tuhan dalam versi feminim? Mari kita lanjutkan;

Ayatullah Hasan Al-Khuwaildi:

"Jika dilihat dari segi etika, saat nabi Allah mengetuk pintu, Fatimah bertanya, siapakah yang mengetuk pintu? Jawab Rasulullah, anakku, ini aku ayahmu. Wahai ayah, rumah ini adalah rumahmu, engkau tak harus meminta izin (untuk memasukinya). 
Dan dia (Rasulullah) berkata, Allah mengatakan padaku agar tidak memasuki rumahmu kecuali dengan izinmu. Dan ia memasuki rumah Zahra, dan hal pertama yang ia (Nabi) lakukan adalah membungkukkan diri untuk mencium tangan mulia Fatimah.

"Dari sini dan seterusnya, dari sini. Untuk meraih tempat keagungan dan kemuliaan Zahra bahkan ketika Nabi SAW masuk dan membungkuk kepada (Fatimah) dalam rasa hormat dan kemuliaan. Ketika nabi Allah membungkuk dihadapan Fatimah ada beberapa sumber dari Sunni dan Syiah yang mengatakan bahwa Ia (Nabi) membungkuk di hadapan fatimah untuk mencium tangannya".

Dan dilanjutkan lagi oleh seorang imam Syiah lainnya yang berkata:

"Dan dari sini, sesungguhnya atap rumah Fatimah adalah Arsy-nya Ar-Rahman (Allah). Dan dari sini, sesungguhnya atap rumah Fatimah adalah Arsy-nya Rahman"

Ayatullah Munir Al-Khabaz:

"Tentang rahmat Fatimah, untuk apa yang Fatimah katakan, untuk alasan ini ia (Nabi) membutuhkan dia (Fatimah). Dia (Nabi) melihat Allah dalam diri Fatimah. Ia melihat Fatimah sebagai cerminan Allah. 
Dia melihat belas kasihannya Fatimah adalah belas kasihan Allah dan kebaikannya adalah kebaikan Allah, rahmatnya Fatimah adalah rahmat Allah, Dia melihat rahmat keilahian didalam semua wujud itu. Untuk alasan ini dia (Nabi) membutuhkannya sama seperti ia membutuhkan rahmat Allah".

Ayatullah Muhammad Jum'a

"Hakikat Fatimah adalah cahaya sebelum penciptaan segala makhluk bahkan (sebelum) Rasulullah SAW. Saya berani mengatakan hal seperti itu ... (terpotong), namun sejak Rasulullah mengatakan ini, dan jika Ahlul bait tidak pernah mengatakan ini, Az-Zahra adalah ibu dari ayahnya. 
Dia berkata selamat datang wahai yang menjadi ibu dari ayahnya, berhenti pada poin ini sebagaimana (informasi) ini telah mencukupimu. Untuk alasan inilah ia meletakkan kepalanya di dada Az-Zahra dan tenggelam di dunia lain dan ia mencium pintu Fatimah."

Seorang ulama Rafidah lainnya bernama Ayatullah Ridwan Darwish ikut nimbrung dengan berkata:

"Dada ini, di dada Az-Zahra tersimpan rahasia Allah. Dada ini yang didalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Nabi Muhammad tidak akan tidur sebelum mencium dada fatimah, leher Fatimah, mulut Fatimah, pipi Fatimah, dahi Fatimah dan menicum tangannya.

Ayatullah Murtazha Qazwaini:

"Saya mendengarnya tetapi tidak pernah melihatnya dengan mata saya sendiri, atau mungkin saya pernah melihatnya tetapi saya lupa. Saya ingat dari orang-orang yang terpercaya bahwa Rasulullah terkadang mencium tangan fatimah. Dan ia mencium wajahnya, dada. Dan ia mencium wewangian dari syurga pada anaknya Fatimah. Ia telah diperintahkan oleh Allah untuk melakukan ini. Dan perbuatan ini (mencium dada) tidak bisa dilakukan setiap ayah demi rasa cinta, tidak! 
Karena Nabi berkata, aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku, tingkah laku dan perbuatannya didasarkan dari apa yang diwahyukan oleh Allah. Dia tidak berbicara menurut hasratnya dan tidak berbicara menurut hasratnya pula, dia hanya terinspirasi dari apa yang diwahyukan"

Ditambah lagi oleh ucapan salah seorang petinggi Syiah sebagaimana berikut:

"Jika Nabi mendambakan untuk mencium wangian syurga, kemana Nabi akan pergi? Dia akan mencium Fatimah dan mencium lehernya."

Salah satu video yang menampilkan pemahaman syiah akan sosok Fatimah Az-zahra



Well emosi muda,.. Dari pernyataan imam-iman Syiah diatas maka sudah tentu umat muslim menolak keyakinan semacam itu. Saya pribadi jujur sangat terkejut dengan pengakuan dan fatwa imam-imam Syiah tersebut, sepanjang saya belajar agama, saya belum pernah seorang ulama atau seorang ustad yang mengatakan seperti itu kecuali ya imamnya Syiah, belum pernah saya temukan adanya dalil dalam Al-quran ataupun di dalam kitab-kitab hadist yang mendukung pernyataan mereka.

Dan memang harus di akui bahwa agama Syiah dan Islam berbeda pondasi keyakinan, fiqih bahkan kitab suci dan kitab hadist dimana kedua belah pihak memang tidak saling mengakui, hal ini lah yang menyebabkan kedua keyakinan ini sangat jauh perbedaannya walau dari luar sekilas agama Syiah mirip dengan Islam.

Jadi isu persatuan Syiah dan ummat islam yang mereka sebut Sunni akan sulit terwujud, dikarenakan perbedaan diantara keduanya bukan lagi pada ranah furu' tetapi sudah menjurus kepada konsep aqidah.

Menariknya, pola keyakinan Syiah diatas tentang Fatimah ada memiliki pola kemiripan dengan faham trinitas umat kristen, dimana dalam keyakinan kristen tuhan adalah yesus juga roh kudus, yang ketiganya adalah sama.

Hanya saja dalam keyakinan Syiah versinya lebih banyak, yakni Tuhan, Ali, Fatimah, Husein dan Ali dan Husein sendiri masuk dalam 12 imam suci versi Syiah, dimana ke 12 imam tersebut diyakini memiliki kontrol atas jagad raya, syurga dan neraka.

Beranjak hal tersebut maka sebagian ulama berpendapat bahwa Syiah itu sesat, sebahagian lagi menganggap Syiah bukan golongan sesat tetapi mereka kafir karena mereka sudah mendirikan keyakinan baru di luar bingkai tauhid yang hanya mengesakan Allah semata. Dan baik Islam sendiri atau Syiah keduanya saling mengkafirkan satu sama lainnya disebabkan terlalu jauhnya perbedaan.

Mari kita lihat bagaimana pendapat para ulama tentang golongan Syiah Rafidah 12 imam:

Imam Asy-Syafi’i mengatakan:

لم أر أحداً من أصحاب الأهواء، أكذب في الدعوى، ولا أشهد بالزور من الرافضة

“Saya tidak pernah melihat seorang pun di antara para pengikut hawa nafsu yang lebih dusta dalam pengakuan dan lebih bohong dalam kesaksian daripada Rafidhah.” (Al-Ibanah, II, 545).

Imam Ahmad seperti disebutkan dalam kitab As-Sunnah (1/493), pernah ditanya oleh Abdullah putranya:

سألت أبي عن رجل شتم رجلاً من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم فقال: ما أراه على الإسلام

“Aku bertanya kepada ayahku tentang seseorang yang mencaci salah seorang sahabat Nabi SAW. Maka ayah menjawab, ‘Menurutku ia tidak berada di atas Islam’.”

Imam Malik

روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سمعت أبا عبد الله يقول :

قال مالك : الذى يشتم اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم

ليس لهم اسم او قال نصيب فى الاسلام.

( الخلال / السن: ۲،٥٥٧ )

Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : “Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam”. ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )

Imam Adz-Dhahabi hal ini diungkapkan olehnya:

 فما استحضر الان في هذا الضرب رجلا صادقا ولا مامونا بل الكذب شعارهم والتقية والنفاق دثارهم فكيف يقبل نقل من هذا حاله حاشا وكلا

“Saat ini aku tidak mengetahui ada seorang pun (penganut Syiah) dalam masalah ini, yang memiliki kejujuran dan bisa dipercaya. Sebaliknya, berdusta telah menjadi semboyan mereka. Taqiyah (bermuka dua) dan kemunafikan telah menjadi jubah mereka. Bagaimana mungkin orang yang seperti ini bisa diterima riwayatnya? Sama sekali tidak mungkin.” (Mizanul I’tidal, I/118).

Al-Faryabi

روى الخلال قال : أخبرنى حرب بن اسماعيل الكرمانى

قال : حدثنا موسى بن هارون بن زياد قال: سمعت الفريابى ورجل يسأله عمن شتم أبابكر

قال: كافر، قال: فيصلى عليه، قال: لا. وسألته كيف يصنع به وهو يقول لا اله الا الله،

قال: لا تمسوه بأيديكم، ارفعوه بالخشب حتى تواروه فى حفرته.

(الخلال/السنة: ۲،٥٦٦)

Al Khalal meriwayatkan, katanya : “Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail Al Karmani, katanya : “Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami : “Saya mendengar Al Faryaabi dan seseorang bertanya kepadanya tentang orang yang mencela Abu Bakar. Jawabnya : “Dia kafir”. Lalu ia berkata : “Apakah orang semacam itu boleh disholatkan jenazahnya ?”. Jawabnya : “Tidak”. Dan aku bertanya pula kepadanya : “Mengenai apa yang dilakukan terhadapnya, padahal orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh?”. Jawabnya : “Janganlah kamu sentuh jenazahnya dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan kayu sampai kamu turunkan ke liang lahatnya”. (Al Khalal / As Sunnah, 6-566).

Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata:

لقد أحسن مالك في مقالته وأصاب في تأويله فمن نقص واحداً منهم أو طعن عليه في روايته فقد رد على الله رب العالمين وأبطل شرائع المسلمين
"Sungguh sangat bagus ucapan Imam Malik itu dan benar penafsirannya. Siapa pun yang menghina seorang dari mereka (sahabat Nabi) atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang Allah, Tuhan alam semesta dan membatalkan syari'at kaum Muslimin." (Tafsir al-Qurthubi: 16/297).

Dan masih ada banyak lagi fatwa ulama yang memfatwakan bahwa Syiah bukan Islam termasuk fatwa MUI. Dan terlepas dari kedua perbedaan di atas, bagi saya fakta baru yang saya temukan dalam keyakinan Syiah tentang hakikat keilahian Fatimah ini cukup menarik karena selain bisa menambah wawasan dan pengetahuan saya pribadi tentang golongan rafidah ini, disisi lain mungkin bisa menjadi informasi bagi anda yang belum memahami keyakinan yang berpusat di persia ini.

Dan semoga saja tulisan ini bisa membuka fikiran anda untuk berfikir dan menemukan pencerahan, ingat saudaraku, keyakinan tidaklah dilandaskan pada standar ikut-ikutan, mayoritas atau sekedar tertarik, keyakinan seharusnya ditinjau dari banyak faktor karena dalam memilih sesuatu tentulah dengan membandingkannya dengan sesuatu pula.

Anda hanya perlu menggunakan akal fikiran anda dan kerendahan hati anda untuk memohon jalan sejati yang akan menyelamatkan anda di dunia dan akhirat. Kebenaran akan selalu memiliki bukti bukan sekedar klaim, kebenaran akan selalu sesuai dengan fitrah anda sebagai manusia yang berfikir. Akhirul kalam, terimakasih telah membaca dan Wassalamualaikum.

1 komentar