Gelapnya Kehidupan Para Pertapa Kanibal Di India

Gelapnya Kehidupan Para Pertapa Kanibal Di India

Gelapnya Kehidupan Para Pertapa Kanibal Di India

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Disepanjang sejarah manusia ada segudang kultus dan sekte agama yang memiliki berbagai fenomena yang menginspirasi rasa ingin tahu, heran, dan bahkan rasa takut atau jijik. Apakah itu dari praktek-praktek anehnya, ritual yang berpotensi mengganggu, atau sebuah keyakinan ekstrim, beberapa kelompok ini telah lama memancarkan mata air misteri dan rasanya cukup mengancam untuk orang diluar kelompoknya.

Pertapa Kanibal India

Satu kelompok sekte misterius yang diketahui mengundang rasa takut, kebencian, dan horor, adalah sebuah kelompok aneh dari mistik kanibal di India yang dikenal sebagai sekte Aghori, atau Sadhus Aghori.

Sadhus Aghori adalah sekte pertapa Hindu, khususnya mereka adalah kelompok Shaivites, yang berarti mereka dikhususkan untuk Syiwa, salah seorang dari dewa trimurti Hindu, dewa dari kematian dan kehancuran yang seringkali ditampilkan dalam bentuk yang perkasa, disebut juga sebagai "Sang Pengahancur".

Para Aghori dikatakan ada juga yang telah memisahkan diri dari menyembah dewa lain selain Syiwa, Kapalika, namun sekte mereka dalam bentuk yang sekarang ini diyakini telah diturunkan dari seorang pertapa bernama Kina Ram, yang dianggap titisan Syiwa yang hidup selama 150 tahun pada akhir abad ke-18.

Ada anggapan bahwa Aghori adalah faham yang menyimpang dari keyakinan Hindu tradisional dimana mereka tidak membuat perbedaan antara kemurnian dan kenajisan. Mereka pada dasarnya percaya bahwa alam semesta adalah non-dualistik, yang berarti bahwa kemurnian dan ketidakmurnian adalah sama dan keduanya tidak terpisahkan satu sama lainnya, dan bahwa mereka semua adalah bagian dari hal yang sama.

Bagi Aghori, tidak ada di alam semesta ini yang "baik" atau "buruk," melainkan semuanya adalah manifestasi dari dewa mereka dan dengan demikian semuanya adalah seperti dewa dan sempurna. Sebuah keyakinan yang sepertinya menyangkal apa pun itu yang menyangkal keyakinan mereka. Mereka percaya bahwa semua manusia, termasuk sekte-sekte Hindu lainnya adalah hidup di dunia ilusi.

Gelapnya Kehidupan Para Pertapa Kanibal Di India


Hal ini mengingatkan saya akan kemiripan faham diatas dengan faham sufistik didalam salah satu sekte islam tradisional, dimana beberapa waktu yang lalu saya sempat terjun kedalam dunia sufi, dan para guru (Mursyid) sering berbicara tentang hakikat yang pada intinya semua adalah manifestasi dari Tuhan, tidak perduli baik atau buruk namun pada hakikatnya semuanya adalah Dia (Tuhan).

Berzikir keras dan kuat untuk mendapatkan Trance (Hilang diri) serta menganjurkan diri untuk larut dalam tapa (Khalwat) dan menjadi sufi sejati (pertapa) serta meninggalkan semuanya hingga bertemu dengan diri sendiri yang pada hakikatnya juga adalah Dia..???

Well bro.. mengetahui itu semua spontan saja saya berhenti menggeluti dunia sufi dan saya tidak akan pernah kembali kedalamnya karena bertentangan dengan hati nurani dan akal saya. Saya percaya Tuhan adalah tak sama dengan makhluk. Tak ada yang setara dengan Dia.

Kembali lagi ke India. Para Aghori ini berusaha untuk membebaskan diri dari siklus reinkarnasi dan menyadari bahwa tempat mereka sebenarnya adalah mutlak dalam kesejatian. Mereka percaya bahwa mereka adalah bagian daripada Syiwa, dan akhirnya ingin melampaui tubuh mereka sendiri, atau Shava, untuk menjadi inkarnasi dari Shiwa itu sendiri.

Nah untuk melakukan ini, mereka harus menjadi acuh tak acuh terhadap segala sesuatu. Mereka harus dekat dengan kematian, dan menyangkal kesenangan fisik seperti seksualitas serta emosi seperti kebencian, keserakahan, atau malu.

Demikian juga, mereka tidak ingin meninggalkan tanda fisik di atas dunia ini dan dengan demikian otomatis mereka menghindari untuk memiliki keluarga dan harta benda duniawi. Dilakukan dengan total menolak kemauan diri sendiri, melampaui hal yang tabu, dan menganggap semuanya adalah sama.

Gelapnya Kehidupan Para Pertapa Kanibal Di India
Seorang Aghori Sadhu

Para Aghori percaya bahwa mereka pasti akan bisa untuk menghapus semua bentuk tuntutan duniawi dalam diri mereka dan mencapai pencerahan dalam bentuk memutus siklus reinkarnasi dan menjadi bagian dari Syiwa.

Non Dualisme

Aghori juga percaya bahwa cara tercepat untuk mencapai cahaya pencerahan adalah dengan melakukan perjalanan ke dalam kegelapan terdalam pada diri manusia, melalui pencarian kemurnian didalam kematian dan apa saja yang dianggap paling jahat atau kotor.

Ini adalah sebuah pendekatan tidak lazim, serta keinginan non-dualistik mereka untuk merangkul semuanya, bahkan termasuk hal yang tabu, kotor, hingga kematian, yang membentuk dasar dari praktek aneh Aghori dan ritual yang mungkin tampaknya segera berganti menjadi mengerikan bagi orang diluar kelompok mereka.

Yang tampaknya paling tidak berbahaya dari ciri Aghori ini adalah terletak pada penggunaan ganja. Aghori percaya bahwa menggunakan ganja secara eksplisit dapat membantu untuk menumpahkan hal tabu dalam upaya untuk mencapai pencerahan.

Para Aghori ini terus menggunakan rokok ganja, suatu tindakan yang mereka klaim bukan untuk melakukan kesenangan, melainkan untuk meningkatkan pengalaman spiritual dan untuk memungkinkan mereka agar lebih berkonsentrasi penuh pada ritual dan mantra.

Mereka juga tidak memotong rambut mereka, dan memelihara jenggot yang panjang, kusut beserta rambut gimbal adalah semua karakteristik dari sadhu Aghori.

Dalam upaya untuk benar-benar menyangkal diri sendiri dan menerobos kekuatan emosi dari rasa takut dan jijik, Aghori dikenal karena kecenderungan untuk memakan segala sesuatu. Pola makan dari Aghori ini benar-benar cukup untuk membuat kebanyakan orang merasa ngeri.

Mereka memakan makanan busuk, sampah yang membusuk, dan bahkan kotoran manusia dan meminum air kencing. Sering semua barang-barang najis ini akan dikonsumsi di sebuah mangkuk yang terbuat dari tengkorak manusia atau hidangan lainnya yang terbuat dari tulang manusia.

Sementara kebanyakan orang akan melihat ini sebagai hal yang gila, namun Aghori percaya bahwa dengan mengkonsumsi hal-hal seperti ini akan membunuh ego dan menentang persepsi akan keindahan manusia.

Selain itu, karena mereka tidak percaya bahwa apa saja bisa menjadi "murni" atau "tidak murni," maka tidak peduli sekotor apapun makanan bagi orang lain seperti memakan sampah atau kotoran, bagi Aghori semuanya adalah sama saja, semuanya adalah makanan.

Sisi gelap kematian dan penggunaan sisa-sisa tubuh manusia juga memainkan peranan besar dalam ritual dan kehidupan sehari-hari sekte ini. Dalam upaya untuk benar-benar menghadapi kematian dan pembusukan, para Aghori umumnya tinggal di dekat kuburan atau tempat kremasi, yang dianggap tempat suci di mana Shiwa hidup dan mewakili tempat tinggal terakhir bagi semua orang.

Ditempat kremasi, para Aghori ini biasanya mengumpulkan abu sisa kremasi yang dapat digunakan untuk menutupi tubuh mereka. Memang, seringkali Aghori tidak akan mengenakan apa-apa kecuali abu manusia yang dioleskan keseluruh tubuh mereka, dengan hanya beberapanya saja yang mengenakan sepotong kecil dari kain hanya untuk menutupi bagian pribadi mereka.

Mereka kadang-kadang akan memakai perhiasan atau pernak-pernik yang terbuat dari tulang manusia, dan beberapanya menggunakan tongkat yang terbuat dari tulang paha manusia. Dan tidak jarang juga Aghori terlihat meminum sesuatu dengan mangkuk mengerikan yang terbuat dari tengkorak manusia, yang disebut Kapala, yang mereka gunakan baik sebagai wadah minuman keras, hidangan makanan, atau sebagai mangkuk untuk mengemis.

Gelapnya Kehidupan Para Pertapa Kanibal Di India
Seorang Aghori minum dari mangkuk tengkorak.

Hal-hal yang berhubungan dengan sisa tubuh orang mati tidak hanya pada pernak-pernik dan mangkuk saja. Aghori juga diketahui menggunakan mayat sebagai semacam altar sebagai tempat untuk berdoa atau bermeditasi, sebuah praktek yang dikenal sebagai Shava samskara, yang dipercaya bahwa mayat adalah simbol dari tubuh mereka sendiri.

Sekte ini juga mungkin yang paling terkenal untuk praktek mengerikan dari kanibalisme. Tindakan kanibalisme merupakan bagian dari ritual dengan tujuan tidak hanya menyerap efek obat yang diduga untuk mencegah penuaan, tetapi juga untuk menghadapi dualitas kehidupan dan kematian dan mendapatkan transendensi lebih rendah dari diri sendiri ke dalam kesadaran universal.

Daging manusia yang dikonsumsi dipotong dari mayat dan kemudian dimakan mentah, dimasak atas api terbuka, atau kadang-kadang bahkan dalam keadaan busukpun dimakan.

Aghori tidak benar-benar membunuh siapa pun untuk mayat yang digunakan dalam ritual mereka atau untuk tujuan penciptaan item mengerikan yang mereka gunakan. Mayat-mayat yang mereka gunakan sebagian besarnya dikumpulkan dari mayat yang mengambang di Sungai suci Gangga.

Di India, banyak mayat yang dikremasi, tapi di dalam keyakinan Hindu, ada beberapa jenis orang yang tidak akan dikremasi. Termasuk anak-anak, orang suci, wanita hamil, wanita yang belum menikah, dan mereka yang telah meninggal karena kusta, bunuh diri, atau digigit ular.

Karena tidak dikremasi, mayat ini akan dilemparkan di atas perairan suci Sungai Gangga untuk dibawa hanyut entah kemana termasuk menghanyutkan semua dosanya. Bahkan sisa-sisa tubuh yang dikremasi biasanya akan sering dibiarkan menyusuri sungai, di mana api akhirnya akan padam dan mayat hanya setengah terbakar.

Nah para Aghori mengambil mayat dari sungai tersebut untuk tujuan mereka, setelah itu mereka akan melakukan doa untuk orang mati sebelum menggunakan mayatnya sebagai altar, membentuk item dari tulang, atau memakan dagingnya.

Gelapnya Kehidupan Para Pertapa Kanibal Di India
Aghori di Sungai Gangga

Untuk semua citra gelap dari kematian dan kekotoran yang terkait dengan Aghori, mereka juga dikenal dengan sihir penyembuhan yang konon cukup ampuh. Penyembuh Aghori mampu melakukan penyembuhan ritual di mana mereka dapat mentransfer penyakit, wabah, dan kesehatan yang buruk dari pasien dan ke dalam tubuh mereka sendiri, setelah itu mereka akan mengusirnya melalui kekuatan magis.

Dikatakan bahwa tindakan penyembuhan itu menyenangkan Syiwa, yang pada gilirannya memberikan Aghori ini kekuasaan yang lebih besar atas alam. Bahkan telah diklaim oleh para dukun Aghori bahwa mereka telah berhasil menyusun obat ampuh dari minyak terkonsentrasi didalam mayat yang mereka kumpulkan yang mampu menyembuhkan segala macam penyakit, bahkan penyakit yang paling menakutkan seperti kanker atau AIDS.

Tentu saja, kultus yang mempraktekkan cara ortodoks tersebut yang beberapanya merupakan praktik menjijikkan ini banyak dijauhi orang. Aghori sendiri cukup ditakuti dan disisi lain ditentang oleh beberapa segmen dari populasi di tanah air mereka, namun ramai orang lain yang menghormati mereka untuk kekuatan penyembuhan yang mereka miliki.

Mereka juga kebanyakan ditoleransi karena faktanya mereka tidak membunuh atau menimbulkan kekerasan pada orang lain untuk praktik agama mereka, sebagaimana yang terlihat menjijikkan.

Di zaman modern, anggota sekte mistis ini dapat ditemukan terutama di India utara disepanjang Sungai Gangga, terutama di tempat yang disebut Varanasi, di mana kuil paling suci milik mereka bisa ditemukan. Ini adalah candi Aghori paling suci yang dikatakan tempat menyimpan sisa-sisa tubuh Kina Ram, inkarnasi asli dari Shiva yang memulai sekte Aghori.

Ada banyak agama, sekte, dan kultus di seluruh dunia yang dilakukan oleh orang-orang dari semua bangsa dan ras. Semua dari mereka memiliki klaim jalan yang benar versi mereka sendiri yang mengexploitasi sisi dasar semua manusia yang memang selalu menginginkan untuk menemukan pencerahan dan kebenaran sejati, jawaban akhir untuk kebenaran tertinggi.

Dan tentang sekte Aghori ini memang cukup membingungkan mungkin, apakah seharusnya pemerintah India tidak mengizinkan mereka untuk mengejar jalan keyakinan versi mereka sendiri? Apakah orang setuju dengan praktek mereka atau tidak?

Kanibalisme, magic, tulang tengkorak dan kultus Aghori masih ada di India dan tidak menunjukkan tanda-tanda menghilang dalam waktu dekat. Kita hanya bisa bertanya-tanya apakah cara aneh hidup mereka telah benar-benar menunjukkan mereka jalan ke pencerahan yang mereka cari?

Bagi saya pribadi tentunya dengan perbedaan keyakinan yang dimiliki, rasanya apa yang Aghori lakukan memang sudah keluar dari fitrah manusia yang pada dasarnya suci dan bersih, dan saya percaya bentuk apapun dari makhluk selalu memiliki dua sisi, yakni sisi gelap dan sisi terang dan hanya yang Maha Tunggal saja yang memiliki keabsolutan, mutlak tak berbanding dengan makhluk.

Dan jelas alasan saya tentu akan berbanding jauh dengan keyakinan Aghori, dan pada akhirnya saya hanya bisa mengatakan "Bagimu agamamu, bagiku agamaku". Semoga anda berfikir dan Wassalamualaikum.