Cara Ampuh Memulai Kebiasaan Baru Menurut Sains
panduan science
Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Anda mungkin pernah mendengar istilah "Just do it!" (Lakukan saja), sebuah kata-kata simple yang cukup meyakinkan diri untuk memulai sesuatu. Dan jika kita berbicara tentang memulai sesuatu, tentunya setiap orang pernah ingin memulai suatu kebiasaan baru, namun sayangnya untuk memulai kebiasaan tersebut sepertinya sulit bukan kepalang tanggung.
Cara Terbaik Memulai Kebiasaan Baru
Lantas bagaimana ya cara ampuh untuk bisa memulai sebuah kebiasaan baru, seperti ingin berhenti merokok misalnya? Atau ingin terbiasa sholat lima waktu? Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana sebuah kebiasaan baru bisa dibentuk dengan tidak terlalu sulit, tentunya dalam bingkai sains yang bisa dipertanggung jawabkan, ingin tahu? Scroll down bro! :v
Sebuah temuan baru menunjukkan bahwa seseorang yang mempelajari untuk memulai kebiasaan baru ternyata tidak akan begitu sulit dari yang dibayangkan, dimana aktivitas baru ini akan terjadi secara otomatis.
Alasannya, kata seorang peneliti bernama Jennifer Labrecque, seorang psikolog di University of Southern California, adalah, bahwa sebuah kebiasaan dikodekan di dalam otak oleh sistem memori prosedural, yang tidak banyak melibatkan masukan alam sadar. Perencanaan dan musyawarah hal tersebut ditangani oleh sistem memori deklaratif, yang mengkatalogkan keseluruhan fakta dan peristiwa.
"Ketika anda mencoba untuk terlibat dalam dua sistem memori sekaligus, akhirnya hanya akan saling mengganggu," kata Labrecque, yang mempresentasikan temuannya pada bulan Januari pada pertemuan tahunan Society for Personality and Social Psychology di San Diego.
Hasil ini memiliki implikasi bagi orang-orang yang mencoba untuk belajar memulai kebiasaan baru, kata Labrecque. Dan akan menjadi penting untuk merencanakan ke depan ketika anda mungkin mencoba untuk mempelajari perilaku baru, maka hal yang terbaik yang harus anda lakukan untuk mengatur semua rencana anda adalah anda tidak perlu berpikir terlalu keras untuk itu, katanya.
Memulai kebiasaan baru
Dalam studi mereka, Labrecque dan rekan-rekannya mengembangkan video game yang mengajarkan orang-orang untuk membuat sushi. Mereka menemukan bahwa ketika orang diminta untuk menonton video lagi dan lagi, sehingga langkah-langkah proses pembuatan sushi ini menjadi sebuah kebiasaan, mereka belajar proses lebih baik walau mereka tidak diberi instruksi khusus untuk mencoba mengingat apa yang terjadi selanjutnya.
Temuan baru ini belum dipublikasikan, dan muncul secara tidak sengaja. Dimana pada awalnya eksprimen ini ditujukan untuk mempelajari tentang bagaimana orang mempelajari tugas-tugas secara otomatis, mereka melihat bahwa peserta mereka agak sedikit bingung pada langkah-langkah tertentu membuat sushi.
Jadi mereka mencoba untuk membantu para peserta dengan memberikan sebuah instruksi untuk memberitahukan kepada para peserta dan agar mereka memperhatikan, karena para peserta akan melakukan tugas selanjutnya tanpa adanya petunjuk.
Para peneliti tidak mengharapkan adanya perubahan besar dalam hasilnya, tetapi instruksi yang baru diberikan tampaknya malah menghalangi para peserta. Mereka tidak lagi mempelajari tugas dengan baik. Pada awalnya, para peneliti sempat bingung oleh perubahan ini, kata Labrecque. Tapi kemudian mereka menyadari bahwa instruksional itulah penyebabnya.
"Kami menyadari bahwa kami membuat mereka banyak berfikir, kami membuat mereka deliberatif, dengan satu pernyataan kecil ini," kata Labrecque.
Jadi, tim peneliti kemudian bereksperimen dengan ide ini, mereka mengatakan kepada beberapa peserta untuk memperhatikan instruksi di awal tugas, dan beberapa peserta lainnya tidak diberikan instruksi seperti itu.
Mereka juga diminta untuk melihat video pembuatan sushi sebanyak 10 kali, untuk mempromosikan membentuk kebiasaan, dan sebagian peserta lainnya hanya diminta untuk menonton video pembuatan sushi sebanyak dua kali saja untuk belajar membentuk kebiasaan baru.
Mereka kemudian menguji para peserta dengan sebuah tes waktu reaksi, di mana para peserta yang telah belajar langkah-langkah dalam resep pembuatan sushi, mereka harus mampu mengidentifikasi langkah selanjutnya.
Para peserta yang menonton video sushi hanya sebanyak dua kali terlihat lebih mampu dalam waktu reaksi mereka untuk merencanakan melakukan tugas mereka sendiri nantinya. Tetapi orang-orang yang menyaksikannya video pembuatan sushi sebanyak 10 kali malah lebih lambat ketika diberi instruksi untuk merencanakan langkah selanjutnya.
Jangan berpikir terlalu keras!
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa instruksional bisa mengganggu untuk membentuk perilaku kebiasaan baru, misalnya seperti anda berpikir bahwa anda mungkin akan tersandung jatuh jika anda terlalu memikirkan langkah-langkah dalam sebuah tarian.
Dan ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa pemikiran deliberatif dapat mengganggu untuk belajar memulai kebiasaan, bukan hanya sekedar eksekusi sebuah kebiasaan, kata Labrecque.
Sebelumnya para peneliti juga meminta peserta tentang bagaimana pendapat mereka dalam proses pembuatan sushi bagi mereka. Menariknya, para peserta yang menunjukkan waktu reaksi lebih lambat mengatakan bahwa mereka cukup percaya diri dengan kemampuan mereka ketimbang para peserta yang memiliki waktu reaksi lebih cepat. Kurangnya kesadaran diri bisa menghambat seseorang untuk membuat perubahan dalam hidup mereka, kata para peneliti.
"Orang-orang mungkin gagal untuk mengubah perilaku mereka karena sebagian mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dimana perencanaan mereka malah menghambat mereka sendiri untuk memulai kebiasaan baru," katanya.
Tentu saja, dan tidak mungkin untuk mengubah kebiasaan tanpa usaha. Misalnya, para ahli merekomendasikan untuk menetapkan tanggal sebelum berhenti merokok dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mempersiapkan diri dalam menghadapi semua pemicu yang mungkin hadir sebagai hambatan untuk berhenti merokok.
Nah perencanaan ini adalah hal yang baik, kata Labrecque. Intinya adalah sebuah cara dengan menemukan strategi yang memungkinkan untuk tidak perlu berpikir terlalu keras pada poin mengambil keputusan.
"Jadi, berfikirlah tentang cara anda mengatur dan menyiapkan keadaan di mana anda akan lebih mudah untuk menerapkan perilaku anda, tetapi cobalah untuk tidak terlalu berfikir setiap kali anda akan mulai melakukan perilaku baru tersebut," kata Labrecque.
Jadi emosi muda,.. untuk memulai sebuah kebiasaan baru anda tidak perlu untuk berfikir terlalu keras. Karena terlalu memikirkan rencana kebiasaan baru tersebut malah akan kontras dengan pola kerja otak yang lebih sederhana untuk memulai sebuah kebiasaan baru. Dengan berfikir terlalu keras maka akan mengacaukan diri untuk belajar kebiasaan baru itu sendiri. Just do it bro! Semoga bermanfaat dan Wassalamualaikum.