Kadar THC Dalam Ganja Semakin Meningkat Dan Berbahaya

Kadar THC Dalam Ganja Semakin Meningkat Dan Berbahaya

Kadar THC Dalam Ganja Semakin Meningkat Dan Berbahaya

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Ganja, sebuah tanaman populer bagi para pecinta dunia teler dan mabuk. Di daerah tempat saya tinggal di Aceh, tanaman ini sangat populer, dan memang daerah saya ini dikenal sebagai penghasil ganja terbesar di Nusantara. Sebuah reputasi yang cukup memuakkan tentunya.

Kadar THC Ganja

Dan baru-baru ini para saintis telah meneliti tanaman ini lebih lanjut dan hasilnya cukup mengejutkan karena ternyata tanaman ini semakin hari semakin meningkat baik penyebarannya hingga efek senyawa THC penyebab teler. Dalam sebuah studi, para peneliti mengamati lebih dari 38.600 sampel ganja ilegal hasil sitaan oleh DEA (Drug Enforcement Administration) AS selama lebih dari 20 tahun.

Mereka menemukan bahwa tingkat THC, atau Tetrahydrocannabinol yang merupakan bahan psikoaktif utama tanaman ini, dalam penelitian sampel ganja itu tersebut ditemukan bahwa senyawa THC telah meningkat dari sekitar 4 persen pada tahun 1995, naik menjadi sekitar 12 persen pada tahun 2014.

Sebaliknya, tingkat CBD (Cannabidiol) yang merupakan bahan yang kadang-kadang disebut-sebut memiliki potensial dan bermanfaat kesehatan malah turun dari sekitar 0,28 persen pada tahun 2001 menjadi kurang dari 0,15 persen pada tahun 2014.

Ketika para peneliti melihat rasio THC dan perbandingannya dengan CBD, mereka menemukan bahwa ganja pada tahun 1995 memiliki tingkat THC 14 kali lipat dari CBD. Tetapi pada tahun 2014, tingkat THC melonjak 80 kali lipat dibandingkan CBD.

"Kita bisa melihat bahwa rasio kadar THC dibanding CBD telah benar-benar meningkat jauh lebih tinggi," kata seorang author ketua studi ini Mahmoud A. ElSohly, seorang profesor farmasi di Universitas Mississippi.

Dalam studi tersebut, para peneliti menguji sebanyak hampir 39.000 sampel ganja ilegal. Sebagian besar sampel tersebut berasal dari material tanaman ganja, tetapi ada juga sampel hashis, yang merupakan bagian resin dari tanaman ganja yang dicampur dengan beberapa partikel tanaman, dan beberapa sampel minyak hash, yang merupakan ekstrak terkonsentrasi minyak ganja.

Para peneliti juga menemukan bahwa, di antara material tanaman ganja yang disita selama empat tahun terakhir penelitian ini, menunjukkan telah terjadi peningkatan dalam sampel sinsemilla, yang merupakan jenis ganja yang lebih kuat dibanding jenis lain narkoba, menurut penelitian tersebut, yang diterbitkan pada tanggal 19 Januari dalam Journal Biological Psychiatry.

Peningkatan potensi ganja mungkin memiliki beberapa konsekuensi negatif bagi kesehatan para pengguna ganja, terutama pada orang-orang muda, kata ElSohly. Ketika seseorang menghisap ganja dengan dosis THC yang rendah, "efeknya akan menghadirkan perasaan yang menyenangkan, semacam sarapan kebahagiaan," kata ElSohly kepada Live Science. Tetapi menghisap rokok ganja dengan dosis tinggi THC mungkin melibatkan risiko efek negatif yang lebih tinggi pada kesehatan, seperti psikosis atau serangan rasa panik, katanya.

Ada beberapa faktor kemungkinan di balik peningkatan THC ganja ini di pasar gelap, kata ElSohly. Salah satunya adalah, "Semakin tinggi kandungan THC, maka semakin mahal produk tersebut," katanya. Oleh karena itu, kemampuan untuk memproduksi ganja dengan konten THC yang lebih tinggi merupakan insentif bagi para petani ganja untuk memilih dan menumbuhkan varietas tanaman yang memiliki kandungan THC yang tinggi.

Selain itu, para pengguna ganja tanpa sadar tubuh mereka mengembangkan toleransi untuk THC, yang berarti bahwa dari waktu ke waktu, mereka akan membutuhkan dosis THC yang terus-menerus semakin tinggi untuk mendapatkan efeknya. Orang-orang ini yang melakukan permintaan untuk varietas ganja dengan THC lebih kuat. kata ElSohly.

Kadar THC Dalam Ganja Semakin Meningkat Dan Berbahaya
Kebun ganja

Sebagaimana yang kita ketahui, penggunaan ganja memang populer di Nusantara ini dengan segala pembenarannya, dan pemberantasan penggunaan ganja tidak mampu mengimbangi tingkat penyebarannya, disamping penegak hukum masih lemah, dan diperparah oleh tingginya tingkat kemiskinan yang memicu masyarakat untuk menanam dan menjual ganja sebagai alternatif penghasilan. 

Ganja dijual di negara-negara di mana penggunaan terbatas dianggap legal, dan telah semakin meningkat selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian yang dipresentasikan pada bulan Maret 2015 pada pertemuan American Chemical Society, para peneliti mengatakan bahwa mereka menemukan sampel ganja di Colorado mengandung THC sebanyak 30 persen.

Sebagai perbandingan, tingkat THC dalam ganja 30 tahun yang lalu pada umumnya hanya di bawah 10 persen, kata para peneliti. Tentu saja hal itu cukup membahayakan di wilayah dimana ganja dianggap legal. Dan bagaimanapun itu dan apapun alasannya rasanya semua bentuk yang memabukkan memang tidak baik untuk tubuh dan tentunya agama juga melarang bermabuk-mabukan. Dan semua itu berpulang kembali pada diri anda, maukah anda berfikir atau tidak? Itu saja, Wassalamualaikum.