Mitos Terjadinya Gerhana, Ketika Sains Bentrok Dengan Keyakinan
science Spiritual
Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Besok tanggal 9 Maret 2016 akan terjadi gerhana matahari di langit pada pekan ini. Gerhana matahari total terjadi ketika bulan memblok bayangan matahari dan peristiwa ini merupakan sebuah peristiwa spektakuler, sangat diantisipasi oleh para astronom, astrophotographers dan para pemburu gerhana. Tetapi sejarah terjadinya gerhana menurut beberapa keyakinan tidak selalu seperti itu.
Mitos Gerhana Dalam Kepercayaan
Gelapnya matahari secara bertahap pernah menyebabkan alarm bagi beberapa kaum, hal ini terkait dengan pertanda jahat atau aktivitas para dewa. Dan disepanjang sejarah, budaya di seluruh dunia berusaha untuk memberikan konteks dan penjelasan tentang fenomena gerhana, dan seperti gerhana itu sendiri, legenda yang melekat padanya berisi peristiwa yang dramatis.
Gerhana matahari total pada minggu ini akan terlihat dari Nusantara dan dari Samudera Pasifik Utara pada Rabu pagi (9 Maret). Selama peristiwa langit ini, matahari diperkirakan akan benar-benar tertutup selama 4 menit dan 9,5 detik.
Langit akan secara bertahap dirayapi oleh kegelapan bagaikan perpaduan irama dari siang dan malam. Khususnya bagi umat muslim inilah saatnya untuk melakukan sholat gerhana. Dan bagi banyak masyarakat kuno, kejadian itu berarti satu hal, yakni kesulitan, kata Edwin C. Krupp, astronom dan direktur Observatorium Griffith di Los Angeles.
Kata "Eclipse" yang berarti gerhana berasal dari kata Yunani "ekleipsis," yang berarti "yang tertinggalkan," tulis Krupp dalam bukunya, "Beyond the Blue Horizon: Myths and Legends of the Sun, Moon, Stars and Planets" (Oxford University Press, 1992). Dan selama peristiwa gerhana, ketika matahari "meninggalkan" manusia dalam kegelapan, banyak yang menanggapi peristiwa ini dengan teror dan antisipasi bencana.
Krupp merinci dalam sebuah laporan abad ke 16 dari suku Aztec di Meksiko tengah yang ditulis oleh seorang misionaris Spanyol bernama Fray Bernardino de Sahagun, yang menggambarkan orang-orang suku setempat bereaksi terhadap gerhana dengan kekhawatiran akan terjadinya "keributan dan gangguan."
"Orang berteriak di mana-mana dan orang yang berkulit terang dibunuh [Sebagai pengorbanan]," tulis de Sahagun, menurut Krupp, ia menambahkan, " Mereka memiliki keyakinan bahwa :" Jika gerhana matahari sempurna, maka akan menjadi gelap selamanya! Setan kegelapan akan turun. Mereka akan memakan manusia. ' "[The Surprising Origins of 9 Common Superstitions]
Krupp juga menyampaikan sebuah laporan dari Mesopotamia kuno, di mana dikatakan bahwa gerhana digembar-gemborkan dalam tahayyul bahwa "Seorang raja yang sangat kuat akan mati," dan bahwa "Banjir akan datang dan Ramman [Dewa badai dan cuaca] akan mengurangi hasil panen dari pertanian."
Dan di Australia, gerhana dipandang negatif oleh banyak, tetapi tidak semuanya. Beberapa kelompok suku Aborigin, sering menghubungkan peristiwa ini dengan pertanda buruk, sihir jahat, penyakit, darah dan kematian, demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Juli 2011 dalam Journal of Astronomical History and Heritage.
Dukun pria dan tetua masyarakat akan mencoba untuk melawan tanda-tanda kekuasaan jahat gerhana oleh pujian, nyanyian, dan melempar benda-benda sakral atau magis ke arah matahari, penulis menjelaskan.
Patung setan Rahu di sebuah kuil di Thailand, dalam kepercayaan mereka, diyakini Rahu yang menyebabkan terjadinya gerhana dengan memakan matahari atau bulan.
Kredit: Chaiyapat Mankannan
|
Menelan matahari
Banyak budaya mengaitkan hilangnya sebagian matahari atau total dengan setan atau dewa yang sedang lapar. Krupp merrinci simbol mesin terbang bangsa Maya yang mengisyaratkan tentang ular raksasa yang menelan matahari selama gerhana.
Cerita orang-orang Cina dan orang Armenia menyebut pelakunya sebagai naga, dan sementara Hungaria mengklaim burung raksasa adalah pelakunya. The Buryats, sebuah kelompok adat di Siberia selatan, malah menyalahkan beruang raksasa, dan Shan di tempat yang sekarang Vietnam dijelaskan sang penelan matahari adalah roh jahat yang memiliki bentuk katak. [The 7 Most Famous Solar Eclipses in History]
Bagi bangsa Viking, gerhana terjadi disebabkan oleh serigala langit yang bernama, Skoll, yang bermakna "Menjijikkan." Orang-orang akan berusaha untuk mengambil matahari kembali dengan membuat kebisingan sebanyak mungkin, untuk menakut-nakuti serigala agar meninggalkan makanannya, demikian menurut penulis Islandia abad ke-13 Snorri Sturluson, yang menulis buku "Tales from Norse Mythology" (University of California Press, 2001).
Dan beberapa dari pemakan matahari ini bahkan memiliki bentuk yang lebih mengerikan, Krupp menceritakan, bangsa Yugoslavia mengaitkan gerhana matahari pada jenis manusia serigala yang disebut vukodlak, sedangkan bagi orang-orang Tatar Siberia bagian barat mengatakan bahwa vampir yang berusaha menelan matahari dan gagal setelah matahari membakar lidahnya.
Di Korea, orang-orang percaya bahwa raja dari "Tanah Kegelapan" memerintahkan anjing api miliknya untuk mencuri matahari dalam upaya untuk menyinari negerinya yang gelap.
Dalam sebuah catatan India kuno "Samudra Manthan" ketua para setan, Rahu yang dipenggal kepalanya oleh Dewa Wisnu karena telah meminum ramuan keabadian, mengejar matahari yang telah mengkhianatinya, berusaha untuk menelannya.
Tetapi ketika Rahu berhasil, maka hanya menjadi masalah waktu untuk matahari kembali muncul, dan melewati tenggorokan iblis tersebut dan memutuskannya, demikian menurut catatan Krupp.
Cerita lain tentang gerhana berkaitan pada bulan dalam hilangnya matahari, menurut Jarita Holbrook, seorang profesor fisika di University of Western Cape di Afrika Selatan dan editor buku "African Cultural Astronomi" (Astrophysic And Space Science Proceeding, 2008).
"Bangsa Mesoamerika dan beberapa bagian Afrika menggambarkan adanya pertempuran matahari dan bulan selama gerhana. Lalu ada kepercayaan tentang pernikahan matahari dan bulan di antara beberapa orang Amerika Utara. Pernikahan matahari dan bulan sering dianggap merupakan tindakan penciptaan dalam mitos mereka," kata Holbrook.
Holbrook menjelaskan bahwa selama kegelapan dari gerhana matahari, planet-planet dan bintang-bintang tertentu bisa terlihat, memicu mitos bahwa perpaduan kosmik dari matahari dan bulan mengakibatkan "Kelahiran" dari benda-benda lain di langit. "Selama totalitas gerhana matahari total, titik-titik cahaya terang muncul, yang kemudian menghilang ketika totalitas berakhir," kata Holbrook. "Aku bisa melihat bagaimana nenek moyang kita menganggap bahwa gerhana matahari total adalah sebagai sebuah perkawinan dan terkait dengan penciptaan anak bintang."
Well emosi muda,. ada terlalu banyak kepercayaan tentang fenomena alam yang satu ini, dan secara sains ilmiah tentu saja semua kepercayaan semacam itu tidak bisa dipertanggungjawabkan karena memang tidak bisa terbukti sama sekali. Dan dalam tulisan kali ini saya tidak bermaksud untuk menyerang keyakinan lain yang bentrok dengan bukti ilmiah ini, namun sains adalah sebuah hukum yang tak terbantahkan.
Kita melihat dan mengetahui dimana matahari terhalang oleh bulan selama proses gerhana matahari, dan tentu saja kita tidak melihat adanya srigala, beruang atau naga yang sedang menelan matahari. Sebagai orang yang berfikir tentu kita bisa menilai semua penjelasan itu dan mengambil kesimpulan.
Bagi khususnya umat muslim, gerhana matahari dan bulan adalah fenomena alam biasa, dan sama sekali tidak terkait pada tahayyul dengan kepercayaan akan terjadinya bencana dan kejadian gaib seperti yang diyakini umat lainnya.
Kepercayaan tanpa dasar dalam keyakinan Islam tentu saja menentang doktrin tauhid itu sendiri, yang hal itu bisa mengotori aqidah anda. Luruskan tauhid anda dan fahamilah bahwa aqidah yang anda yakini adalah sebuah keyakinan yang selalu sesuai dengan fitrah anda sebagai manusia yang berfikir. Demikian, terimakasih, semoga anda sudi untuk merenungkan peristiwa alam ini, akhirul kalam Wassallamualaikum.
Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda;
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِىَ
”Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).”