Semut Mungkin Menjadi Solusi Untuk Mengatasi Pemanasan Global
science unik
Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Kita sudah tahu bahwa efek gas rumah kaca, terutama zat karbon dioksida adalah masalah besar bagi planet ini. Ditambah lagi dengan semakin berkurangnya lahan hutan di seluruh dunia akibat penebangan liar serta penggunaan zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon secara luas mengakibatkan banyak terjadinya perubahan dalam skala besar pada bumi yang kita huni ini.
Dan tentu saja semua perubahan itu mengarah kepada ketidakseimbangan sistem kehidupan di dunia ini, bencana yang semakin sering terjadi merupakan contoh luas dari kerusakan lingkuangan hidup yang pastinya merugikan manusia dan kehidupan lainnya. Lantas apakah ada solusi efektiv untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi pemanasan global?
Semut Sebagai Solusi Pemanasan Global
Ronald Dorn, adalah seorang ahli geologi di Arizona State University di Tempe, baru-baru ini telah berhasil menyelesaikan studinya tentang semut selama 25 tahun, khususnya tentang bagaimana beberapa spesies semut bisa memiliki pengaruh terhadap cuaca dengan mensekresikan kalsium karbonat, yang lebih dikenal sebagai kapur.
Sebagai bagian dari proses ini, partikel kecil dari karbon dioksida bisa terperangkap di dalam batu kapur, sehingga terlepas dari atmosfer. Lantas bagaimana bisa hewan kecil yang disebut dalam Al-quran ini bisa melakukannya?
Dorn menulis tentang penemuan ini dalam edisi terbarunya pada jurnal Geology. Dia memulai penelitiannya pada 25 tahun yang lalu ketika ia mengamati semut yang memecah pasir basalt. Dan untuk mempelajari implikasi jangka panjang dari hal ini, ia mengubur pasir basalt di enam lokasi yang berbeda di Arizona Catalina Mountains dan di Texas Palo Duro Canyon.
Dan selama setiap lima tahun, ia mengukur degradasi dari mineral olivin dan plagioklas dan menemukan fakta bahwa semut mampu memecahkannya 300 kali lebih cepat dari proses secara alami.
Dan bagaimana batu kapur ini kemudian terbentuk dengan karbon dioksida yang terperangkap di dalamnya masih belum ditemukan. Apakah terjadi karena ketika semut menggunakan air liur mereka untuk menjilat pasir agar menempel di dinding sarang mereka atau mungkin entah bagaimana proses ekskresi metabolisme yang terjadi pada semut. Dorn mengatakan:
"Kami tidak tahu apakah semut menjilati atau membuang kotoran pada pasir itu, atau karena bakteri yang berada dalam usus semut atau jamur yang tumbuh pada koloni semut".
Hmm,.. menarik sekali, Terus bisakah kita memperlambat perubahan iklim dengan menggunakan semut untuk mengurangi tingkat kadar karbon dioksida yang berada di atmosfer? Dorn belum menentukan akan berapa banyak karbon dioksida yang bisa dilepaskan dari atmosfer dengan bantuan semut.
Namun, proses yang terjadi pada semut mirip dengan proses penyerapan karbon secara alami pada pepohonan dan laut yang mengurangi kadar karbon dioksida, dan saya pribadi merasa penggunaan semut untuk membantu mengurangi karbon dioksida bisa jauh lebih murah dan mungkin jauh lebih aman ketimbang proyek penyerapan karbon buatan secara manual dengan cara memompa karbon dioksida ke dalam sumur penyimpanan bawah tanah.
Saya pikir kita harus berterimakasih dan memberikan kesempatan kepada seluruh koloni semut dalam proses ini hehehehe. Disisi lain kita patut memberi apresiasi kepada paman Dorn untuk kegigihannya dalam mempelajari semut selama 25 tahun, hanya orang yang sangat konsisten saja yang mampu bertahan menyaksikan dan meneliti hewan kecil pemakan gula selama itu.
Dan hasil yang di dapat bisa berguna bagi kehidupan serta menambah khasanah ilmu pengetahuan. Sekian, terimakasih dan semoga anda berfikir. Wassalamualaikum.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ﴿ە۱۹﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ۱۹۱
”Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ali ‘Imran. 189). ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”, (QS. Ali ‘Imran. 190). “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali ‘Imran. 191).