Apa Yang Akan Terjadi Pada Bumi Jika Matahari Mati?

Apa Yang Akan Terjadi Pada Bumi Jika Matahari Mati?

Apa Yang Akan Terjadi Pada Bumi Jika Matahari Mati?

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Bintang lahir dan hidup, dan juga mati. Karena matahari juga merupakan sebuah bintang, maka hal yang sama terjadi pada matahari, dan ketika matahari mati, apa yang akan terjadi pada bumi? Apakah planet kita hanya sekedar mengalami malam abadi? Atau ada yang lain daripada itu? Baiklah, untuk menjawab semua pertanyaan itu, mari kita simak artikel berikut ini dari pertimbangan sains antariksa.

Ketika Matahari Berhenti Bersinar

Nah, ketika matahari mengembang menjadi raksasa merah selama proses kematiannya, hal itu akan segera menguapkan planet Bumi. Mungkin peristiwa ini bukanlah yang anda harapkan, dan rasanya mungkin penduduk bumi saat ini tidak akan menyaksikan peristiwa dahsyat itu.

Soalnya skala waktu kematian matahari yang di prediksi oleh para ilmuwan masih sangat lama, setidaknya sekitar 7 atau 8 miliar tahun dari sekarang. Sementara keberadaan manusia di planet ini di perkirakan berkisar hanya sekitar 40000 tahun hingga saat ini, nah jika usia Bumi dikompresi menjadi 24 jam, maka manusia hanya menempati detik terakhir.

Jika kita merenungkan masa hidup bintang, maka kita harus menggarisbawahi bahwa rasanya tidak penting untuk mengukur eksistensial usia kehidupan kita di bandingkan usia bintang atau matahari, karena jelas sekali sangat jauh berbeda jarak usia keduanya.

Kelahiran Dan Kematian Sebuah Bintang

Jadi apa yang terjadi ketika matahari mati? Jawabannya masih ada hubungannya dengan bagaimana matahari itu sendiri bersinar. Kelahiran sebuah bintang dimulai sebagai aglomerasi kumpulan sejumlah gas dalam ukuran besar, sebagian besarnya adalah hidrogen dengan sedikit helium dan unsur-unsur lainnya.

Gas ini memiliki massa jenis, jadi jika anda menempatkan semua elemen-elemen itu di satu tempat, maka keseluruhannya akan tertarik ke dalam dirinya sendiri di bawah tekanan beratnya sendiri, yang kemudian menciptakan tekanan pada interior proto bintang, dimana terjadi pemanasan gas menjadi begitu teramat panas sehingga elektron menanggalkan atom dan gas dipenuhi muatan atau terionisasi (disebut juga sebagai plasma).

Atom hidrogen, masing-masing berisi satu proton, berfusi dengan atom hidrogen lainnya menjadi helium, yang memiliki dua proton dan dua neutron. Nah fusi ini melepaskan energi dalam bentuk cahaya dan panas, yang menciptakan tekanan ke luar, juga mencegah gas dari untuk kolaps lebih lanjut. maka lahirlah sebuah bintang.

Komposisi hidrogen yang cukup akan menjaga proses ini selama miliaran tahun. Tapi pada akhirnya, hampir semua hidrogen di inti matahari akan menyatu dan menjadi helium. Pada saat itu, matahari tidak akan mampu lagi menghasilkan banyak energi, dan akan mulai kolaps di bawah beratnya sendiri.

Berat yang tidak dapat menghasilkan tekanan yang cukup untuk mem-fusi-kan helium seperti yang terjadi dengan hidrogen pada awal kehidupan bintang. Dan hidrogen yang tersisa pada reaksi fusi di permukaan inti akan tetap menghasilkan sedikit energi tambahan yang memungkinkan matahari untuk tetap bersinar.

Inti helium akan mulai kolaps ke dalam dirinya sendiri. Dan ketika hal itu terjadi, ia melepaskan energi, meskipun tidak melalui reaksi fusi. Sebaliknya, hanya sekedar memanas karena peningkatan tekanan (kompresi gas apa saja yang meningkatkan suhu).

Dan pelepasan hasil energi ini menghasilkan lebih banyak cahaya dan panas, membuat matahari menjadi lebih cerah, namun, energi ini juga menyebabkan matahari berubah menjadi sebuah bola raksasa merah. Warna merah ini terjadi karena suhu permukaannya lebih rendah dari sebelumnya. Meskipun begitu, ukurannya akan jauh lebih besar daripada bintang-bintang lainnya yang lebih panas.

Menjadi Bola Merah Raksasa

Dalam sebuah studi di tahun 2008 oleh para astronom Klaus Peter Schröder dan Robert Connon Smith memperkirakan bahwa matahari akan menjadi begitu besar sehingga lapisan permukaan terluar akan menyembul keluar menempuh sekitar 108 juta mil (sekitar 170 juta kilometer), jelas saja jarak jangkauan ini akan segera menghancurkan planet Merkurius, Venus dan Bumi. Seluruh proses raksasa merah ini akan memakan waktu sekitar 5 juta tahun.

Apa Yang Akan Terjadi Pada Bumi Jika Matahari Mati?
Matahari akan membengkak menjadi raksasa merah

Di zona layak huni, di mana air cair dapat tetap eksis di permukaan planet, yang sekarang ini berada diantara jarak sekitar 0,95 dan 1,37 kali radius orbit Bumi (atau dikenal sebagai satuan Astronomical Units, atau AU). Zona ini akan terus bergerak ke luar.

Pada saat matahari bersiap-siap untuk menjadi raksasa merah, planet Mars akan tetap berada di dalam zona aman ini untuk beberapa waktu. Sementara itu, Bumi akan segera terpanggang dan berubah menjadi uap, dengan lautan yang menguap dan menjadi hidrogen dan oksigen.

Dan ketika air mulai rusak oleh proses ini, hidrogen akan terlepas ke ruang angkasa dan oksigen akan bereaksi dengan bebatuan di permukaan. Nitrogen dan karbon dioksida mungkin akan menjadi komponen utama dari atmosfer (seperti halnya planet Venus saat ini), meskipun belum diketahui secara pasti apakah atmosfer bumi pernah begitu tebal seperti itu.

Beberapa jawabannya tergantung pada seberapa banyak proses vulkanisme masih terjadi dan bagaimana kemungkinan lempeng tektonik segera runtuh. Nasib manusia dan kehidupan lainnya jangan ditanyakan lagi, mungkin disaat itu kita telah memilih untuk pergi ke planet lain atau bahkan lebih jauh dari tata surya kita.

Soalnya planet Bumi tidak mungkin untuk di huni lagi, kehancuran total akan terjadi di seluruh bagian Bumi. Satu-satunya teknologi yang bisa menyelamatkan manusia di saat itu adalah pesawat ruang angkasa yang bisa membawa manusia pergi sejauh mungkin dari planet kita saat ini.

Saat proses kematian matahari ini terjadi, bahkan planet Mars tidak akan bertahan sebagai planet layak huni. Setelah matahari menjadi raksasa, zona layak huni akan pindah ke jarak antara 49 dan 70 unit astronomi.

Neptunus mungkin akan menjadi terlalu panas untuk kehidupan, dan tempat tinggal yang masih layak huni mungkin adalah planet Pluto dan planet kecil lainnya yang berada disekitarnya, termasuk komet dan asteroid di Sabuk Kuiper.

Schröder dan Smith mencatat bahwa bintang seperti matahari akan kehilangan massa dari waktu ke waktu, terutama melalui angin matahari. Orbit planet yang mengelilingi matahari perlahan-lahan akan melebar.

Dan tidak akan cukup waktu untuk menyelamatkan Bumi, tetapi tepian planet Neptunus mungkin masih bisa menjadi rumah bagi manusia karena masih berada dalam zona layak huni walau hanya sementara.

Apa Yang Akan Terjadi Pada Bumi Jika Matahari Mati?
Nafas akhir sebuah bintang di tandai dengan ledakan Supernova

Ledakan Supernova

Dan pada akhirnya, meskipun, hidrogen di inti luar matahari telah habis, dan matahari akan mulai kolaps, namun hal ini akan memicu siklus fusi lainnya. Selama sekitar 2 miliar tahun matahari akan mengalami proses fusi helium menjadi karbon dan beberapanya menjadi oksigen, tetapi hanya ada sedikit energi dalam reaksi tersebut.

Setelah gas terakhir dari helium berubah menjadi unsur yang lebih berat, maka tidak ada lagi energi bagi matahari untuk melawan tekanan berat badannya sendiri. Maka intinya akan segera menyusut menjadi kerdil putih. Lapisan luar matahari akan menjadi sangat lemah dari intinya karena jarak yang begitu jauh, jadi ketika inti matahari mulai runtuh, maka akan menanggalkan lapisan luarnya.

Hasilnya adalah nebula! Dan matahari putih kerdil yang dipanaskan oleh kompresi daripada fusi dimana pada awalnya akan cukup panas, suhu permukaannya bisa mencapai 50.000 derajat Fahrenheit (hampir 28.000 derajat Celcius) dan akan menerangi gas yang ada di nebula.

Tak ada yang tak berakhir, dan pada puncaknya saat matahari mengucapkan selamat tinggal maka terjadilah ledakan bintang luar biasa dahsyat yang disebut supernova, dimana matahari akan memuntahkan seluruh isinya dan melontarkan apa saja yang berada dalam jangkauan ledakannya. 

Planet bumi hanya akan menjadi kenangan panjang dengan segala kisah-kisah manusia yang pernah hidup di atas permukaannya.

Dan ketika saat itu terjadi, maka kemanakah manusia akan pergi? Hanya Allah yang tahu. Semoga menambah pengetahuan anda, dan saya harap tulisan ini bisa mengajak anda berfikir, terimakasih dan Wassalamualaikum.