Misteri Danau Poyang, Segitiga Bermuda Dari Timur

Misteri Danau Poyang, Segitiga Bermuda Dari Timur

Misteri Danau Poyang, Segitiga Bermuda Dari Timur

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Untuk alasan apa pun, beberapa lokasi di planet kita ini tampaknya memiliki kebiasaan untuk menghilangkan sesuatu. Banyak dari tempat-tempat ini di mana kekuatan di luar kendali atau pemahaman kita berkonspirasi untuk menghisap manusia yang cukup nekat untuk menjelajahi mereka, dan cukup sering juga tidak ada yang tersisa untuk memungkinkan kita mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi.

Segitiga Bermuda Asia

Banyak orang telah mendengar tentang keangkeran Segitiga Bermuda, tapi apa yang banyak orang lain mungkin tidak sadari adalah bahwa, ini hanyalah salah satu dari banyak tempat predator yang mendiami berbagai daerah lain di seluruh dunia. Salah satu tempat tersebut dapat ditemukan di Cina, di mana danau terbesar di negara ini telah lama menerima reputasi sebagai mata air dari keanehan tingkat tinggi yang terus membingungkan dan bercampur aduk dengan imajinasi hingga hari ini.

Terbentang dalam keindahan dari pedesaan di Provinsi Jiangxi, Cina, adalah sebuah danau yang disebut sebagai Danau Poyang. Berukuran rata-rata sekitar 3.500 kilometer persegi (1.400 sq. Mi), adalah danau air tawar terbesar di China, dan merupakan titik perhentian penting bagi jutaan burung yang bermigrasi setiap tahunnya, serta merupakan habitat langka dari lumba-lumba finless air tawar, yang secara lokal dikenal disebut Jiangzhu, atau "babi sungai."

Selain keanekaragaman hayati yang kaya ini, danau ini juga memiliki sejarah yang kaya selama berabad-abad. Pembentukan danau ini sendiri di perrkirakan dimulai sekitar 400 SM, ketika Sungai Gan membanjiri wilayah ini, secara dramatis menelan Kabupaten Poyang dan Kabupaten Haihun, menciptakan eksodus massal manusia yang mencari lokasi untuk melarikan diri dari invasi tanpa henti dari danau yang terus tumbuh.

Pada satu titik, selama Dinasti Tang, pertumbuhan fenomenal dari danau yang membengkak ini memakan area hingga 6.000 kilometer persegi (2.300 sq. Mi), dan pembentukan tak terbendung danau ini pula yang bertanggung jawab untuk kesejahteraan warga kota Wucheng, di provinsi Jiangxi, yang diuntungkan dari masuknya para pengungsi di awal terbentuknya danau ini yang kini menjadi pemukim tetap.

Misteri Danau Poyang, Segitiga Bermuda Dari Timur
Danau Poyang

Pada tahun 1363, Danau Poyang pernah menjadi tempat dari bentroknya dua angkatan laut besar paling berdarah dalam sejarah klasik, ketika armada besar tentara dari dinasti Ming versus Han bentrok di sini selama hari-hari terakhir dari Dinasti Yuan yang dipimpin Mongol, yang dikenal sebagai Pertempuran Danau Poyang.

Pertempuran yang intens dengan penggunaan teknologi yang relatif baru dari senjata api dan mesiu, dimana benteng raksasa yang mengambang yang disebut kapal menara meluncur saling serang satu sama lain dalam pertempuran angkatan laut yang ganas.

Dan buntut dari pertempuran sengit ini, Ming muncul sebagai pemenang, mengambil alih kendali negara, dan pemimpin Zhu Yuanzhang menjadi kaisar pertama dari Dinasti Ming yang berkuasa.

Danau ini tidak hanya memiliki sejarah peperangan dan kekerasan saja, namun juga diselingi oleh misteri aneh yang mengelilinginya, di sini adalah tempat di mana banyak kapal telah menjelajah hanya untuk menghilang dan tidak pernah kembali, kejadian menghilangnya kapal begitu banyak terjadi hingga danau Poyang ini sering disebut sebagai "Segitiga Bermuda dari Timur," atau "The Waters of Death" atau "The Place of Death" oleh penduduk setempat.

Salah satu kasus hilang ini terjadi selama Perang Dunia II, ketika invasi dan pendudukan Jepang atas Cina sedang pada puncaknya. Pada tanggal 16 April 1945, sebuah kapal kargo Jepang seberat 2.000 ton, Kobe Maru, bersama dengan sekitar 200 tentara kekaisaran Jepang, melintasi danau ini di dekat kuil Laoye, kapal ini sarat dengan harta curian, artefak berharga hasil jarahan, secara misterius tenggelam tanpa sebab di bawah kondisi cuaca yang benar-benar bersih.

Tenggelamnya secara misterius kapal tersebut membuat Angkatan Laut Jepang mengirimkan tim penyelamat sebanyak tujuh orang penyelam untuk pergi memulihkan isi kargo kapal yang dipenuhi benda berharga tersebut, namun hanya satu penyelam saja yang kembali selamat.

Ketika penyelam tersebut kembali, ia diduga menjadi stres, sesuatu yang telah dilihatnya dibawah kedalaman danau telah menerornya hingga ia mengalami depresi berat. Penyelam ini dikatakan tidak pernah membeberkan apa yang sebenarnya telah terjadi, dan memang ia dilaporkan menjadi murung sejak kejadian itu, tidak responsif, dan nyaris gila oleh teror misterius dari dalam danau dan tak ada satu pun dari penyelam lain atau salah satu kru atau bahkan memo dari kapal Kobe Maru yang pernah terlihat lagi. Semuanya menghilang di bawah kegelapan dasar danau yang misterius.

Setelah perang berakhir, pemerintah China berusaha mencoba untuk mencari kapal tersebut, berharap untuk mendapatkan kembali beberapa barang antik berharga dan peninggalan yang telah dicuri dari mereka oleh Jepang di masa lalu.

Lantas China menyewa ahli asal Amerika, Edward Boer untuk menemukan reruntuhan kapal, tetapi sayangnya ia tidak hanya gagal untuk menemukan tanda-tanda apapun dari keberadaan kapal setelah pencarian yang melelahkan selama satu bulan, bahkan beberapa tim penyelamnya dikabarkan telah menghilang tanpa jejak.

Membuat seluruh kasus ini menjadi lebih aneh adalah bahwa kapal yang diperkirakan telah tenggelam itu hanya berjarak 30 kaki dari permukaan air danau yang sebagian besarnya memang cukup dangkal. Boer sendiri tetap tutup mulut hingga satu dekade kemudian ketika ia menerbitkan laporan aneh di United Nation Environment News.

Di dalam artikel tersebut, Boer mengambarkan peristiwa yang mengerikan. Boer mengaku ketika ia menyelam dengan timnya, ada cahaya terang yang menyilaukan bangkit naik dari arah bawah danau yang gelap, diikuti dengan suara yang melengking.

Dia menjelaskan bahwa danau itu sendiri kemudian tampak bergejolak dan mereka sadar bahwa mereka sedang ditarik oleh suatu kekuatan tak terlihat. Boer juga mengklaim bahwa ia telah berhasil lepas dari pusaran aneh yang menghisap mereka, sampai pada jarak dimana ia menyaksikan dengan ngeri saat timnya terhisap oleh cahaya terang yang berasal dari dasar danau tersebut, mereka tak pernah kembali lagi.

Lenyapnya Kobe Maru dan para penyelam yang pergi untuk mencari harta terpendam, lantas tidak berarti bahwa mereka hanya satu-satunya korban danau tersebut, perairan ini telah lama melahap kapal yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari kapal nelayan, kapal pesiar, kapal kargo pengangkut dan juga kapal militer.

Selama periode dari tahun 1960-an hingga 1980-an, terhitung cukup mengejutkan, yakni totalnya ada sekitar 200 kapal telah menghilang secara misterius di sini, bersamaan dengan lenyapnya sekitar 1.600 orang, yang kesemuanya tidak pernah terlihat lagi.

Di satu hari yang cerah pada tanggal 3 Agustus 1985, total ada 13 kapal menghilang tanpa jejak hanya dalam satu hari. Beberapanya ada yang telah berhasil kembali namun dengan hilangnya ingatan, depresi berat, serta mengalami penyakit mental yang kronis, bahkan ada yang menjadi gila.

Banyak kapal terus menghilang di Danau Poyang bahkan sampai hari ini. Di tahun 2001 sebuah kapal kargo besar membawa pasir tiba-tiba diserang oleh gelombang besar yang tiba-tiba muncul dalam kondisi cuaca tenang, hingga kapal tersebut tenggelam hilang tanpa jejak.

Salah satu kasus lain baru-baru ini juga sangat aneh yang terjadi pada bulan Maret 2010, di mana sebuah kapal besar seberat 1.000 ton tiba-tiba tenggelam, juga pada kondisi cuaca cerah yang tenang, tenggelam misterius di dekat pantai danau tanpa ada alasan yang masuk akal. Bahkan puing-puingnya tidak pernah ditemukan, menghilang begitu saja.

Misteri Danau Poyang, Segitiga Bermuda Dari Timur

Menambah keanehan dari banyak kasus kapal hilang ini, yakni mereka selalu hilang dibawah kondisi tenang saat cuaca cerah, disisi lain, danau ini relatif dangkal dengan kedalaman rata-rata hanya 8,4 meter (28 kaki), tentunya akan sangat mudah untuk menemukan reruntuhan dan sisa-sisa kapal di semua tempat, namun tidak ada satu pun dari bangkai kapal-kapal ini yang bisa ditemukan, meskipun banyak ekspedisi telah menjelajahi bagian bawah danau ini untuk mencari tanda-tanda keberadaan mereka. 

Salah seorang peneliti di Institut Geografi dan Limnologi Nanjing yang telah menghabiskan banyak waktu untuk mencoba mengungkap misteri di sini, Jiahu Jiang, menyatakan kebingungannya tentang danau ini, ia mengatakan bahwa dengan jumlah besar kapal yang dilaporkan hilang di danau ini, serta tidak adanya bangkai kapal atau sisa-sisa jenazah manusia adalah sebuah hal yang "tak terbayangkan." 

Satu-satunya petunjuk dari reruntuhan yang pernah ditemukan di sini ditemukan pada awal tahun 2000-an, ketika sebuah ekspedisi arkeologi bawah laut menggunakan peralatan sonar canggih dan pasir pompa menemukan adanya 16 anomali magnetik yang berserakan di bagian bawah danau.

Salah satu anomali ditemukan memiliki garis seperti kapal, tetapi hanya beberapa potongan puing yang pernah ditemukan. Lantas mengapa sisa-sisa dari begitu banyak kapal tenggelam di danau ini tetap tidak ditemukan? Kemana mereka pergi? Apakah danau itu sendiri telah mencerna mereka untuk kemudian tidak pernah terlihat lagi?

Selain kapal dan penyelam yang ditelan oleh danau Poyang, ada juga kasus lainnya yang terjadi di sini juga. Pada tahun 1977, ada tiga bendungan yang dibangun di sini, bendungan yang terbesar memiliki panjang 2.000 kaki, dengan lebar 165 kaki, dan tinggi 50 kaki.

Suatu hari, bendungan besar ini dikabarkan menghilang begitu saja, tidak meninggalkan sisa atau jejak apapun. Kasus aneh lainnya berasal dari seorang penyelam penyelamat bernama Shen Dahai, ia menghilang saat mencari bangkai kapal di bagian bawah danau.

Laporan yang ada menyatakan bahwa tubuhnya kemudian ditemukan keesokan harinya mengambang di Danau Changba Shan, yang anehnya adalah mengingat danau ini terpisah sejauh 15 km dan sama sekali tidak terhubung ke Danau Poyang, lantas bagaimana bisa tubuhnya pindah kesana?

Menambah misteri lainnya adalah banyaknya laporan tak terhitung dari kemunculan gelombang pasang tiba-tiba, pusaran air, lampu misterius di bawah air, penampakan UFO, munculnya badai petir spontan hingga bayangan misterius dari monster danau.

Misteri Danau Poyang, Segitiga Bermuda Dari Timur

Ada banyak teori tentang apa yang terjadi di Danau Poyang, mulai dari yang masuk akal hingga yang tidak bisa dicerna oleh akal. Salah satu teori adalah bahwa tenggelamnya kapal-kapal tersebut disebabkan oleh gundukan pasir yang tiba-tiba terbentuk, setidaknya ada satu yang telah ditemukan melalui pencitraan udara.

Kapal mungkin telah menabrak gundukan pasir secara langsung atau dipengaruhi oleh pusaran air yang dihasilkan oleh arus berputar di sekitarnya. Namun, teori ini masih gagal untuk menjelaskan kemana menghilangnya setiap bangkai kapal lainnya.

Ada juga teori yang menyatakan bahwa portal antar dimensi yang terbuka secara spontan sebagai penyebabnya, pusaran aneh, Black Hole yang membumi, anomali magnetik tak terjelaskan, petir aneh, kekuatan supranatural dan termasuk penculikan yang dilakukan oleh alien.

Banyak teori pinggiran tentang kasus kehilangan di Danau Poyang ini mengacu di satu titik ke lokasi pada posisi 30 derajat lintang utara dari danau ini. Hal ini penting mengingat ada banyak tempat kuno yang juga terletak di sini, serta tempat-tempat terkenal lainnya dari lokasi misterius yang terletak di sepanjang kira-kira garis lintang yang sama, layaknya seperti Segitiga Bermuda itu sendiri.

Hmm,.. Ada apa sebenarnya di balik misteri tempat ini? Apakah semua ini berlabuh pada sebuah kekuatan misterius yang kita tidak akan pernah tahu? Apakah itu hanya tempat yang di diami oleh fenomena alam mematikan yang telah lama meluncurkan legenda seram? Atau lokasi itu dihuni oleh sesuatu yang jahat? Sebuah tempat dari kombinasi niat jahat kerajaan Iblis?

Apapun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini, banyak bangkai-bangkai kapal di Danau Poyang, serta banyak korban jiwa lainnya tetap tak ditemukan, menjadikannya sebagai sebuah rahasia yang sulit untuk dipahami, dan hingga kini Danau Poyang masih menjadi misteri yang hidup ditengah rakyat Tionghoa.

Well saya pribadi berpendapat bahwa tempat-tempat seperti itu sangat mungkin dihuni oleh semacam entitas gaib yang sulit dilacak keberadaannya melalui teknologi yang ada, semacam kerajaan Jin. Dan tentu saja perbedaan dimensi dan waktu yang ada menghasilkan hukum fisika yang berbeda pula untuk dua dunia yang tak sama.

Tapi apapun yang bersemayam ditempat-tempat seperti ini, baiknya kita manusia tidak boleh kalah begitu saja dengan kekuatan angkuh yang berusaha mencampuri urusan alam nyata, apalagi menjadikan mereka sebagai sesembahan seperti yang biasa terlihat di Nusantara dimana lokasi-lokasi angker malah dijadikan sebagai sarana ibadah untuk memohon kepada selain Allah, mereka meminta kekuatan kepada Iblis penguasa suatu lokasi demi berbagai kepentingan yang kelak akan merugikan dirinya sendiri.

Saya yakin, suatu saat manusia akan mampu membongkar hakikat tempat-tempat terkutuk ini dan menghancurkan segala kejahatan yang tersimpan didalamnya, ya suatu hari nanti Insha Allah. Semoga anda berfikir dan Wassalamualaikum.