Ketololan Di Sosial Media

Ketololan Di Sosial Media

Ketololan Di Sosial Media
Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Untuk tulisan kali ini saya tidak akan menulis hal-hal di seputar keanehan atau misterius di dunia nyata, namun saya akan menulis "keanehan" di dunia maya, sesuatu yang ganjil, tanpa fikiran dan, bahkan tanpa malu dan tanpa mau tahu dengan keanehan tingkat tinggi yang terus menyebar dan memprovokasi pembacanya serta menggiring opini mereka ke jurang gelap yang saya sebut sebuah ketololan.

Pengguna Sosial Media yang Tolol

Mungkin kata "tolol" terdengar sangat kasar, namun ada baiknya sejenak kita tinggalkan budaya Nusantara yang banyak berbasa-basi dan berupaya saat ini untuk lebih berterus terang, jadi bila saya menulis kata tolol, percayalah karena hal tersebut memang tolol. Baiklah mari kita mulai membahas budaya ketololan ini.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Al-Hujurat: 6)

Puluhan juta pengguna facebook di Nusantara, dimulai dari anak-anak yang baru bisa pegang hape hingga orang tua pedofilia pemburu anak-anak ABG, dari mereka yang berusaha membagikan pencerahan hingga sang pengacau yang memburu pencitraan.

Layaknya di dunia nyata, di dunia maya khususnya sosial media ini juga menjadi tempat untuk membahas sesuatu, tergantung dari hobi ataupun hal yang dianggap menarik lainnya, sayangnya sekalipun banyak orang sudah pintar untuk menggunakan teknologi informasi, namun disisi lain juga banyak orang "aneh" yang mengalami ketimpangan psikologis sehingga hadirlah bentuk kekacauan baru yang menjadi kanker dalam masyarakat kita. Seperti apakah kanker tersebut?

1. Tukang Share Tanpa Konfirmasi

Ini yang paling sering terjadi, banyak orang mudah membagikan sesuatu postingan tanpa pernah ada tabayyun sama sekali, disebabkan ketololan ini banyak informasi salah yang beredar, tidak tahu dan tolol itu berbeda, ketololan jenis ini disebabkan karena mereka memang tidak tahu, namun berani membagikan informasi tersebut tanpa memperdulikan efek yang akan terjadi kelak, tentu saja efeknya akan luas, karena sebuah informasi akan mudah menyebar di sosial media lebih cepat ketimbang bergosip secara manual.

Salah satu contohnya adalah kasus Pokemon Go yang konon diartikan bermacam-macam yang ujung-ujungnya selalu terkait dengan yahudi. Saya mencari referensi tentang tuduhan itu, namun tidak ada satupun yang bisa mengkonfirmasi hal tersebut, dan dengan mudahnya orang-orang membagikan hal tersebut, well.. bayangkan sebuah fitnah besar dengan mudah merajalela disebabkan ketololan ini. 

Tidak hanya Pokemon Go saja, bahkan baru-baru ini sebuah film animasi serial kanak-kanak asal negeri jiran, Upin dan Ipin juga menjadi sasaran dengan tuduhan Yahudi! Dengan mempelesetkan kata Upin menjadi Uffin yang katanya aku benci rasul? Wow! Sekali lagi dengan betapa tololnya orang-orang membenarkan berita dusta serta membagikan hal tersebut tanpa adanya konfirmasi, menyebarkan suatu kebohongan sama saja dengan pelaku kebohongan itu sendiri.

2. Lagi-lagi Yahudi

Yahudi selalu menjadi sasaran bila ada sesuatu yang dianggap buruk, namun masyarakat kita tidak bercermin sama sekali tentang julukan Yahudi itu sendiri, di daerah tempat saya tinggal, banyak orang-orang yang jika marah suka mencela dengan sebutan Yahudi, yang jika ditilik dari sudut pandang agama, maka sebutan tersebut bisa bermakna pengkafiran (Takfiri).

Menyebut saudara seimannya dengan sebutan Yahudi, dan yang lebih tololnya lagi, mungkin mereka berfikir bahwa setiap orang bisa menjadi Yahudi, padahal cuma bangsa Israel saja yang bisa menganut Yahudisme.

Ditambah lagi dengan tolol yang setolol-tololnya adalah mereka mencap Yahudi adalah Israel, dan semua Israel adalah celaka! Saya ingin bertanya kepada anda yang menganut keyakinan samawi, bukankah banyak nabi-nabi berasal dari Bani Israel? Dan generalisasi ucapan celaan terhadap bangsa Israel bisa saja termasuk diantaranya nabi-nabi yang anda yakini tersebut, benar atau tidak?

Nah jika anda memang benci Yahudi karena penjajahan mereka di atas bumi Palestina, lantas mengapa bertahun-tahun anda cuma ngumpet di rumah, bawa pacar keliling pantai, dan selalu nongol di facebook? Ayo dong, buktikan ucapan anda, pergi ke Palestina, angkat senjata Jihad Fi Sabilillah, kalo cuma mencela sih, anak kecil juga rame yang bisa mencela.

Lagian, kerusakan di tubuh masyarakat kita saat ini lebih besar berasal dari dalam, bukan dari Yahudi, mereka jauh disana di Israel, lantas kenapa kita sendiri bertingkah layaknya seperti Yahudi penjajah Palestina dengan kelakukan kita yang tidak perduli, bahkan gaya hidup kita sendiri banyak cenderung menyerupai Yahudi. Baiknya kita bercerminlah, jangan sedikit-dikit Yahudi, sedangkan kelakuan kita terkadang bisa lebih dari Yahudi. Punya malu lah!

Saya bukan sedang membela Yahudi, namun saya bermaksud agar anda lebih pintar untuk memahami apa itu Yahudi, apa itu Israel dan agar anda lebih kritis terhadap dua kalimat itu yang sering di sejajarkan dalam koleksi perbendaharaan kata-kata makian.

Banyak kesalahan yang berlaku dalam masyarakat kita, yang seringkali tidak ada hubungannya dengan Yahudi, seharusnya kita bisa "Fair" dalam menilai itu semua. Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh seorang individu, maka tidak sepantasnya individu tersebut di cap sebagai Yahudi. Selain cap tersebut menjadi sebuah pengkafiran, juga memang sangat tolol, karena tidak ada hubungannya sama sekali.

3. Penipu Laknatillah

Laknat atas orang-orang yang menyebarkan dusta demi mencari keuntungan, laknat atas orang-orang yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan kebodohan orang lain. Para penipu di dunia maya ini dengan bebas bergentayangan, mereka bisa eksis di puncak sosial media berkat banyak orang-orang seperti di atas, yakni orang-orang yang dengan mudah membagikan sesuatu tanpa konfirmasi terlebih dahulu.

Motif para penipu ini pun bermacam-macam, biasanya adalah demi uang dan ada juga bermotifkan politik dan agama, metodanya pun bermacam-macam, yang paling umum adalah mencaplok gambar-gambar kekerasan, gambar orang cacat, kecelakaan untuk kemudian yang meminta "like" dan "share", tak jarang gambar yang mereka upload sama sekali tidak relevan dengan berita yang ditulis, dan ujung-ujungnya menebar fitnah, kelompok ini bekerja cukup terorganisir dengan tujuan trafik internet dan mendapatkan keuntungan finansial dari periklanan.

Lain lagi adalah kelompok terorganisir yang bertujuan politik, mereka adalah orang-orang bayaran, memakai prinsip kerja Illuminati, yakni dengan membombardir media termasuk sosial media di dunia maya untuk menggambarkan seorang sosok yang kelak akan dijadikan pemimpin suatu kelompok di wilayah atau di negara tertentu.

Metoda pencitraan ala sampah ini sudah cukup populer dalam waktu yang panjang dalam sejarah dunia. Terlebih lagi di Nusantara, masyarakat dengan sangat mudah terpesona oleh seseorang yang dicitrakan dengan sangat luar biasa tanpa tahu bukti apa dari prestasi yang benar-benar bisa dibuktikan.

Efeknya, berbagai berita dusta menyebar dengan segala kehebatan sosok tertentu yang konon telah melakukan ini dan itu, serta memojokkan individu atau kelompok yang dianggap saingan. Sama seperti kelompok diatas, kelompok pendusta ini juga memanfaatkan kepolosan masyarakat, termasuk memanfaatkan para penjilat dan orang-orang tolol yang bekerja untuk mereka.

Selebihnya di isi oleh para pendusta dengan memanfaatkan isu agama, salah satu contohnya adalah sebuah berita dusta tentang mayat di atas kubah mesjid nabawi, orang-orang yang fanatik atau yang membenci terhadap golongan tertentu maka dengan mudah memanfaatkan isu ini untuk meraih pengikut serta berikut memojokkan suatu golongan, sekali lagi karena ini menyangkut agama, maka masyarakat akan mudah tersulut bagaikan minyak yang dipancing dengan bara api, terjadilah pencelaan besar-besaran, pengkafiran dengan berbagai caci maki hingga koleksi kata-kata makian hewan-hewan haram.

Mereka yang menyebarkan berita dusta ini sadar betul bahwa masyarakat kita mudah terbakar tanpa mesti cek dan ricek, dan misi busuk mereka pun berjalan dengan tingkat keberhasilan diatas 100%. Banyak lagi postingan provokatif yang menjual isu agama, mulai dari foto palsu makam Nabi Muhammad Sallahualaihiwasallam, hingga foto-foto pembantaian yang mengerikan. Ujung-ujungnya, agama dijadikan objek untuk menyebarkan berita dusta demi kepentingan tertentu.

Ketololan Di Sosial Media
Salah satu postingan dusta yang menyebar di facebook

4. Bullying

Ini juga salah satu kasus yang paling sering di temukan di sosial media, beberapa orang mungkin kurang mengerti akan sesuatu sehingga melakukan kesalahan akibat ketidaktahuannya, sayangnya hal ini lantas menjadi bahan untuk aksi bully, sekali lagi karena ramai watak orang Nusantara yang mudah terprovokasi, maka dengan segera biasanya aksi bully ini menyebar dan ramai pula orang-orang yang turut ikut-ikutan membully tanpa tahu posisi problem yang sebenarnya.

Jika kita sudi untuk membaca keadaan, bully tidak akan menyelesaikan masalah, jika yang di bully adalah seorang anak-anak maka akan bisa berakibat fatal. Ada banyak kasus anak remaja melakukan bunuh diri akibat bully di sosial media.

Jika anda merasa benar dan ingin melakukan yang benar, maka bully bukanlah jawaban, orang yang benar adalah orang yang meluruskan sesuatu yang salah, bukan hanya mencela sesuatu yang dianggap salah, dan ingat, anda akan di uji atas apa yang anda cela.

5. Iseng Kelewat Batas

Beberapa orang mungkin kurang bahagia dalam hidupnya sehingga sering melakukan hal-hal yang terlewat batas, bisa jadi juga dimotori oleh kebodohan ataupun sekedar mencari sensasi, salah satunya adalah kasus penistaan agama yang umumnya dilakukan oleh anak-anak ABG yang mungkin tidak punya orang tua yang mendidiknya, atau juga mungkin sama sekali tidak sekolah, kalaupun sekolah mungkin sering bolos untuk main PS atau pun bawa pacar untuk bermain dokter-dokteran.

Akibatnya mereka sering mencari sensasi dengan cara yang SALAH. Mereka sama sekali tidak memikirkan akibat yang ditimbulkannya, di dukung oleh orang-orang tolol yang memberikan 'like" pada postingan-postingan sampah yang mereka bagikan.

Tidak hanya itu saja, bahkan banyak juga orang yang membongkar aibnya sendiri dengan alasan suntuk, kesal ataupun iseng, beberapanya saking isengnya membuat status atau mengedit gambar yang berisi berita dusta semata-mata untuk mencari sensasi. Dan mereka ini turut membantu menyebarnya kanker kedustaan di dalam masyarakat.

Mari Berusaha Untuk Menjadi Pintar

Well emosi muda, dalam tulisan kali ini memang banyak sekali kata-kata "tolol" yang saya sebut, dan itu bukan berarti saya sudah pintar, tidak, saya hanya ingin berbicara terus terang, karena saya bosan berbasa-basi dengan memperhalus ucapan sehingga efek nonjoknya serasa kurang tersampaikan.

Dan dari hal yang saya tulis diatas, maka sudah menjadi tugas kita untuk mengajak mereka yang belum faham untuk lebih kritis dalam membagikan sesuatu di sosial media, ingat, bukan hanya kita orang dewasa saja yang menggunakan media tersebut, ramai juga anak-anak yang menggunakannya, dan tentu saja semua hal yang kita bagikan bisa mempengaruhi psikologis mereka yang sedang dalam usia tahap perkembangan.

Kita tentu tidak mau jika anak-anak kita mengalami kerusakan pemikiran akibat para pendusta dan orang-orang tolol yang mengikutinya. Jadi sudah menjadi tugas bersama untuk selalu berupaya menggunakan akal sehat dalam menilai sesuatu. Disisi lain, apabila kita membiarkan semua ketololan itu tetap berlanjut, maka kita juga akan turut menanggung dosa dan beban tanggung jawab, karena orang yang baik bukanlah orang yang banyak diam, namun mereka yang beraksi untuk mencegah yang munkar. Karena itu mari kita berusaha untuk menjadi pribadi yang baik, hari ini, besok dan Insha Allah selamanya. Semoga anda berfikir dan mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan. Wassalamualaikum.