Apa Yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar?

Apa Yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar?

Apa Yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar?

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Berbicara tentang sains memang selalu menghadirkan banjirnya pertanyaan, dan tentunya setiap pertanyaan selalu memiliki jawaban, meski sebahagiannya masih merupakan teori, namun di dalam disiplin ilmu pengetahuan, sebuah jawaban mestilah bisa di pertanggungjawabkan dengan akal sehat dan dengan alasan yang paling logis, nah dan dari judul diatas, Seperti kita semua tahu, bahwa Bumi berputar pada porosnya. Memberi kita siang dan malam. Dan menurut para ilmuwan, tingkat probabilitas untuk peristiwa bumi berhenti praktis berada pada angka nol (Nyaris mustahil) untuk beberapa miliar tahun ke depan. 

Jika Bumi Berhenti Berputar

Jika Bumi berhenti berputar tiba-tiba, atmosfer masih akan tetap bergerak dengan kecepatan pada kisaran 1.100 mil per jam di khatulistiwa mengikuti kecepatan rotasi bumi sebelumnya. Sementara semua benda di permukaan bumi mengikuti kecepatan bumi bergerak.

Ini berarti semua massa di permukaan tanah akan tersapu bersih dari apa pun yang tidak melekat pada batuan dasar bumi. Peristiwa ini terjadi karena semua masa yang tidak melekat pada batuan dasar di bumi terseret oleh kecepatan bumi sebelumnya, dan otomatis semua benda yang terseret akan bergerak secepat rotasi bumi itu sendiri.

Ini sama halnya seperti sebuah mobil berkecepatan 1.100 Mil tiba-tiba berhenti mendadak, menyebabkan semua penumpangnya terbang terseret ke arah depan. Tentu saja, baik batu, tanah lapisan atas, pepohonan, bangunan, termasuk kekasih kesayangan anda, dan sebagainya, akan turut terbang tersapu ke atmosfer.

1. Tsunami raksasa

Siapa pun yang mampu selamat terbang pada kecepatan 1000 mil per jam pastinya akan segera menyadari bahwa mereka sedang mengalami badai angin terburuk yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Dalam konteks ini, badai kategori lima memiliki kecepatan angin lebih dari 249km / h (155 mil / jam). Dengan kecepatan udara 1000 mil per jam, tentunya kecepatan tersebut akan membuat semua benda-benda di permukaan bumi akan melayang seperti kapas yang dihembus angin.

Fakta lainnya adalah bahwa, sekitar 70% dari permukaan bumi adalah air. Pergeseran momentum tersebut juga akan menghasilkan tsunami super besar, yang mungkin akan menjadi bencana yang lebih buruk dengan kecepatannya dibandingkan kekuatan angin.

Jika proses berhenti ini terjadi secara bertahap selama miliaran tahun, situasinya akan sangat berbeda, dan itu adalah kemungkinan yang paling mungkin dari perubahan pancaran sinar konstan Matahari dan Bulan pada Bumi yang akhirnya akan mencapai sebuah kesimpulan unik.

Jika periode rotasi melambat menjadi 1 kali rotasi bumi terjadi setiap 365 hari, maka kondisi ini yang disebut 'sinkronisasi matahari', maka setengah tempat di bumi akan mengalami siang permanen atau malam hari di sepanjang tahun.

Peristiwa ini mirip dengan situasi di Bulan di mana selama 2 minggu bagian sisi depan bulan diterangi oleh Matahari, dan selama 2 minggu pula sisi belakangnya diterangi matahari. Situasi seperti ini pada Bumi bukanlah dalam kondisi rotasi bumi berhenti total.

Nah jika Bumi berhenti total, maka bumi akan mengalami 1/2 tahun siang hari dan 1/2 tahun malam. Selama siang hari selama 6 bulan, suhu permukaan akan tergantung pada garis lintang, suhu menjadi jauh lebih panas dibandingkan suhu di kutub, dimana sinar cahaya matahari yang lebih miring dan efisiensi pemanasan yang lebih rendah.

Gradien suhu jangka panjang ini akan mengubah pola sirkulasi angin atmosfer sehingga udara akan bergerak dari khatulistiwa menuju ke kutub, bukan di sistem angin sejajar dengan khatulistiwa seperti kondisi sekarang ini.

2. Bumi akan menjadi bola yang sempurna

Peristiwa ini mungkin tampak lebih kecil dibandingkan dengan bencana lainnya, tetapi bumi akan berbentuk menjadi bola yang hampir bulat sempurna. Bumi saat ini berputar pada porosnya, menyelesaikan satu putaran kira-kira setiap 24 jam.

Kecepatan rotasi ini menyebabkan Bumi menonjol keluar di sekitar khatulistiwa, mengubah planet kita menjadi seperti gepeng. Tanpa putaran, gravitasi akan mampu menarik Bumi ke bentuk bola bulat penuh.

Sepertinya terdengar cukup menarik dan mungkin tidak berbahaya, tapi hal itu benar-benar merupakan sebuah masalah besar. Karena tonjolan Bumi berada di tengah, maka air laut terkonsentrasi di wilayah khatulistiwa.

Nah jika bumi berbentuk bola bulat penuh, maka lautan di dunia ini akan mendistribusikan banjir besar di banyak wilayah di planet kita ini. Bumi akan berakhir dengan hanya satu benua tunggal di tengah-tengah planet ini, dengan lautan yang mengelilingi di utara dan di selatan kutub.

3. Bumi tidak lagi memiliki musim

Kemiringan bumi ditentukan oleh bagaimana planet bumi berputar dan mengelilingi Matahari. Perputaran sumbu rotasi ini mendefinisikan musim yang terjadi di bumi. Tapi tanpa rotasi apapun, maka konsep ini tidak akan masuk akal lagi.

Masih ada kutub utara planet, di mana radiasi dari Matahari berada pada sudut terendah, dan di khatulistiwa, cahaya matahari akan menerpa secara langsung. Tentu tidak akan ada lagi musim apapun di bumi.


Hmm terdengar cukup menyeramkan meski tingkat kemungkinan itu terjadi sangat sangat kecil. Disisi lain ilmuwan antariksa telah menemukan sebuah planet yang memang tidak berotasi sama sekali, ya dari tulisan di atas kita bisa membayangkan sebuah kesimpulan tentang bagaimana rasanya berada pada sebuah planet yang berhenti berputar.

Nah lantas apakah karena begitu minimnya kemungkinan tersebut lantas artikel ini menjadi tidak bermanfaat sama sekali? Itu pilihan anda, saya hanya berharap tulisan ini bisa menambah pengetahuan anda, dan mampu mengajak anda berfikir, itu saja. Wallahualam, semoga bermanfaat dan Wassalamualaikum. Sumber; Nasa.gov