Pertempuran Aleppo

Pertempuran Aleppo

The Great Battle for Aleppo, Kemenangan Besar Mujahidin
Image by; CNN
Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Sekian lamanya wilayah Aleppo terkepung dari koalisi tentara Syiria, Hizbullah, Assad Shabiha, Rusia dan faksi-faksi militan syiah dari berbagai negara yang menyebabkan penduduk kota Aleppo mengalami kelaparan mengerikan dalam konflik panjang perang suriah.

The Great Battle for Aleppo

Pengepungan terkoordinir yang dilakukan oleh loyalis Assad ternyata tidak mampu melumpuhkan semangat pasukan mujahidin dari berbagai faksi untuk menerobos pengepungan untuk membantu rakyat Suriah yang terus menerus menjadi korban pengeboman angkatan udara Suriah dan Rusia di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak.

Serangan ofensif yang dilakukan pasukan mujahidin kali ini tercatat sebagai serangan ofensif terbesar di sepanjang perang Suriah. Inilah pertempuran pembebasan Aleppo, sebuah pertempuran yang membuahkan hasil kemenangan yang menggegerkan pasukan koalisi pemerintah, The Great Battle for Aleppo!

Aleppo, merupakan ibukota komersial Suriah sebelum perang sipil yang dimulai lebih dari lima tahun yang lalu, juga merupakan lokasi adegan dari apa yang pejuang pemberontak dan mujahidin serukan sebagai pertempuran epik terbesar, dimana gabungan kelompok pemberontak telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap posisi pemerintah.

Target operasi mujahidin adalah kabupaten Ramouseh, di barat daya Aleppo, pada awalnya kampanye ofensif Aleppo dimulai saat militer meluncurkan operasi terbuka di pinggiran utara Aleppo pada akhir Juni 2016, oleh Angkatan Darat Suriah dan koalisinya. Tujuan dari serangan ini adalah untuk memotong terakhir jalur suplai pemberontak menuju kota Aleppo.

Pada akhir Juli, koalisi militer syiah dan pemerintah Suriah telah berhasil memutuskan jalur suplai terakhir pemberontak yang datang dari utara dan akhirnya benar-benar telah mengepung Aleppo. 

Namun, dengan keadaan rakyat Aleppo yang terdesak dalam pengepungan, pasukan pemberontak dan mujahidin meluncurkan skala besar serangan balik dari selatan Aleppo dalam upaya untuk membuka jalur suplai baru ke bagian yang dikuasai pemberontak dari kota dan memotong posisi yang dikuasai pasukan pemerintah. Pertempuran kali ini memang cukup berat karena kemungkinan akan memutuskan nasib keseluruhan perang.

Serangan dimulai pada tanggal 25 Juni, dengan serangan pengeboman berat dari angkatan udara Rusia ke posisi-posisi yang dikuasai mujahidin. Pada tanggal 26 Juni militer berhasil membuat kemajuan ke Mallah Farms, dan pada tanggal 28 Juni, mereka telah meraih setengah dari lahan pertanian tersebut, termasuk daerah Al-Asamat dan Arab Salum. Kemajuan ini membawa Castello Road dalam jangkauan tembak artileri militer koalisi loyalis Assad.

Setelah tengah malam pada tanggal 7 Juli, di tengah serangan udara berat, pasukan pro pemerintah dan militan syiah merebut bagian selatan Mallah dan mencakup dalam satu kilometer dari Castello Road. 

Mereka menguasai kompleks masjid dan bukit yang menghadap ke Castello Road, posisi ini memungkinkan mereka untuk membuat jalur ini di bawah tembakan artileri. Dan secara efektif memotong satu-satunya rute pasokan ke bagian yang dikuasai pemberontak di Aleppo.

Beberapa hari kemudian, Angkatan Darat Suriah merengsek maju kedalam wilayah al-Layramoun, al-Khalidiyah dan kabupaten Bani Zeid. Selama waktu ini, pasukan pemerintah merebut Pabrik Gas Sadkop.

Dan pada malam tanggal 13 Juli, militer menguasai seluruh distrik al-Khalidiyah dan sebagian besar kawasan industri al-Layramoun, setelah mennguasai beberapa bangunan yang dikuasai pemberontak terakhir di al-Khalidiyah, serta pabrik gas di al-Layramoun ini, termasuk pasar dan pabrik kaca.

The Great Battle for Aleppo, Kemenangan Besar Mujahidin

Pada tanggal 17 Juli, pasukan angkatan darat suriah didukung militan syiah Hizbullah mencapai Castello Road, mereka benar-benar telah mengambil kendali Castello Hill. Dengan posisi ini, bagian yang dikuasai pemberontak dari kota Aleppo sepenuhnya telah terkepung dan bundaran al-Layramoun berada di bawah tembakan artileri. Sementara itu, pihak militer Suriah membuat kemajuan lebih di Bani Zeid dan al-wilayah Layramoun, menguasai sebagian besar pabrik.

Di antara tanggal 23 dan 25 Juli, Angkatan Darat Suriah memperluas kontrol di kawasan industri al-Layramoun dengan mengambil kendali Pabrik Tekstil dan selusin bangunan industri serta dua mal. Akhir 25 Juli, koalisi loyalis Assad menguasai dua situs di dekat Kompleks Castillo, mengancam untuk menghancurkan mujahidin yang tersisa di Bani Zeid dan al-Layramoun.

Pada tanggal 26 Juli, pasukan loyalis Assad merebut semua distrik al-Layramoun setelah pertempuran berat melawan kubu mujahidin terakhir yang tersisa, yakni di stasiun Bus. Setelah juga merebut Taman Hiburan Al-Castillo dan lokasi pemadam kebakaran di Bani Zeid, pasukan pemberontak FSA dan mujahidin yang tersisa di kota Aleppo sepenuhnya telah terkepung dan terpisah dengan pasukan mujahidin yang berada di luarnya.

Pada tanggal 27 Juli, mujahidin menyerang daerah Kurdi di wilayah Aleppo, namun sayangnya serangan mereka berhasil dipukul mundur. Pasukan Kurdi kemudian melanjutkan untuk maju ke dekat kawasan Perumahan pemuda Bani Zeid yang dikuasai pemberontak dan menguasai kompleks tersebut. Kemudian pada hari itu juga, koalisi syiah dan loyalis Assad resmi menyatakan telah memotong semua rute pasokan pemberontak ke wilayah Aleppo.

Dan pada tanggal 28 Juli militer menguasai distrik Bani Zeid serta bagian yang dikuasai pemberontak di distrik Ashrafiyah. Pasukan mujahidin mundur dari Bani Zeid sebelum serangan tentara utama datang untuk menghindari kerugian besar. Tentara kemudian terus maju menuju area Dahret Abdrubbah.

Serangan Besar-besaran Mujahidin

Pada tanggal 31 Juli, gabungan pasukan FSA dan mujahidin meluncurkan serang kontra ofensif baik di selatan dan di utara Aleppo dalam upaya untuk membongkar pengepungan di daerah yang dikuasai pemberontak dari kota. Pertempuran paling sengit dilaporkan terjadi di Al-Castillo Highway, sementara para pemberontak berhasil menguasai sekolah Al-Hikma dan dua bukit di pinggiran selatan Aleppo, yang termasuk area markas pertahanan tentara angkatan darat Suriah.

Serangan skala luas pemberontak akhirnya diluncurkan melibatkan sekitar 8,000-12,000 gabungan FSA dan mujahidin, 95 tank, ratusan peluncur roket dan sejumlah besar pembom bunuh diri. Pada malam harinya, mujahidin juga mengambil kendali desa Al-'Amariyah dan mencapai dekat Proyek 1070 Al-Hamadaniyah di mana pertempuran berlanjut. Di malam harinya, lokasi proyek perumahan Al-Hamadaniyah juga telah diambil oleh mujahidin.

Warning: Video berisi adegan kekerasan perang, kebijakan anda disarankan


Pada hari berikutnya, mujahidin terus bergerak maju dan mengambil kendali desa Mushrifah yang juga dikenal sebagai Sharfa, yang terletak di sebuah bukit yang menghadap ke Akademi Militer Al-Assad. Selama beberapa hari berikutnya, pertempuran sengit terus berlangsung untuk mengontrol lingkungan Proyek perumahan 1070, desa Huwayz, Al-'Amariyah dan beberapa bukit di sekitarnya.

Pada tanggal 5 Agustus, serangan penuh pemberontak ke Akademi Militer dimulai, dan pada hari berikutnya para pemberontak telah menguasai lebih dari setengah dari Akademi Militer Suriah. Tak lama setelah kemajuan mereka di pertempuran untuk menguasai Akademi Militer, pemberontak baik di dalam dan di luar Aleppo merengsek maju ke wilayah Ramouseh, menghubungkan jalur yang terpisah dan merebutnya.

Dengan kemenangan ini, para pemberontak berhasil memotong jalur suplai pemerintah ke bagian barat Aleppo dan mengumumkan bahwa pengepungan yang dilakukan pasukan Angkatan Darat Suriah telah hancur. Namun, jalur suplai pemberontak yang baru direbut ini masih berada di di bawah tembakan artileri Angkatan Darat Suriah dan di bawah serangan pesawat tempur Rusia, membuat kedua belah pihak pada prinsipnya sama-sama seperti terkepung.

Sejak serangan pemberontak di mulai, setidaknya 130 warga sipil tewas. 500 pejuang di kedua belah pihak juga tewas. Pada akhirnya, pasukan pemberontak berhasil mengendalikan secara penuh basis Akademi Militer dan distrik Ramouseh, posisi ini menegaskan kemenangan mujahidin atas pertempuran Aleppo.

The Great Battle for Aleppo, Kemenangan Besar Mujahidin

Pertempuran terus berlangsung

Pada tanggal 7 Agustus, pertempuran masih berlanjut di kawasan Ramouseh, di mana beberapa wilayah masih dipegang oleh Angkatan Darat Suriah dan koalisi militan syiah. Pemerintah Suriah yang didukung oleh Rusia meluncurkan kampanye serangan udara intensif, di mana salah satu sekolah militer yang telah dikuasai oleh pemberontak dilaporkan telah diratakan.

Sementara itu, pihak mujahidin memasang pertahanan "besar-besaran" untuk melindungi koridor baru mereka. Keesokan harinya, distrik Ramouseh dikonfirmasi benar-benar di bawah kendali pemberontak, sementara Angkatan Darat Suriah merebut kembali bukit al-Sanobrat.

10 Agustus, enam orang komandan lapangan dari beberapa faksi mujahidin yang berbeda telah menjadi syuhada dalam jangka waktu 24 jam, setelah penembakan intens dan serangan udara terus berlangsung. Sementara itu, Mayor. Yasser Abd al-Rahim, pemimpin mujahidin dari faksi Fatah Halab, menyatakan bahwa pemberontak siap untuk menyerang wilayah Kurdi di Aleppo sebagai tindakan balasan bagi mereka karena telah memihak pemerintah.

Pada tanggal 11 Agustus, serangan balik pertama dari tentara koalisi syiah dimulai, pada awalnya serangan mereka berhasil membuat kemajuan dengan menguasai beberapa lokasi di Perumahan Proyek 1070 dan distrik Ramouseh. Namun, mujahidin berhasil merebut kembali hampir semua posisi pada pertengahan hari.

Selama serangan koalisi syiah ini, 29 orang loyalis Assad tewas, dan diyakini 20 orang pejuang mujahidin menemui syahid. Sementara itu, pasukan mujahidin menyerang rute pasokan pemerintah diantara Khanasir dan Ithriya. Serangan ini membuat tentara Suriah dan pasukan pendukungnya terkejut, mujahidin berhasil mengambil kendali Mahmyat Al-Ghazal.

Kemenangan Mujahidin

Keberhasilan besar dalam membongkar pengepungan yang dilakukan oleh loyalis Assad dan sekutunya membuat dunia terkejut. Dan jelas pertempuran kali ini akan merubah banyak hal dari konflik Suriah dimana kekuatan mujahidin dukungan Turki dan Arab Saudi ini menyatakan untuk terus merengsek maju ke Homs, Hama dan kemudian ibu kota Damaskus.

Setelah terbongkarnya pengepungan ini, pasokan bantuan makanan dan obat-obatan terus mengalir lancar kepada rakyat Aleppo, meski mereka setiap saat harus membakar ban-ban di jalan untuk menyulitkan pandangan pilot pesawat tempur Rusia yang membombardir kota Aleppo.

Diketahui juga dalam pertempuran besar kali ini ISIS sama sekali tidak terlibat, karena lokasi tempur memang berada di luar kendali ISIS dan juga faksi-faksi mujahidin yang terlibat dalam pertempuran kali ini adalah kelompok pejuang non ISIS. Berikut peta kekuatan yang bertempur di Aleppo;

Pasukan Pemerintah Suriah Dan Pendukungnya:

Syrian Armed Forces
Brigades Ba'ath
Liwa Abu al-Fadhal al-Abbas
Liwa Fatemiyoun
Liwa Zainebiyoun
Faylaq Wa’ad al-Sadiq
Assad Shabiha
Houthi dan banyak lagi faksi militan syiah lainnya

Negara Pendukung:

Russia - Iran - Korea Utara - Iraq - Belarus termasuk dugaan keterlibatan China

Pasukan Mujahidin dan Oposisi:

FSA (Free Syirian Army) Tentara Pembebasan Suriah
Jabhah Nusrah (Tanzim Al-Qaeda)
Ahrar al-Sham
Ansar al-Sham
Jaysh al-Islam
Ar-Rahman Legion
Ajnad al-Sham Islamic Union
Sham Legion
Syrian Turkmen Brigades
Levant Front
Army of Mujahedeen
Jaysh al-Nasr
Harakat Nour al-Din al-Zenki
Fastaqim Kama Umirt
Jaish al-Tahrir dan masih banyak faksi mujahidin lainnya beserta tentara revolusi Suriah.

Negara Pendukung:

Qatar - Saudi Arabia - Turki

The Great Battle for Aleppo, Kemenangan Besar Mujahidin
Victory Day Aleppo 2016

Dengan kemenangan ini mungkin bisa menjadi pintu pembuka untuk kemenangan-kemenangan lainnya demi menghancurkan tirani kediktatoran yang mencekik rakyatnya sendiri, kemenangan yang diraih oleh tentara oposisi dan mujahidin bisa menjadi gambaran bahwa tidak selamanya sebuah negara dengan dukungan besar persenjataan canggih mampu menundukkan mereka yang ingin terlepas dari pemerintahan bertangan besi dan sektarian.

Tragedi konflik ini juga bisa menjadi pengalaman bahwa suatu kepemimpinan yang rusak bisa menimbulkan potensi pemberontakan yang pastinya berusaha menumbangkan pemerintahan yang menggigit rakyatnya.

Akhirul kalam, mari kita doakan untuk kejatuhan seluruh tirani bertangan besi di dunia ini. Semoga Allah memberi kemenangan kepada seluruh pejuang suriah dan mujahidin untuk membebaskan mereka dari belenggu tiran sekterianisme menuju sebuah negeri yang damai, adil dan sejahtera. Semoga bermanfaat dan Wassalamualaikum.