Albert Herpin, Orang Yang Tidak Pernah Tidur

Albert Herpin, Orang Yang Tidak Pernah Tidur

Albert Herpin, Orang Yang Tidak Pernah Tidur

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Penduduk setempat mengenalnya sebagai seorang "penyendiri yang aneh", ia hidup dari memakan ikan, kerupuk, dan buahan kaleng. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil kecil tanpa listrik di pinggir kota, di dekat jalur kereta api yang melintasi Ewing, New Jersey. Dia secara rutin sering terlihat saat mampir ke toko makanan setempat, di mana dia akan membeli minuman kaleng kesenangannya, bersama beberapa surat kabar, delapan di antaranya dibaca setiap malam saat dia kembali ke rumah. Dia menghabiskan waktunya di sepanjang malam, di setiap malam, hanya untuk membaca koran-koran itu, karena Albert Herpin adalah pria New Jersey yang dikenal karena tidak pernah tidur dalam hidupnya.

Manusia Yang Tidak Bisa Tidur

Albert Herpin, menurut sebuah artikel di surat kabar New York Times di tanggal 29 Februari 1904, ia lahir di Prancis pada tahun 1862 (walaupun beberapa laporan lainnya mencatat tahun kelahirannya pada awal 1851). Dia terluka dalam sebuah kecelakaan kereta pada usia dini, dan saat itu, dokter yang merawat pemuda tersebut menyadari bahwa dia sepertinya tidak pernah menutup matanya.

Oleh karena itu, diyakini pada saat itu Herpin muda mungkin tidak akan hidup untuk waktu yang lama, karena kondisi langkanya juga nampaknya mengindikasikan bahwa dia memang tidak pernah tertidur.

Namun, ia tampaknya bisa hidup normal, meski mengalami insomnia level dewa, dan Albert muda tumbuh sampai dewasa tanpa kekurangan apapun, meski kondisinya yang langka berhasil menarik perhatian komunitas medis.

Dikatakan bahwa Herpin tidak pernah mengalami masalah kesehatan karena kurang tidur. Pada suatu kesempatan dalam hidupnya, dia pernah mencari pertolongan medis dari cedera kaki yang setidaknya juga bukan disebabkan karena tidak tidur.

Herpin bekerja sebagai penyapu jalan di sekitar Trenton, disamping juga melakukan pekerjaan serabutan untuk mendapatkan penghasilan lebih, dan setidaknya cukup untuk membayar kebiasaannya untuk membaca.

Di dalam gubuknya, di Ewing, tidak pernah ada tempat tidur, seperti yang Herpin katakan bahwa tempat tidur tidak berguna baginya. Sebagai gantinya, kursi Morris yang nyaman untuk duduk di salah satu sudut ruangan, di mana satu-satunya tempat istirahat yang selalu dia gunakan untuk membaca surat kabar di setiap malamnya.

Dan untuk kedua kalinya dalam hidupnya, Herpin menjadi berita utama di New York Times, meski sayangnya, hingga pada usia tua 93 tahun, dia tidak lagi membaca artikel tentang dirinya sendiri yang berjudul "Sleep had finally come for Herpin", dalam artian "tidur abadi", karena dia akhirnya meninggal karena sebab-sebab alami.

Berikut potongan dari artikel dari New York Times berbunyi:

“Death came today for Alfred E. Herpin, a recluse who lived on the outskirts of the city and insisted that he never slept. He was 94 years old and, when questioned concerning his claim of “sleeplessness”, maintained that he never actually dozed but merely “rested”. “No other person with total insomnia has lived for such a long period of time. It was likely that he died for other reasons, not sleep deprivation, as his insomnia did not seem to have any effect on his health.”

"Kematian datang hari ini untuk Alfred E. Herpin, seorang penyendiri yang tinggal di pinggiran kota dan bersikeras bahwa dia tidak pernah tidur. Dia berusia 94 tahun dan, saat ditanyai tentang klaimnya tentang "tidak dapat tidur", diketahui bahwa dia tidak pernah benar-benar tertidur tapi hanya "beristirahat". "Tidak ada orang dengan insomnia total yang pernah hidup dalam jangka waktu yang lama. Kemungkinan dia meninggal karena alasan lain, bukan kurang tidur, karena insomnianya tampaknya tidak berpengaruh pada kesehatannya."

Sebagai seorang yang sangat suka membaca, kita mungkin akan bertanya-tanya bagaimana Albert bisa merasakan fakta bahwa artikel di majalah Times telah memuat namanya. Kemudian lagi, ia terus membaca sebanyak yang dia lakukan di setiap malam, mungkin kita juga akan lebih jauh membayangkan bahwa Herpin membaca apa saja yang mereka ingin tahu dan menulis tentangnya di masa hidupnya.

Di balik apa yang menyebabkan Herpin tetap terjaga sepanjang hidupnya tersebut telah menarik sains untuk mencari jawabannya, Herpin pernah di observasi selama dua minggu pada satu kesempatan, di mana staf medis yang hadir tidak pernah melihatnya tidur.

Sesaat sebelum kematiannya, Herpin dirawat di rumah sakit New Jersey, setelah teman-temannya yang biasa berada di tempat dia sering membeli korann menyadari bahwa ia tidak pernah terlihat selama beberapa hari belakangan, dan mereka kemudian menemukannya sedang sakit di rumahnya.

Sementara saat dirawat di rumah sakit, dokter dan perawatnya juga mengatakan bahwa Herpin, meski kesehatannya memburuk, ia tidak pernah tampak tidur.

Orang-orang yang skeptis mungkin berpendapat bahwa, disaat Herpin mengklaim ia tidak pernah tidur, klaimnya didasarkan pada apa yang dikenal sebagai "kesalahan persepsi keadaan tidur", di mana seseorang mungkin merasa bahwa mereka memiliki masalah tidur, meskipun dalam beberapa kesempatan bisa kembali tidur normal, namun jika Herpin memang benar-benar bisa tidur, dan tampaknya ia tidak sadar tentang itu, bagaimanapun juga, dia telah meyakinkan dokternya bahwa dia tidak memerlukan tidur untuk bisa hidup normal.

Kondisi yang lebih mirip dengan keadaan Herpin dikenal sebagai Fatal Familial Insomnia (FFI), orang yang menderita kondisi ini tidak dapat tidur sebagai akibat dari mutasi genetik langka yang menyebabkan orang pada suatu saat secara tiba-tiba berhenti untuk tidur.

Tak lama kemudian, kesulitan tidur biasanya akan terus terjadi, diikuti oleh koma dan akhirnya meninggal karena kelainan ini. Namun, Albert Herpin diduga tidak pernah tidur sepanjang hidupnya, dan tentu saja tidak terpengaruh dengan hambatan bicara atau kesehatan buruk lainnya yang diakibatkan akibat insomnia berkepanjangan.

Saat ini, masih belum jelas apakah ada orang lain yang telah menderita insomnia sampai tingkat yang sama seperti yang di alami Herpin. Jika ceritanya benar seperti yang dilaporkan, penyebab utama yang dirasakan selama seumur hidupnya tersebut bisa masuk ke dalam misteri medis modern terbesar saat ini.

Mungkin Herpin tidak pernah merasakan nikmatnya tidur, meski saat ini ia telah tidur abadi. Well.. mungkin juga ini pelajaran bagi kita semua untuk menghormati tubuh kita sendiri dengan membiasakan tidur di saat yang tepat, semoga bisa mengajak anda untuk berfikir dan Wassalamualaikum.