El Salvador - Pusat Pembunuhan di Dunia
Kehidupan SejarahJOSE CABEZAS / AFP / Getty Images - Seorang penyelidik polisi memeriksa mayat seorang pria yang terbunuh dalam serangan yang ditargetkan di sebuah bus di kota San Luis Talpa. |
Warning Graphic Content!
Konten mengandung gambar kekerasan, kebijakan anda dalam mengkonsumsi artikel ini sangat diharapkan
Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. El Salvador, sebuah negara terkecil di Amerika tengah saat ini memiliki tingkat pembunuhan per kapita tertinggi di dunia? Selama beberapa tahun terakhir, negara kecil Amerika tengah bernama El Salvador ini telah menjadi ibukota pusat dari pembunuhan di dunia, semuanya adalah hasil dari kombinasi dari faktor-faktor yang mengerikan, di mulai dari ketidakstabilan politik dan perang melawan narkoba hingga sejarah yang suram serta persaingan pribadi antar anggota geng yang kuat.
Ibukota Pembunuhan di Dunia
Di setiap tahun di El Salvador, ada ribuan orang meninggal dengan cara yang mengerikan yang bisa dibayangkan. Mayat mereka digantung di tempat umum sebagai ancaman bagi orang lain. Budaya kekerasan ini telah menciptakan gelombang pengungsi, banyak di antaranya telah melarikan diri ke utara untuk melarikan diri dari tanah tempat mereka dilahirkan.
Dan meski sekarang ada sedikit cahaya di ujung terowongan harapan, rakyat El Salvador harus bertanya pada diri sendiri bagaimana negara ini bisa berada dalam kerusakan hebat seperti ini.
Seorang korban Wanita El Salvador. By Getty Images- Elba Magdalena Alvarez, 17 tahun, terbaring tewas di jalan setelah anggota geng menembaknya di San Salvador. |
Tahun ini sendiri telah menjadi pesta berdarah untuk El Salvador. Tingkat pembunuhan telah lama terjadi di negara agraris kecil tersebut, gencatan senjata yang ditengahi oleh pemerintah dan pihak gereja di antara dua kelompok paling mematikan di negara tersebut, MS-13 dan Barrio 18, telah membawa keadaan menjadi relatif tenang antara pertengahan 2012 dan pertengahan 2014.
Namun, pada tahun 2014, ketika pihak berwenang Salvador memindahkan beberapa pemimpin geng dari penjara dengan keamanan level rendah, di mana mereka mampu untuk mengkoordinasikan bisnis perdagangan narkoba mereka melalui utusan yang berkunjung dalam bagian kesepakatan gencatan senjata.
Sesaat setelah mereka di pindahkan ke dalam penjara berkeamanan tinggi dengan keterbatasan hak istimewa untuk berkomunikasi, efeknya, gencatan senjata segera runtuh dan neraka kekacauan mulai kembali merajalela.
Setelah runtuhnya gencatan senjata, tingkat pembunuhan di negara tersebut langsung melonjak tinggi, mencapai di posisi sekitar satu pembunuhan di tiap jam, dengan hari-hari bebas pembunuhan pada bulan Juni dan Juli 2015 diimbangi oleh hari-hari di bulan Agustus ketika sebanyak 43 orang terbunuh dalam waktu 24 jam.
Banyak pembunuhan ini dilakukan di depan umum, di depan saksi mata, dan tampaknya merupakan bagian dari kampanye teror yang disengaja untuk menyingkirkan informan dan saingan, serta memberi tekanan kepada pihak berwenang untuk mengembalikan hak istimewa keamanan pemimpin geng yang dipenjarakan. Puluhan petugas polisi terbunuh, seperti juga banyak tentara dan pegawai pemerintah, meskipun warga sipil tampaknya yang mengalami bagian terburuk.
Beberapa korban bisa dikatakan cukup beruntung karena meninggal dalam serangan tembakan mendadak, sementara yang lainnya disiksa dengan kejam dan di bunuh dengan parang. Terlepas dari berbagai metode kekerasan tingkat tinggi ini, tingkat pembunuhan di El Salvador pada akhir tahun 2015 adalah 104 per 100.000, tertinggi dari setiap negara yang tinggal di Bumi. Sebagai perbandingan, St. Louis, kota paling kejam di Amerika Serikat, memiliki tingkat pembunuhan 49,9 per 100.000, dan bahkan mengalahkan kota Baghdad pada tahun 2008 selama perang yang diikuti oleh runtuhnya kepresidenan Saddam Hussein tidak pernah mencapai angka sampai di atas 48. Bahkan hingga tingginya level pembunuhan ini bisa dikatakan pernah berada di atas level negara-negara yang sedang berada dalam perang seperti afghanistan, iraq dan suriah. Sebuah prestasi celaka yang luar biasa gilanya.
Penjara El Salvador disesaki oleh narapidana, sekitar setengahnya terlibat dalam kekerasan yang sangat serius terkait geng. |
Dan seperti halnya dengan setiap kejadian mengerikan di dunia, tingkat pembunuhan di El Salvador yang sangat tinggi ini memiliki akar yang dalam pada sejarah dan politik Salvador.
Saat ini, pemerintah pusat di San Salvador hampir tidak bisa mengendalikan daerah kumuh perkotaan di empat pusat populasi utamanya. Orang-orang masih bekerja dan memilih dalam pemilu dan membayar pajak, namun polisi kekurangan informasi dari informan dan hampir tidak dapat menghentikan atau bahkan mengurangi aktivitas perdagangan kokain.
Dalam perdagangan luar negeri, terutama orang-orang Kolombia dan Bolivia menggunakan El Salvador sebagai semacam jalur ekspres bagi mereka mengemudikan kargo mereka ke arah utara menuju geng-geng Meksiko yang akan membawa obat-obatan terlarang tersebut melintasi perbatasan AS, ada jutaan pengguna narkoba yang memiliki uang. Membuat perdagangan tersebut sangat menguntungkan bagi geng-geng lokal El Salvador yang ingin masuk ke dalam aksi kriminal tersebut.
Di posisi masyarakat lain, dimana orang-orang yang lebih tinggi dalam dunia kejahatan bertempat tinggal mewah dengan berbagai properti dan hamparan halaman rumput seperti layaknya rumah para mafia New York pada tahun 1930an, namun pemerintah Salvador cukup berhasil menangkap dan memenjarakan beberapa pemimpin geng yang cukup berpengaruh.
Dengan tertangkapnya beberapa pemimpin geng tersebut, lantas tidak menghentikan geng-geng itu untuk bekerja sama, dan ternyata dunia penjahat di El Salvador menjadi ban yang berjalan terus-menerus untuk menumpahkan darah segar demi kekuasaan kriminal dan uang.
Dengan memburuknya keadaan, dimana dua gerombolan utama El Salvador yakni, MS-13 dan Barrio 18, telah bereaksi terhadap perebutan kekuatan di puncak yang berakhir dengan perang internal yang mengadu satu faksi geng dengan yang lainnya dalam sebuah perjuangan kepemimpinan berdarah yang tampaknya tak berujung.
Perebutan kekuasaan ini membuat ribuan orang tewas, dengan banyak korban tewas karena alasan yang bisa ditebak oleh otoritas keamanan, alasan yang bisa menjadi masalah kecil seperti memberikan uang keamanan kepada faksi geng saingan yang berkonflik dengan geng lain yang mengendalikan lingkungan tertentu.
Yang lebih umumnya adalah pembunuhan dengan alasan informan, yang juga bisa menjadi aksi pembunuhan yang paling mengerikan, melibatkan tindakan kejam seperti mutilasi. Semua pembunuhan ini membuat kekacauan internal semakin buruk, sehingga memicu lebih banyak kekerasan lainnya.
Sejarah Singkat Kejahatan El Salvador
Salah satu kekejaman besar pertama dalam perang sipil El Salvador adalah pemerkosaan dan pembunuhan terhadap tiga biarawati Amerika dan satu misionaris Amerika pada bulan Desember 1980. |
Semua kekejaman ini bukanlah hal baru bagi El Salvador. Sebenarnya, perang narkoba habis-habisan ini hampir dapat dianggap sebagai kelanjutan dari kekerasan politik umum negara tersebut selama empat abad terakhir.
Sejak penaklukan wilayah tersebut oleh Spanyol pada era 1500an, dan kemerdekaannya pada tahun 1821, seluruh kelas penguasa El Salvador adalah orang-orang Spanyol kelahiran Eropa. Bahkan orang yang berdarah Spanyol asli yang lahir di negara ini sendiri tidak bisa menempati posisi penting di negara ini.
Ketika kemerdekaan tiba, orang-orang Spanyol pergi, dan negara itu akhirnya jatuh hanya kepada 14 keluarga pribumi yang membagi-bagikan tanah yang subur di antara mereka dan memerintah dengan tangan besi selama 195 tahun.
Dari tahun 1979 sampai 1992, negara tersebut ambruk dalam perang saudara antara pemerintahan oligarki yang dipimpin oleh militer dan koalisi gerilya sayap kiri dimana setidaknya 75.000 orang terbunuh dan ratusan ribu lainnya mengungsi.
Tidak seperti dalam perang sipil lainnya, dimana peperangan melibatkan tentara besar yang diprakarsai oleh sebuah konflik formal, konflik El Salvador adalah jenis konflik yang menghancurkan negara tersebut dari generasi ke generasi dengan pembunuhan tiada henti dan aksi terorisme yang digunakan untuk menjaga agar jumlah populasi penduduk di wilayah terpencil bisa terkontrol.
14 keluarga yang terkenal memiliki hampir semua hal di El Salvador tersebut saat perang dimulai, dan dengan jumlah besar para campesinos (petani lokal) kini hidup di bawah kaki mereka untuk bekerja di tanah pertanian mereka sebagai budak.
Seiring waktu, dunia luar mulai melihat berbagai hal mengerikan dari kekacauan ini, kedamaian, politik dan ekonomi El Salvador telah benar-benar hancur, tanpa benar-benar bisa meruntuhkan kekuasaan kaum oligarki.
Saat ini, beberapa reformasi telah membuat masyarakat Salvador tersendat dengan kelas penguasa di atas, sebuah kelas menengah di bawahnya memiliki cukup uang dari mereka untuk industri penculikan besar di negara itu, dan sisanya dari 90 persen dari total rakyat El Salvador, berjumlah sekitar 6 juta jiwa, sisa kelas bawah tanpa tanah ini memiliki tingkat kelahiran yang terus menurun dari tujuh anak per wanita di tahun 1960an dan sampai sekarang hanya tersisa 2,21 per wanita.
Pertempuran yang begitu lama
Dengan pergeseran demografis, di mana model tingkat kelahiran tinggi/tingkat kematian tinggi beralih ke tingkat kelahiran rendah/kematian rendah telah menjanjikan lebih banyak masalah bagi El Salvador dalam beberapa dekade mendatang.
Orang-orang Salvador masih memiliki empat anak di atas rata-rata per wanita pada akhir 1990-an. Dan semua anak-anak itu tumbuh di negara di mana mereka masih tidak diizinkan untuk memiliki sesuatu yang berharga, dan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan uang jika mereka memilikinya, inilah hasil dari sistem sekolah umum yang masih hanya ditujukan untuk keluarga kaya.
Dengan tonjolan demografis usia yang besar di bawah 25 tahun, dikombinasikan dengan penurunan kestabilan dalam keluarga, ada surplus pria muda yang tidak berpendidikan, tidak menikah, menganggur, tidak dapat dipekerjakan, dan tidak terkendali.
Dimulai pada sekitar usia 12 tahun, ketika anak laki-laki ini menyadari prospek karir mereka untuk menjadi pembunuh bayaran, pengedar narkoba atau orang suruhan, mereka telah menjadi sosok ideal bagi pemimpin geng ambisius.
Singkatnya, harga nyawa menjadi murah dan semakin murah di El Salvador, dan ini bukan pertanda baik untuk masa depan mereka. Tidak ada satu pun dari orang-orang yang bertanggung jawab atas mimpi buruk ini dan tampaknya rakyat El Salvador belum tahu apa yang harus mereka lakukan.
Pihak berwenang Salvador terus menangkap orang-orang dan mengirim mereka ke penjara, tetapi semua itu hanya menciptakan lapangan kerja baru bagi para pembunuh bayaran dan pengedar obat terlarang yang berusaha mengisi kekosongan tersebut.
Demikian juga, para pemimpin geng yang belum ditangkap tidak menjamin bahwa semuanya akan menjadi tenang setelah mereka tertangkap, karena jika kemudian mereka ditangkap atau dibunuh, semuanya akan malah kembali ke titik awal.
Hasil akhirnya, untuk bagian ini, pemerintah El Salvador saat ini telah mengadopsi pendekatan yang sangat sulit, sebuah rencana keamanan bertangan besi yang menugaskan polisi untuk menembak dan membunuh, dan bahkan termasuk diantaranya untuk melakukan penangkapan dan pemenjaraan para akademisi dan petugas penegak hukum yang terlibat.
Namun, ada juga pembicaraan tentang upaya mengakhiri perang narkoba, namun semuanya hanya seperti angin lalu yang belum bisa menyelesaikan masalah, karena sementara itu krisis ekonomi di kalangan bawah terus merajalela dimana hampir menghancurkan satu-satunya industri dari sektor pertanian yang hanya setengah dari orang Salvador yang memenuhi syarat untuk bekerja di sektor tersebut.
Apa yang akan terjadi dengan El Salvador jika keuntungan kriminal dari perdagangan kokain menjadi hancur? Mungkin ratusan ribu pemuda putus asa menjadi lebih putus asa lagi untuk mencari nafkah? Tidak ada yang tahu, dan butuh hati yang berani bahkan untuk mengajukan pertanyaan tersebut.
El Salvador menjadi contoh mutlak bagaimana kombinasi dari sistem kekuasaan yang timpang dan narkoba telah menghancurkan kehidupan masyarakat banyak, dan semua kehancuran itu memicu kekacauan besar yang di ikuti dengan tingginya jumlah kriminal disertai pembunuhan.
Ini menjadi pelajaran bagi bangsa kita untuk selalu mewaspadai setiap gerakan sistem pemerintahan yang tidak memihak kepada rakyat, dan juga pastinya untuk selalu memberikan pemahaman kepada kita semua akan bahaya narkoba dan upaya untuk terus berperang melawan barang terlarang tersebut. Sekian dan Wassalamualaikum.