Pohon Yang Berbicara: Dunia Aneh dari Komunikasi Tanaman

Pohon Yang Berbicara: Dunia Aneh dari Komunikasi Tanaman

Komunikasi Tanaman

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Kembali di tahun 1960an, seorang pakar CIA bernama Cleve Backster pernah melakukan eksperimen dengan mesin poligraf saat ia menemukan sesuatu yang baru. Dia melihat suatu perubahan pada hambatan listrik dengan percobaannya kepada salah satu tanaman, yang dengannya dia menghubungkan tanaman itu dengan peralatan poligraf, kapan pun dia mencabut daun, atau bahkan "mengancam" untuk menyakiti tanaman tersebut. Dia menganggap melihat denyutan listrik mendadak ini semacam "jeritan" yang dipancarkan oleh tanaman tersebut sebagai respons terhadap bahaya.

Komunikasi Tanaman

Sayangnya teori Backster dianggap sebagai gagasan yang cacat, namun banyak orang telah melakukan pengamatan serupa yang tidak biasa tentang perilaku tanaman, yang tampaknya merupakan semacam "komunikasi" yang mungkin bisa di lakukan oleh tumbuhan.

Misalnya, sebuah artikel lama di tahun 1989 yang membahas tentang seorang fisikawan bernama Ed Wagner, yang diyakini sebagai bukti bahwa ia menemukan komunikasi tanaman melalui apa yang disebutnya sebagai "gelombang W":

Ed Wagner mengatakan bahwa dia telah menemukan bukti bahwa pepohonan memang saling berbicara dalam bahasa yang dia sebut W-waves. "Jika anda memotong pohon, anda bisa melihat pepohonan di dekatnya mengeluarkan denyut gelombang listrik," kata Wagner. "Ini menunjukkan bahwa mereka berkomunikasi secara langsung." Menjelaskan fenomena tersebut, Wagner menunjuk ke sebuah blip pada rekaman grafik strip elektrik. "Ini menimbulkan alarm dari jeritan," katanya. "Pohon-pohon yang berdekatan mengeluarkan gelombang yang lebih kecil.

Manusia sudah tahu bahwa ada komunikasi antar pohon selama beberapa tahun, tapi mereka menjelaskannya dengan kimia yang di produksi oleh pohon", kata Wagner. "Tapi saya pikir komunikasi yang sebenarnya jauh lebih cepat dan lebih dramatis dari itu," katanya. "Pohon - pohon ini tahu dalam beberapa detik apa yang sedang terjadi. Ini adalah respons otomatis." Wagner telah mengukur kecepatan gelombang W sekitar 3 kaki per detik melalui udara. "Mereka melakukan perjalanan terlalu lamban untuk sebuah gelombang listrik," katanya. "Mereka tampaknya merupakan entitas yang sama sekali berbeda.

Itulah yang membuat mereka begitu menggelitik. Mereka sepertinya sama sekali bukan gelombang elektromagnetik."

Seorang fisikawan lain, William Corliss, juga menaruh perhatian pada penemuan Wagner, ia menguji dengan sebuah tegangan yang diukur oleh elektroda yang ditanam di pohon, listrik tampaknya mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Katanya.

Beberapa tahun terakhir, gagasan tentang tanaman yang mampu membentuk "komunikasi" telah dianggap sedikit lebih serius, dan tidak langsung diabaikan oleh komunitas ilmiah. Salah satu peneliti modern terkemuka yang juga menganjurkan varietas cara berkomunikasi dengan tanaman adalah Suzanne Simard, yang karyanya dengan tanaman telah membantu menentukan preseden baru untuk bagaimana berinteraksi diantara berbagai spesies flora terjadi.

Penelitian Simard mulai menyatu dengan apa yang menjadi tesis doktoral dua dekade yang lalu, di mana dia berpendapat bahwa berbagai metode komunikasi digunakan oleh pohon untuk mencapai segala sesuatu mulai dari mengungkapkan kebutuhan mereka, untuk berbagi nutrisi melalui jaringan jamur berkisi yang terkubur di dalam tanah.

Dia kemudian mempelajari berbagai cara dari jamur yang dieksploitasi oleh pepohonan sebagai cara yang memungkinkan mereka mengirimkan sinyal ke tanaman lain di sekitar perubahan lingkungan, dan bahkan "membantu" tanaman yang terancam punah dengan mentransfer dan berbagi nutrisi dengan sesama mereka. Bukankah ini merupakan bentuk sosial yang dilakukan oleh tanaman?

Ia berbicara dengan  Yale Environment 360  tahun lalu, tentang bagaimana proses komunikasi itu terjadi, seperti yang dia katakan bahwa, sebuah hutan "adalah sebuah sistem koperasi":

“To me, using the language of ‘communication’ made more sense because we were looking at not just resource transfers, but things like defense signaling and kin recognition signaling. We as human beings can relate to this better. If we can relate to it, then we’re going to care about it more. If we care about it more, then we’re going to do a better job of stewarding our landscapes.”

"Bagi saya, menggunakan bahasa 'komunikasi' lebih masuk akal karena kami melihat bukan hanya sekedar transfer sumber daya, tapi hal-hal lain seperti sinyal pertahanan dan sinyal pengenalan keluarga. Kita sebagai manusia bisa berhubungan dengan ini lebih baik. Jika kita bisa berhubungan dengannya, maka kita akan lebih mempedulikannya. Jika kita lebih mempedulikannya, maka kita akan melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menjaga lanskap kita."

Sebuah penjelasan lebih lanjut pada 2016 TED yang diberikan oleh Simard juga bisa dilihat di Sini.

Meski memiliki kemampuan komunikatif, tanaman umumnya tidak dianggap memiliki kecerdasan apapun. Namun, masih ada beberapa anggota komunitas ilmiah yang berpendapat hal ini belum tentu demikian. Penulis dan seorang peneliti Michael Pollan, yang mempelajari bidang neurobiologi tumbuhan, berpendapat bahwa tanaman ternyata lebih tanggap daripada yang diperkirakan banyak orang.

“They have analagous structure. They have ways of taking all the sensory data they gather in their everyday lives, integrate it and then behave in an appropriate way in response. And they do this without brains, which, in a way, is what’s incredible about it, because we automatically assume you need a brain to process information.”

"Mereka memiliki struktur analitik. Mereka memiliki cara untuk mengambil semua data sensorik yang mereka kumpulkan dalam kehidupan sehari-hari mereka, mengintegrasikannya dan kemudian berperilaku dengan cara yang tepat sebagai respon. Dan mereka melakukan ini tanpa otak, dimana, dengan sebuah cara, adalah sesuatu yang luar biasa, karena kita secara otomatis menganggap bahwa anda memerlukan otak untuk memproses informasi."

Saya rasa dengan mencoba untuk memahami cara-cara dari berbagai bentuk kehidupan di Bumi berkomunikasi dan bekerjasama satu sama lain memberi kita rasa jauh lebih luas tentang bagaimana sebenarnya kehidupan di Bumi ini. Dan ini juga menantang kita untuk mempertimbangkan apakah ada sistem interaksi antar organisme yang lebih kompleks, termasuk yang tidak dianggap cerdas, atau bahkan responsif oleh manusia.

Dalam kasus tanaman ini, tampaknya adalah sangat tidak biasa bahwa organisme ini, meski dianggap hidup, namun telah lama terdegradasi dalam pikiran masyarakat kita dalam arti yang paling harfiah bahwa tumbuhan tidak merespon apapun. Meski di sisi lain Al-Quran telah lama menjelaskan bahwa tanaman juga bertasbih layaknya yang di lakukan manusia yang berzikir mengingat Tuhannya. 

Mungkin ini memang saatnya bagi kita untuk mulai memperhatikan mekarnya bunga dan tanaman yang kita tanam atau kita konsumsi, dan seluk beluk interaksi mereka satu sama lain dalam lingkungannya, dengan memahami semua ini tentu akan semakin membuka wawasan kita untuk menghormati alam dengan jalan yang paling layak, serta menggiring kita untuk mengingat bahwa kekuasaan Allah memang sangat luas dan tanpa batas. Semoga anda berfikir dan Wassalamualaikum.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Surah Al-Isra ayat 44).