Benarkah pikiran manusia tidak terbuat dari materi?
science
Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Bagaimana manusia bisa berfikir, masih berada di dalam ranah misteri yang belum mendapat tempat yang dinamakan jawaban. Pertanyaan tentang ini selalu berkisar tentang masalah otak, namun perlu difahami, kita semua tahu bahwa otak merupakan materi nyata, sementara fikiran adalah sesuatu yang bersifat abstrak.
Apalah Pikiran Terbuat Dari Materi?
Lantas apa kaitan dengan fikiran dan otak dan bagaimana mereka bekerja masih belum diketahui. Adalah seorang bernama Lucien Hardy, fisikawan teoritis di Perimeter Institute di Kanada, telah mengusulkan sebuah studi untuk mengukur efek pikiran manusia terhadap hukum fisika. Secara sederhana, dia ingin membuktikan bahwa kesadaran manusia tidak terdiri dari materi.
Dengan menggunakan tes yang telah berusia puluhan tahun yang digunakan untuk membuktikan bahwa mekanika kuantum lebih dari sekadar teori liar, Hardy ingin menambahkan manusia sebagai variabel; Yakni jika hasil tes berubah, itu kelak akan berpengaruh besar pada manusia. Lantas, bagaimana dengan teknis pengujian tersebut?
Bell Test adalah sebuah tes berpengaruh yang dikembangkan pada tahun 1964 oleh John Bell yang pada dasarnya membuktikan bahwa partikel saling mempengaruhi satu sama lain. Percobaan tersebut mengambil dua partikel yang terjerat, dan mengirimkannya ke arah yang berlawanan.
Satu memotong ke arah lokasi A, dan yang lainnya ke lokasi B. Di sepanjang jalur dua partikel adalah detektor partikel yang dipasang secara acak untuk mengukur partikel tersebut, seperti spin mereka misalnya. Menggunakan generator bilangan acak, detektor mengukur pada waktu, rate, dan hal yang berbeda lainnya untuk memastikan pengujian ini benar-benar acak.
Hasilnya membuktikan satu hal bahwa alam semesta ini cukup mengejutkan karena hasil eksperimen yang menunjukkan tentang partikel terjerat ini, meski ketika mereka dipisahkan oleh jarak yang jauh, namun mereka tetap berperilaku sama.
EGG Headset, alat yang mampu membaca aktivitas otak |
Nah, Hardy telah mengusulkan untuk menciptakan kembali tes tersebut dengan sebuah tehnik baru. Yakni dengan mengirim partikel terjerat ke arah yang berlawanan sepanjang sekitar 100 kilometer, dia berencana menempatkan 100 orang di sepanjang jalur partikel tersebut dengan headset EEG (Headset yang mampu membaca aktivitas otak).
Dengan menggunakan sinyal otak dari 100 peserta, mereka akan membantu untuk mengatur detektor dan mengukur partikel ketimbang menggunakan generator bilangan acak. Dia kemudian akan membandingkan hasil uji ini dengan Bell Test sebelumnya. Jika hasilnya memiliki variasi, maka itu berarti bahwa kesadaran manusia telah mempengaruhi partikel tersebut. Menurut Hardy;
Jika anda melihat adanya pelanggaran teori kuantum saat anda memiliki sistem yang mungkin dianggap sebagai kesadaran, manusia atau hewan lainnya, itu pastinya akan menjadi luar biasa. Saya tidak bisa membayangkan hasil eksperimen yang lebih mengejutkan dalam fisika daripada itu. Kami ingin berdebat mengenai apa artinya itu.
Nah emosi muda, Saya pribadi berharap usulan tes tersebut segera dilakukan, dan jika dugaan Hardy selama ini benar, dan hasil tesnya adalah perubahan yang dia hipotesis selama ini, maka hal ini akan menjadi langkah pertama untuk membuktikan bahwa kesadaran manusia, pikiran, yang kadang-kadang disebut sebagai Kehendak atau Niat atau istilah lain sebagainya adalah tidak terdiri dari materi, namun ada dalam keadaan yang terpisah.
Selanjutnya, ini juga membuktikan bahwa pikiran dapat mempengaruhi materi serta hukum fisika yang mengatur dunia fisik ini, setidaknya pada tingkat sub-atomik. Apakah ini akan berarti bahwa kelak manusia bisa menggerakan benda dengan pikiran? Jika hipotesa itu benar, maka jawabannya itu sangat mungkin terjadi! Waalaikumsalam.