Alasan Kenapa Anda Harus Berhenti Dari Sosial Media

Alasan Kenapa Anda Harus Berhenti Dari Sosial Media

Alasan Kenapa Anda Harus Berhenti Dari Sosial Media

Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Artikel kali ini lagi-lagi memang kontroversi, saya bilang kontroversi karena saya sendiri membuat web sosial media, dan sekarang saya harus mengatakan kepada anda bahwa sebaiknya anda stop dari sosmed? Hello? Tapi beneran lho, kali ini saya serius, anda memang sebaiknya berhenti dari sosial media untuk kehidupan anda sendiri. Ingin tahu kenapa? Yuk kita cari tahu..

Kenapa Harus Berhenti Dari Sosial Media?

Ya kita semua memang memiliki saat dimana kita berbaring di tempat tidur, memelototi telepon, marah dengan kata-kata kasar pada seseorang yang melakukan tindakan bodoh atau pada tokoh politik yang mengeluarkan statement dungu, dan mungkin anda sendiri akan berpikir: "Mengapa saya melakukan ini? Siapakah orang-orang ini? Layar bodoh ini membuat saya sakit kepala. Sialan kamu, Zuckerberg! ”Tapi itu tidak berakhir di situ. Anda pergi tidur, bangun keesokan harinya, dan itu dimulai lagi dari awal. Terus menerus berulang menjadi siklus wajib yang entah kemana akan bermuaranya.

Faktanya, anda tidak sendirian. Semakin banyak orang di mana-mana mulai mempertanyakan nilai sebenarnya dari media sosial dalam kehidupan mereka. Kita semua sudah muak, dan tuan-tuan dan nyonya-nyonya terhormat, studi sains tidak berbohong akan hal ini.

Inilah sebabnya mengapa anda seharusnya harus menghapus Facebook anda dan membuang ponsel anda ke dalam kantong saya luar jendela, atau minimal anda hanya menggunakan itu saja untuk kepentingan bisnis anda dalam waktu terbatas, berikut alasan menurut ilmu pengetahuan tentang mengapa kita harus berhenti dari sosial media.

1. Berkontribusi Pada Gangguan Makan

Anda menjaga citra kehidupan diri sendiri, bekerja keras, makan dengan benar, dan anda peduli dengan penampilan anda dan cara orang melihat anda. Sayangnya, itu berarti anda mungkin lebih rentan terhadap perilaku yang disorot oleh tim peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh, yang menemukan beberapa korelasi menarik antara kesetiaan anda pada media sosial dan kecenderungan gangguan makan.

Kelompok itu menemukan bahwa, dari 1.165 orang dewasa AS berusia antara 19 dan 32 yang berpartisipasi dalam penelitian, orang-orang yang paling bergantung pada media sosial juga lebih dari dua kali lebih mungkin memiliki gangguan makan atau masalah tubuh. Sementara korelasi tidak selalu membuktikan sebab-akibat, hubungannya jelas. Ketergantungan waktu pada sosial media! Mereka seperti penyihir nan cantik jelita yang menyibukkan anda di setiap saat!

2. Membuatmu Bodoh

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the Royal Society Interface, sebuah tim ilmuwan penelitian mensurvei sekelompok 100 sukarelawan untuk mengukur bagaimana media sosial mempengaruhi kemampuan orang untuk memproses dan memahami informasi.

Hasilnya mencerahkan. Pada dasarnya, penelitian menunjukkan bahwa sementara media sosial dapat membantu orang memilih jawaban yang lebih baik untuk pertanyaan kompleks, namun mereka sama sekali tidak mempersiapkan diri mereka untuk pemikiran atau penalaran yang lebih intuitif.

Pada dasarnya, meski semua informasi jawaban ini sudah tersedia di ujung pikiran kita, tetapi kita tidak benar-benar mengetahui dan mulai melakukan omong kosong dengan semua itu. Kita tidak menjadi lebih baik atau lebih pintar, dan tentu saja kita tidak menjadi semakin baik, otak kita justru terganggu dengan rutinitas sosial media.

3. GPS Menjadikan Anda Sebagai Target

Setiap kali anda menggunakan penandaan GEO di sosial media untuk membuat semua orang tahu di tempat keren mana anda berada saat itu, malah hal itu akan membuat posisi anda terbuka lebar untuk apa pun yang ingin dilakukan orang yang melihatnya.

Dan jika anda berpikir orang tidak berpikiran untuk mengambil keuntungan dari titik lemah anda, maka anda salah, anda jelas belum melakukan pekerjaan rumah anda untuk hal ini. Prosesnya jauh lebih rumit, seseorang bisa memperhatikan anda dan memeriksa apa yang anda update di Facebook, anda menandai foto di Instagram di sebuah hotel yang anda kunjungi minggu lalu.

Semua ini membuka celah kerentanan diri anda sendiri, orang-orang yang tahu pola kehidupan anda bisa saja mulai merencanakan tindakan kriminal pada anda. Ada banyak aplikasi yang meski bukan Twitter, Facebook, atau Instagram, tetapi menggunakan koordinat GPS anda saat anda tidak menyadarinya, dan masing-masing dari mereka memastikan bahwa anda “ada dalam target mereka” setiap saat, ya setiap saat!

4. Merusak Hubungan Anda

Tidak perlu meminta wangsit dari dukun cabul untuk dapat mengetahui bahwa media sosial dapat merusak bahkan untuk hubungan yang paling mesra, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan kehadiran ponsel saja mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang-orang di depan kita. Kita bahkan tidak berbicara tentang terganggu oleh ponsel anda saat makan malam atau saat bersama keluarga.

Cukup memiliki telepon yang berhadapan langsung dapat berdampak negatif terhadap perilaku seseorang. Cukup memiliki ponsel di dalam ruangan dengan cukup untuk merusak kemampuan pasangan untuk membuat hubungan emosional yang intim. Jika anda ingin menjaga keadaan tetap sehat dan bahagia dengan orang-orang penting anda (atau bahkan keluarga, teman, dan kenalan), mungkin sudah waktunya untuk logout selamanya.

5. Mendorong Narsisme

Kita jelas bukan yang pertama kali mengatakan bahwa kaum Millenial saat ini mengalami masa sulit dalam hal reputasi. Kita hidup di dunia di mana banyak orang ingin mendapat perhatian sosial, orang-orang merasa mendapatkan piala kemenangan hanya karena telah muncul di layar sosmed dengan berbagai tingkah, mulai dari sekedar selfie di depan mall megah sampai nekat melakukan aksi berbahaya, dan "anak-anak saat ini" sulit memalingkan mata dari layar handphone.

Dan sementara itu didokumentasikan dengan baik bahwa generasi sekarang menghadapi banyak kritikan sosial, media sosial tentu saja membuat narsisme semakin keras. Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan penelitian dan artikel telah muncul yang menyinggung media sosial mempromosikan kecenderungan narsis daripada prinsip-prinsip membangun persahabatan dan jaringan.

Salah satu peneliti dari Western Illinois University melakukan penelitian dan bahkan menemukan bahwa perilaku sosial orang-orang di Facebook secara langsung berkorelasi dengan perilaku anti-sosial di kehidupan nyata mereka dan dengan tindakan promosi diri dan hak. Pada dasarnya, cukup hanya dengan mengakui diri anda sendiri tanpa ribet-ribet selfie begini begitu maka anda akan jauh lebih bahagia. Pamer kebahagian justru menunjukkan bahwa anda sebenarnya kurang bahagia.

6. Menyebabkan Depresi

Ketika sebuah tim peneliti dari University of Pittsburgh melakukan penelitian pada 1.787 orang untuk mengukur hubungan mereka dengan media sosial dan kecenderungan mereka untuk depresi, mereka menemukan lebih dari seperempat peserta memiliki indikasi depresi yang “tinggi”.

Yang lebih buruknya, tim menemukan korelasi langsung antara jumlah waktu yang dihabiskan orang di media sosial, dan kemungkinan mereka mengalami depresi. Tetapi sekali lagi, ini seharusnya tidak mengejutkan. Kita semua hidup semampu kita, tetapi ketika media sosial kita dibanjiri tabloid dan berita sampah, dengan berita buruk, maka akan sangat sulit untuk melihat semuanya secara positif. 

Belum lagi jika kita ikut terjun dalam persaingan pamer kehidupan, akan dengan sangat mudah mengalami depresi jika orang-orang lain bisa menunjukkan narsisme yang lebih hebat, ingin selfie cantik? Ramai yang lebih cantik! Mau tunjuk makan-makan mewah? Noh rame juga tuh yang makan mewah sambil naik lamborgini. Stop! Anda akan terkejut melihat betapa nikmatnya hidup setelah melepaskan diri dari sosial media.

7. Mengacaukan Alur Kerja Anda

Jika kita di minta untuk menebak, kita mungkin akan mengatakan bahwa kita menggunakan media sosial sekitar 75% untuk kelalaian, dan 25% untuk mengikuti teman dan keluarga dan memperbarui informasi untuk masa depan dalam hidup anda. Apakah itu benar? Besar kemungkinan adalah ya itu benar.

Nah, sebuah studi dari University of Bergen menemukan bahwa penggunaan media sosial yang berkepanjangan di kantor berkorelasi langsung dan bersifat negatif dengan kinerja pekerjaan. Dalam kasus awam, ketika penggunaan media sosial naik, produktivitas kerja pribadi menjadi turun. Sebuah penelitian yang memiliki sekitar 11.000 peserta, memang menemukan bahwa hasil bervariasi berdasarkan hal-hal seperti usia, jenis kelamin dan kepribadian, tetapi korelasi tetap jelas di seluruh demografi yang berbeda-beda. Paling tidak, tutup telepon anda di tempat kerja jika anda ingin menyelesaikan pekerjaan anda.

8. Meningkatkan Mob Mentality

Mentalitas Mob atau Herd pada dasarnya adalah mempromosikan ide bahwa jika lebih banyak orang merasakan cara tertentu tentang satu hal atau lainnya, maka orang-orang itu benar dalam perasaan mereka terlepas dari konteksnya seperti apa. Ini tekanan dasar dari sesuatu yang disebut tren.

Jika rasanya semua orang melakukannya, seolah-olah itu pasti benar dan bagus. Sebuah studi dari HP Labs menemukan bahwa jejaring sosial membuka peluang lebih banyak bagi orang untuk menerima tekanan mentalitas seperti ini. Nah jika anda berpikir bahwa sosial media adalah tentang ekspresi individu dan pemikiran pribadi, anda sebaiknya mempertimbangkan kembali pemikiran anda tersebut.

Nah sekarang anda telah mengetahui dampak buruk dari sosial media bukan? Memang hasil sangat bervariasi, namun korelasi itu tetap ada. Sekarang sudah saatnya anda untuk membatasi penggunaan facebook dan mulailah beralih ke sosial media saya findaha.com ke kehidupan nyata anda sesungguhnya.Semoga kita semua berfikir dan Wassalamualaikum.