Adsense VS Microstock - Manakah Lebih Unggul?
Bisnis blogterimakasih.eu.org - Halo emosi muda,.. Assalamualaikum. Rasa-rasanya sudah jarang sekali saya mengupdate tulisan di blog ini. Mungkin sudah berbulan-bulan (blogger apaan ini?). Dan dalam kesempatan kali ini sekaligus menuangkan kangen menulis disini saya akan menulis sesuatu yang mungkin menarik bagi anda.
Perbandingan Penghasilan Adsense VS Microstock
Sejak tahun lalu saya mencoba serius untuk merintis penghasilan microstock di samping penghasilan utama saya di Google Adsense. Saya memfokuskan diri di situs terbesar microstock yakni Shutterstock.
Bermodal ponsel kentang dan ilmu fotografi yang minim, langsung saja saya mengambil beberapa shoot foto dan video footage terbaik menurut saya, disamping itu saya juga berusaha mendesain vector sederhana untuk saya upload sebagai alternatif di Shutterstock. Lumayanlah, mungkin sekitar 75% upload saya di approved.
Berbicara tentang hasil, ini pastinya sangat relatiflah, tergantung banyak faktor yang gak bisa disebutkan satu-persatu, dan dibawah saya menuliskan beberapa kelebihan dan kekurangan keduanya. Selamat membaca.
Kelebihan Adsense
1. Modal relatif kecil
Baik seorang blogger ataupun youtuber tentunya mengetahui bahwa untuk memulai sebuah blog atau channel Youtube tidak membutuhkan modal yang begitu besar, cukup hanya sebuah laptop bagi seorang blogger, atau ditambah sebuah kamera bagi seorang Youtuber.
Namun perhitungan modal kecil ini bisa berubah jika berada dalam kondisi spesifik dimana seorang Youtuber misalnya membutuhkan komputer berspesifikasi tinggi untuk mengedit video beresolusi tinggi. Atau mungkin sebuah kamera berkualitas yang umumnya berharga mahal.
2. Penghasilan bisa unlimited
Penghasilan Adsense bagi seorang blogger maupun Youtuber sangat bergantung pada jumlah view ataupun visitor yang ada. Semakin banyak view dengan klik iklan di dapat, tentu semakin tinggi pula penghasilan yang ada.
Juga sebaliknya lho. Nah pasif income dari Adsense memanglah bisa tidak terbatas, mulai dari jutaan rupiah perbulan hingga puluhan milyar rupiah bisa di raih. Besarnya pernghasilan ini sangat bergantung pada etos kerja, konsistensi dan upaya anda dalam meraih pengunjung.
3. Berpotensi populer (blogger atau youtuber terkenal)
Tidak diragukan lagi ada begitu banyak youtuber maupun blogger ternama, tidak hanya mendapatkan penghasilan dari adsense, mereka juga sering mendapat kontrak endorsement, menjual produk pribadi hingga di undang ke dalam acara-acara tertentu.
Menjadi Youtuber atau blogger terkenal? Sangat mungkin, tapi tentunya butuh perjuangan yang berat pula plus waktu yang dibutuhkan.
4. CPC tertinggi bisa menembus puluhan atau ratusan dollar per klik iklan
Berapa sih rata-rata nilai perklik iklan Adsense? Ini sangat bergantung pada asal visitor, niche dan dinamika pengiklan. Nilai CPC tertinggi bisa menembus 100 sampai 200 dollar saat ini, atau berkisar di angka 1.5 juta hingga 2.5 juta rupiah.
Kekurangan Adsense
1. Potensi banned akun
Bukan barang baru jika publisher Adsense mendapat banned. Mulai dari pelanggaran hak cipta, kecurangan hingga sebab yang tidak diketahui.
Resiko ini sangat nyata, anda bisa di banned kapan saja. Tidak ada hal nyaman dalam kasus ini, sehebat apapun seorang blogger dan youtuber, tetapi Google telah menulis sejarah bahwa mereka bisa saja membanned usernya dengan alasan tertentu yang bahkan terkadang gak jelas.
2. Masalah Approval
Di terima sebagai publisher Adsense memang menjadi impian bagi banyak konten kreator, namun tidak semudah yang dikira. Ada banyak kriteria yang harus dipenuhi untuk monetisasi blog atau channel youtube anda.
Ini membutuhkan perjuangan dan kerja keras yang tidak mudah. Toh ada banyak konten kreator yang masih bergulat mengatasi masalah ini, hal yang sama pula memicu bisnis jual beli akun Adsense manjadi marak, karena terkadang konten yang sudah memenuhi standar sekalipun belum tentu mendapat approval dari Google Adsense.
3. Tool SEO relatif mahal
Visitor adalah kunci penghasilan Adsense, tanpa visitor, blog atau channel youtube anda hanya seperti onggokan kuburan yang terduduk di sudut terpencil internet. Anda harus memenuhi standar SEO untuk bisa mendapatkan pengunjung.
Mulai dari promosi manual, sosial media, backlink, kualitas konten hingga psikologi judul, niche hingga level persaingan membutuhkan riset yang tidak sedikit, anda membutuhkan beberapa tool untuk menganalisa blog atau channel youtube anda demi mendapatkan visitor yang layak.
4. Menguras waktu
Ya memang menguras waktu! Pesimis? Mundur saja deh biar saingan berkurang hehehehe. Jika anda seorang blogger, anda perlu memperhitungkan investasi waktu anda untuk menulis artikel. Youtuber? Juga sama bro!
Riset dan hunting video juga editing cukup menguras waktu. Ini butuh dedikasi tinggi untuk membuat konten berkualitas. Tanpa konten yang baik, tentu saja anda akan kesulitan membangun brand anda di internet.
5. Persaingan search engine cukup sengit
Algoritma mesin pencari selalu berubah di sepanjang waktu, tidak ada zona berhenti belajar. Hari ini bisa jadi blog atau channel Youtube anda sedang populer, namun di lain hari belum tentu.
Jika anda mengandalkan visitor berbasis mesin pencari, maka anda perlu mempertimbangkan perubahan algoritma mesin pencari tersebut, untuk mengakali hal ini anda membutuhkan sebuah branding yang kuat yang tetap mengikat pengunjung anda agar tetap setia menonton video Youtube atau membaca blog anda.
6. Masalah hak cipta & UU ITE
Hak cipta memang masih menjadi masalah paling umum di temukan dalam konten kreator, coba lihat ada berapa banyak orang yang mencuri tulisan artikel di blog ataupun youtuber yang mencuri video orang lain.
Masalah lainnya adalah konten yang melanggar UU ITE, ada banyak kasus dimana seorang konten kreator mungkin belum pernah di ajari bapaknya tentang moral dan adab, sehingga membuat konten yang menjurus kepada fitnah. Anda perlu mewaspadai akan hal ini mas bro.
Karena hal ini sering memicu pertikaian dan tak jarang berakhir dengan banned akun meski sedikit sekali yang berakhir di meja pengadilan.
Kelebihan Microstock
1. Memiliki banyak market stock
Microstock memiliki begitu banyak pasar populer untuk anda menjual karya anda (foto, video, vector), siapa yang tak kenal Shutterstock, Getty Images ataupun Alamy? Belum lagi market lainnya.
Semua pasar ini sangat potensial bagi anda yang hobi berburu foto menarik maupun hobi mendesain karya digital. Anda bisa menjual karya anda di banyak tempat sekaligus tanpa harus khawatir dengan masalah duplikat konten yang sering dihadapi para pemain Adsense. Daftar Shutterstock di SINI.
2. Penghasilan bisa cukup besar (namun tidak sebesar unlimited earning di Adsense)
Anda bisa mendapatkan penghasilan besar di market-market microstock, penghasilan ratusan maupun ribuan dollar sangat mungkin di raih disini.
Ada banyak fotografer yang sukses, juga para pendesain digital lainnya dengan menjual karya mereka di market-market ini.
Namun tentu penghasilan besar ini membutuhkan proses yang tak mudah juga, anda butuh untuk mengupload karya anda sebanyak mungkin dalam portopolio anda, semakin banyak karya, semakin besar pula pilihan kemungkinan karya anda terjual.
3. Pekerjaan relatif santai
Ya memang santai bro. Jika anda seorang fotografer, anda hanya perlu hunting foto-foto menarik di lingkungan anda, atau minimal menggunakan ponsel berkamera bagus untuk mengambil gambar objek di sekeliling anda. Anda juga bisa merekam video footage singkat juga bro!
Jika anda seorang desainer, anda hanya butuh duduk di meja kerja anda dan mulai berpikir untuk mendesain vector atau logo apalah. Setelah itu kemudian langsung mengupload karya anda di website microstock favorit anda.
4. Nilai jual lisensi tertinggi bisa menembus ratusan hingga ribuan dollar per download
Karya anda di beli berdasarkan lisensi, jadi jenis lisensi yang ada mempengaruhi harga jual. Lisensi penggunaan sangat terbatas bisa dihargai cukup murah, sekitar 0.10 dollar saja perdownload.
Namun lisensi penggunaan yang lebih luas untuk komersial bisa menembus ribuan dollar hanya dalam sekali download!
Jadi, anda akan melihat variasi harga dalam karya anda yang di download, mulai dari 0,10 dollar, 2, 3, 4, puluhan dollar, ratusan dollar hingga ribuan dollar.
5. Tidak terpengaruh Algoritma mesin pencari
Anda tidak perlu pusing memikirkan SEO di microstock, karena market-market ini sudah memiliki banyak klien yang akan membeli karya anda. Di samping mereka juga sudah memiliki branding yang kuat di mata mesin pencari.
Yang anda perlukan hanya riset kata kunci karya anda, deskripsikan karya anda dengan kata-kata yang sesuai untuk mempermudah klien anda memahami dan membeli produk karya anda. Itu saja!
6. Karya bisa di download secara tidak terbatas
Satu foto saja yang anda upload bisa di download ratusan hingga ribuan kali, bayangkan berapa besar potensi yang ada. Kecuali foto atau karya anda dibeli secara eksklusif dengan lisensi penuh hak cipta maka foto anda akan dihapus, klien yang membeli lisensi penuh ini akan rela menggelontorkan dana hingga puluhan ribu dollar (ratusan juta rupiah) hanya untuk memiliki hak cipta karya anda. Menarik bukan?
Nah itu hanya satu foto saja, bayangkan jika portofolio anda berisi ribuan foto atau vector, tentu potensi menjaring pembeli akan semakin membesar karena mereka melihat ada banyak pilihan dalam karya anda.
7. Stock tidak pernah outdate kecuali mode editorial
Sebuah foto yang bagus akan tetap menarik di sepanjang masa. Tidak perduli seberapa tua foto yang ada. Foto-foto anda di beberapa tahun lalu masih berpotensi untuk dijual di market microstock, tidak ada kata outdate disini kecuali foto anda berada dalam mode editorial.
Mode editorial adalah ketika anda mengambil sebuah foto atau video dalam momen tertentu, misal anda mengambil gambar seorang lelaki yang sedang membuat helikopter pada tanggal dan wilayah tertentu. Nah tentunya foto ini akan relevan pada saat tertentu saja untuk kebutuhan berita atau dokumentasi. Namun foto editorial tetap memiliki nilai jual di masa depan jika dibutuhkan sewaktu-waktu oleh pembeli karya anda.
Kekurangan Microstock
1. Potensi banned akun
Banned akun dalam microstock sangat jarang terjadi, umumnya hanya terjadi pada stocker kurang ajar yang mencuri foto atau desain orang lain di internet dan kemudian menguploadnya di market microstock.
Market-market ini tidak akan memberi toleransi pada pencurian hak cipta. Akun anda akan di banned permanen jika anda ketahuan menjual karya orang lain, dan jika anda berada di negara dengan hukum hak cipta yang lebih tegas seperti di negara-negara Eropa, maka bersiap-siaplah anda menuju ke jeruji besi.
2. Pembayaran umumnya hanya via Paypal & Cheque
Selama saya bermain di microstock, saya masih belum menemukan market microstock yang membayar klien mereka dengan pembayaran trasnfer tunai via bank.
Umumnya mereka menggunakan Paypal dan Cek untuk pembayaran, tentunya ini kurang efesien bagi mereka yang lebih menyukai transfer tunai.
3. Butuh komputer berspesifikasi tinggi untuk desain
Kebutuhan ini eksklusif jika anda yang lebih memilih menjual desain digital ketimbang menjual foto atau video footage. Desain vector memang merupakan produk yang paling mudah terjual dibandingkan dengan foto atau video footage.
Namun desain yang bagus membutuhkan komputer dengan kebutuhan prosessor, RAM dan kartu grafis yang tinggi pula, terutama untuk kebutuhan desain 3D.
Namun ini tidak menjadi masalah jika anda lebih memilih untuk menjual karya fotografi dan videografi yang hanya membutuhkan sebuah kamera ataupun cukup hanya sebuah smartphone saja seperti yang saya lakukan.
4. Masalah Approval
Meski anda hanya butuh mengunggah karya dan mengisi deskripsi karya anda, tapi belum tentu karya anda diterima begitu saja. Ada beberapa faktor yang harus anda ketahui sebelumnya.
Yakni foto yang anda upload mestilah unik, karya anda sendiri, tidak meniru karya orang lain, objek harus fokus, tidak noise, horizon mesti seimbang, terbaik menggunakan rasio emas, cukup cahaya dan minimal dengan resolusi 4 megapixel (saat ini rata-rata smartphone sudah memiliki resolusi diatas 10 mega pixel).
Jika foto atau video anda hanya berisi objek umum saja seperti pemandangan, alat-alat rumah tangga, landscape, background dan lain-lain tanpa menunjukkan seseorang (manusia), plat nomor kendaraan, nama bangunan, ataupun informasi sensitif lainnya, maka anda bisa langsung menguploadnya tanpa dokumen apapun.
Namun jika anda mengambil foto yang menunjukkan seseorang, anda bisa mengunggah dokumen property release (persetujuan dari model foto) untuk mode komersial, atau memilih mode editorial yang tidak membutuhkan dokumen apapun.
Demikian juga jika anda ingin menjual stock video footage, standar yang sama juga digunakan. Terbaik ambil video footage dengan resolusi 4K dan minimal durasi selama 5 detik (harga video footage biasanya lebih mahal ketimbang foto biasa.
Berbeda dengan desain vector yang cenderung lebih mudah diterima. Untuk desain vector anda hanya butuh keunikan dan resolusi dinamis.
Jadi, manakah yang lebih unggul? Adsense atau Microstock?
Sekali lagi saya nyatakan jawabannya sangat relatif, tergantung kepada pemainnya masing-masing. Namun keduanya masing-masing memiliki potensi penghasilan yang sangat menjanjikan.
Atau anda bisa menjadikan keduanya sebagai alternatif pasif income dengan bekerja sambilan? Tidak salah juga lho mengisi waktu luang dengan hal-hal bermanfaat seperti menggarap keduanya. Mungkin bisa jadi sebagai penghasilan tambahan untuk kebutuhan anda sehari-hari.
Saya sendiri juga memilih microstock sebagai penghasilan bulanan di samping Adsense dengan hasil yang saya rasa cukup lumayan. Dengan lebih dari 3000 gambar di portofolio saya di Shutterstock, dan saya berencana ingin menggarap microstock lainnya seperti Alamy, Adobe Stock dan iStock.
Jika anda tertarik dan ingin mencoba microstock dengan mengunggah foto-foto di ponsel atau kamera anda, nah anda bisa mendaftar di link berikut: Shutterstock.
Oke, demikian artikel saya tentang perbandingan antara Adsense VS Microstock yang mungkin bisa menginspirasi dan menambah pengetahuan anda. Semoga bermanfaat dan Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.