Tornado Woldegk 1764: Terkuat dalam Sejarah
SejarahPada tanggal 29 Juni 1764, hampir seluruh penduduk kota Woldegk berada di gereja menghadiri hari pertobatan dan doa. Yang juga dikenal sebagai Buß und Bettag, sebuah hari libur umum yang dirayakan di Saxony di mana orang Jerman pergi ke gereja untuk berdoa dan menunjukkan penyesalan atas dosa-dosa mereka dan merenungkan iman mereka kepada Tuhan.
Saat masih berada di gereja, angin topan tornado yang kuat memporakporandakan Mecklenburg-Western Pomerania, menghancurkan rumah dan lumbung serta menumbangkan pohon. Terlepas dari sifat alami dari angin puting beliung, uniknya, hanya satu orang yang kehilangan nyawanya, sisanya aman di dalam dinding batu gereja yang kokoh. Dapat diasumsikan bahwa seandainya tornado terjadi pada hari lain, jumlah korban tewas pasti akan lebih banyak.
Ukiran tembaga oleh Gottlob Burchard Genzmer yang menunjukkan badai tornado. |
Tornado Terkuat yang Pernah Ada
Pada saat itu, ilmu sains masih dalam masa tahap pertumbuhan, kebanyakan orang buta huruf dan peristiwa cuaca yang aneh seperti angin topan dan tornado memang terjadi tanpa peringatan sama sekali.
Tidak ada instrumen apapun untuk mengukur tingkat keparahan peristiwa cuaca ini, dan hanya dengan menyatukan informasi yang dikumpulkan dari laporan saksi mata dan penilaian kerusakan, untuk menyiapkan laporan tentang insiden ini.
Seorang ilmuwan Jerman Gottlob Burchard Genzmer melakukan pekerjaan luar biasa di sini meneliti badai yang melanda Woldegk dan menerbitkan laporan terperinci tentang kejadian tersebut enam bulan kemudian.
Berkat karyanya yang brilian, kita sekarang tahu bahwa tornado Woldegk adalah topan F5 dalam skala Fujita (atau T11 dalam skala TORRO) tertinggi yang pernah ada, menjadikannya salah satu tornado terkuat yang pernah didokumentasikan dalam sejarah.
Deskripsi badai berikut dan rutenya didasarkan pada laporan Genzmer. Peta Genzmer yang menunjukkan jalur tornado.
Pelat tembaga karya Genzmer Menunjukkan berbagai jenis kerusakan hutan akibat angin puting beliung. |
Tornado mendarat sekitar 1,5 km barat daya Feldberg tepat setelah pukul satu siang. Hembusan kuat berputar dengan kecepatan fantastis itu menumbangkan beberapa pohon ek dan beech, dan saat bergerak ke timur laut, topan tornado sempat mengangkat dua orang anak dan melemparkannya ke danau. Pada titik ini, tornado diyakini memiliki kekuatan F2-F3. Saat angin smenjadi emakin kencang, langit mulai menurunkan hujan es seukuran kepalan tangan dan beratnya mencapai setengah kilogram. Hujan es itu membunuh beberapa ekor angsa.
Kemudian tornado itu bertambah lebarnya sekitar 100 meter, dan saat melintasi danau, angin itu menyebabkan permukaan air naik dan kemudian danau pun surut. Setelah menyeberangi danau, tornado menghancurkan sebuah rumah, menerbangkan atap dan merobohkan dinding. Pada bangunan inilah, satu-satunya kematian akibat tornado itu terjadi.
Tornado kemudian bergeser ke utara dan benar-benar menghancurleburkan hutan kayu beech. Lantas tornado itu semakin membesar dengan memiliki lebar 225 meter dan kekuatannya semakin meningkat. Mungkin statusnya sudah naik menjadi berkekuatan F3-F4.
Menumbangkan beberapa pohon ek yang kuat dan melemparkannya setinggi 35 meter ke udara. Tornado itu juga menyapu tanah, menghancurkan tanaman, rumput dan tanah di lapisan atasnya. Tornado kemudian berbelok ke timur laut, di mana ia benar-benar menghancurkan hutan Lichtenberg.
Tak lama setelah muncul dari hutan Lichtenberg, tornado mencapai intensitas kekuatan puncaknya. Menghancurkan sebuah rumah besar dengan peternakan yang berdekatan. Banyak dari pohon ek tercabut dari tanah dan melempar batu bulat besar seberat 75 kilogram. Laboratorium Badai Eropa memperkirakan bahwa kecepatan angin tersebut sekitar 300 mil per jam (480 km/jam). Seorang saksi mata melihat beberapa ekor burung terperangkap di dalam pusaran badai tersebut.
Kerusakan Parah
Di reruntuhan 'Rothe Kirche', tornado tersebut berhasil menumbangkan pohon ek tua dan bahkan mengangkat kerangka tengkorak dari kuburan. Tornado mencapai lebar maksimum 900 meter dan sudah menyebabkan kerusakan parah pada hutan pohon ek dan beech, diikuti oleh sebuah rumah besar dan beberapa lumbung.
Lebih jauh ke timur laut, tornado menghantam kawanan angsa di udara, membunuh beberapa dan melukai 60-100 lainnya. Tornado akhirnya menghilang di Helpte setelah bergerak selama satu jam, di mana ia meninggalkan jejak kehancuran sepanjang 30 km.
Genzmer, seorang teolog Lutheran, tutor dan naturalis, mengunjungi lokasi bencana sekitar dua bulan kemudian. Dia dengan cermat mencatat kerusakan, mengukur keliling batang pohon ek besar yang tercabut di sepanjang jalan, dan ketebalan dinding pondasi tempat rumah pernah berdiri.
Dia mondar-mandir di jarak yang terbentang antara lumbung dan atap yang tertiup angin. Dia membuat sketsa dari batang kayu ek yang patah dan cabang yang bengkok. Dia bertanya tentang kondisi cuaca yang tepat pada hari badai, dan mewawancarai orang-orang yang melihat angin puting beliung, dengan hati-hati memeriksa kredibilitas mereka agar informasi yang ada tetap setia pada kebenaran di lapangan.
Pengamatan Genzmer menghasilkan laporan rinci 56 halaman, 77 paragraf yang dia terbitkan sebagai buku. Dan itu tetap menjadi salah satu kesaksian terpenting dalam sejarah sains sejak masa itu.
Laporan Genzmer, meskipun sangat langka, telah dilupakan selama hampir 250 tahun sampai digali kembali dari arsip Perpustakaan Negara Bagian Mecklenburg-Western Pomerania di Schwerin oleh fisikawan Heidelberg Bernold Feuerstein, yang bekerja secara intensif pada peristiwa cuaca ekstrem dan terlibat dalam organisasi. seperti Skywarn dan ESSL (Laboratorium Badai Parah Eropa).
“Laporan tersebut memberikan deskripsi yang sangat rinci tentang peristiwa tersebut, yang masih memenuhi standar saat ini. Tidak ada referensi untuk peristiwa supranatural. Genzmer menghasilkan dengan sangat empiris. Ini tentang fakta, deskripsi peristiwa, bukan penjelasan,” jelas Feuerstein.
Thomas Sävert, ahli meteorologi di Meteogroup Severe Weather Center dan ahli cuaca ekstrem, menyatakan persetujuannya: “Ini unik untuk tornado sebesar ini. Pada akhir abad ke-18, periode yang sangat sedikit kita ketahui, itu sangat jarang terjadi.
Referensi:
# A violent tornado in mid-18th century Germany: the Genzmer Report, ECSS 2015 - European Conference on Severe Storms At: Wiener Neustadt, Austria
# Der Jahrtausendtornado von Woldegk vom 29. Juni 1764, Norddeutscher Rundfunk